Profil Marsekal Hadi Panglima TNI yang Segera Pensiun, Jenderal Andika Perkasa Jadi Penggantinya?

Berikut sosok Marsekal Hadi Tjahjanto yang segera pensiun dan lepas jabatan Panglima TNI.

Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., 

TRIBUNPALU.COM - Berikut profil Marsekal Hadi Tjahjanto yang segera pensiun dan lepas jabatan Panglima TNI.

Marsekal Hadi diperkirakan pensiun pada akhir tahun 2021.

Adapun calon pengganti Marsekal Hadi sebagai Panglima TNI berikutnya diprediksi adalah Jenderal Andika Perkasa.

Saat ini Jenderal Andika Perkasa menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD).

Sosok pemimpin tertinggi TNI Marsekal Hadi bukanlah orang sembarangan.

Ia memiliki darah militer yang mengalir dalam keluarganya.

Baca juga: Temui Menteri Perdagangan, Longki Djanggola Curhat Soal Pembangunan Pasar Simpoang Banggai

Baca juga: Siswi SMP Bunuh Diri Usai Nikah Siri, Sempat Menolak karena Masih Mau Sekolah

Baca juga: Live Streaming MasterChef Indonesia 8 Episode Perdana, Chef Arnold: Kamu Masak Bar-bar Sekali Yaa

Berikut selengkapnya profil dan biodata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dilansir dari tribunjabar.id dalam artikel 'Inilah Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Terkenal Dijuluki Otak Setan, Sempat Dipandang Sebelah Mata'

1. Dari keluarga militer

Ayah Hadi Tjahjanto, Bambang Sudarto merupakan jebolan TNI AU.

Bambang merupakan sersan mayor yang pernah berkarier di Lanud Abduralchman Saleh.

Bambang Sudarto bisa dikatakan beruntung memiliki putra seperti Hadi Tjahjanto.

2. Punya otak encer

Putranya lahir sebagai anak yang memiliki otak encer.

Sejak di bangku sekolah, Hadi Tjahjanto populer di antara teman-temannya. Ia dikenal sebagai siswa yang cerdas.

Pria kelahiran Malang, 8 November 1963 ini makin terkenal cerdas saat duduk di bangku SMA.

Diketahui, ia adalah lulusan SMA Negeri Lawang, di Malang.

Seperti yang dimuat Kompas.com, saat SMA Hadi Tjahjanto mengambil jurusan IPA.

Saking cerdasnya, Panglima TNI Hadi Tjahjanto kerap dijuluki ' otak setan ' oleh teman-teman sekolahnya.

Sebutan itu bahkan kerap dikatakan teman-temannya ketika bertemu dengan Bambang Sudarto.

Julukan otak setan tersebut tak lepas dari sosok Hadi Tjahjanto yang bisa mencerna pelajaran secara mudah dan cepat.

"Temannya kalau ketemu saya bilang, Hadi itu memang otak setan," ujar sang ayah.

Kecerdasan ini pula yang mengantarkan Hadi Tjahjanto bisa meneruskan jejak sang ayah.

3. Dipandang sebelah mata

Ia melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Udara.

Tak hanya itu, Hadi Tjahjanto pun sempat belajar di Sekolah Penerbang TNI AU.

Pada masa awal kariernya, ia tergolong biasa saja.

Hal ini disampaikan Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama (Purn) TNI Dwi Badarmanto.

"Lulus Akabri 86. Kalau lihat kariernya sebelum bintang 1 itu biasa-biasa saja," ujar Dwi.

Ia bahkan sempat dianggap dipandang sebelah mata. Kala itu, Hadi Tjahjanto masih menjadi penerbang pesawat angkut ringan.

Dari 1988 hingga tahun 2000, tak terlihat dari sosok Hadi Tjahjanto akan menjadi orang besar yang berkuasa.

"Dari penerbang pesawat angkut ringan, orang sudah melihat sebelah mata, tapi Tuhan berkata lain," katanya.

4. Sempat berontak

Masih dilansir dari sumber yang sama, kala itu ia sempat mendengar celotehan Hadi Tjahjanto.

Hadi disebut sempat berontak dalam hatinya karena tugas yang diembannya.

Mulanya ia sempat ditempatkan di Pangkalan Udara Hussein Sastranegara.

Namun, ujungnya ia malah ditugaskan sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo.

Namun, siapa yang bisa menebak nasib seseorang, Hadi Tjahjanto memiliki keberuntungan besar dalam perjalanan kariernya.

Ia yang dulu dipandang sebelah mata justru menjadi orang paling berkuasa di militer Indonesia.

Sejak ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI pada 2017 menggantikan Gatot Nurmantyo, Hadi Tjahjanto terpilih pada usia 54 tahun.

Sebelum menjadi panglima TNI, Hadi Tjahjanto mendampingi Presiden Jokowi bekerja menjadi Sekretaris militer.

Hadi Tjahjanto juga pernah menjabat Irjen di Kementerian Pertahanan.

Hadi Tjahjanto pun pernah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional hingga 2013.

Melansir dari Wikipedia, berikut secara lebih detail karier kemiliterannya:

- Perwira Penerbang Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1986–1993)
- Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1993)
- Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1996)
- Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarmo (1997)
- Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Pangkalan Udara Adi Soemarmo (1998)
- Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI (1998)
- Instruktur Penerbangan Pangkalan Udara Adi Sucipto (1999)
- Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Pangkalan Udara Adi Sucipto (2000)
- Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I (2001)
- Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (2004)
- Kepala Dinas Personel Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2006)
- Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara (2007)
- Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo (2010–2011)
- Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI (2011)
- Perwira Menengah Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara (2011)
- Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (2011–2013)
- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (2013–2015)
- Komandan Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2015)
- Sekretariat Militer Presiden (2015–2016)
- Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (2016–2017)
- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (2017–2018)
- Panglima Tentara Nasional Indonesia (2017–sekarang).

Akan digantikan Jenderal Andika Perkasa?

Untuk prediksi calon Panglima TNI selanjutnya, perhatian publik mengarah pada Jenderal Andika Perkasa.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu disebut paling berpeluang menduduki jabatan Panglima TNI.

Salah satu alasannya adalah Jenderal Andika Perkasa telah sukses melakukan terobosan di tubuh TNI AD selama menjabat KASAD.

Hal ini diungkapkan oleh Pengamat militer Aris Santoso dalam tayangan di Kompas TV.

Menurut Aris, Jenderal Andika paling berpeluang menjadi Panglima TNI selanjutnya, terutama karena kepopulerannya di media.

Selain itu, Andika dianggap berhasil melakukan berbagai terobosan.

“Andika berhasil memberi solusi cepat bagi problem berlarut di TNI AD, yaitu surplus pati yang sudah berlangsung bertahun-tahun,” kata Aris Santoso.

Meski begitu, Jenderal Andika Perkasa sering disangkutpautkan terkait hubungannya sebagai menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Hal senada juga diungkapak Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.

Ia menyatakan dukungan pada Jenderal Andika Perkasa.

Meski begitu, Effendi mengatakan, semua pimpinan matra TNI, baik Angkatan Laut dan Angkatan Udara juga berpeluang menjadi Panglima TNI yang baru.

“Saya kira suksesi panglima TNI yang akan berakhir memang 3 kepala staf (matra TNI) semua memiliki peluang,” ujar Effendi kepada KompasTV, Jumat (28/5/2021).

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Anggota Komisi I DPR Minta Percepat Pergantian Panglima TNI, Dukung KSAD Andika Perkasa'

Effendi menyebut, ketiga pimpinan matra TNI memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi Panglima TNI yang baru.

“Kalau dilihat dari sisi kemampuan, mereka semua saya kira kemampuannya berada di atas rata-rata,” kata Effendi.

Effendi mengakui, Jenderal Andika Perkasa, yang telah menjabat selama dua tahun lebih, punya peluang terbesar.

“Apakah Jenderal Andika Perkasa lebih berpeluang, saya kira iya,” ucapnya.

Meski begitu, keputusan soal pemilihan Panglima TNI baru ini tetap berada di tangan Presiden Jokowi.

“Tetapi, berpulang lagi kepada Presiden untuk melihat apakah saat ini dan saat yang akan datang dibutuhkan figur kepemimpinan Jenderal Andika untuk memimpin TNI yang terdiri dari 3 matra,” beber Effendi.

“Faktor-faktor Ini sangat berpengaruh pada keputusan politik dari Presiden Jokowi,” imbuhnya.

Bagaimanapun, Effendi tetap menyebut, Andika Perkasa layak menjadi Panglima TNI.

“Kalau dari sisi persyaratan, kepatutan dan seluruh persyaratan lainnya dari sosok Jenderal Andika sudah sangat mumpuni,” ujarnya.

Politikus PDIP itu juga mendorong pergantian Panglima TNI lebih cepat berjalan pada tahun ini.

“Lebih cepat, lebih baik agar bisa terjadi restart atau bangkitnya kembali sistem pertahanan negara yang menjadi komponen utama adalah TNI.

Menurutnya, TNI perlu melakukan banyak pembenahan agar menguatkan pertahanan negara.

“Banyak sekali yang harus dibenahi. Dan ini harus sinergi dengan Kementerian Pertahanan, jangan jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.

Sosok Panglima TNI yang baru ini, kata Effendi, perlu memunculkan sinergi antara ketiga matra TNI dengan Kementerian Pertahanan serta Menteri Pertahanan.

“Kalau Jenderal Andika Perkasa diberi kesempatan menjadi Panglima TNI saat ini, maka akan ada waktu. Kurang lebih ada 2 tahun melakukan pembenahan yang total,” pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Biodata Marsekal Hadi yang Segera Lepas Jabatan Panglima TNI, Digantikan Jenderal Andika Perkasa?

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved