KKB Papua
Nasib Mengenaskan Bos KKB Purom Wenda, Markasnya Diduduki TNI-Polri hingga Kehilangan 15 Anggota
Salah satu petinggi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Purom Wenda kini mengalami nasib mengenaskan.
TRIBUNPALU.COM - Salah satu petinggi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Purom Wenda kini mengalami nasib mengenaskan.
Purom Wenda dikenal sebagai salah satu bos KKB Papua yang kerap meneror warga sipil dan menyerang aparat keamanan.
Kini nasibnya berakhir mengenaskan, kehilangan markas yang berhasil direbut prajurit TNI-Polri.
Selain itu, Purom Wenda juga telah kehilangan 15 anggota yang memilih kembali setia pada NKRI.
Terbaru, salah satu anggota KKB pimpinan Purom Wenda, Delison Telenggeng juga memutuskan pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Baca juga: Pingsan Usai Kepala Bentur Tiang Gawang, Kiper Persiraja Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca juga: Kabar Buruk Hampiri Inggris Usai Lolos 16 Besar Euro 2020, Berpotensi Tersingkir Lebih Cepat?
Delison Talenggeng mengaku selama menjadi anggota KKB Papua sengsara terus dan kelaparan karena sulit cari makan.
Purom Wenda juga sempat kehilangan 15 anggotanya di tahun 2020 lalu.
Mereka berbondong-bondong kembali ke NKRI setelah sekian lama sengsara jadi anggota KKB Papua.
Berikut sepak terjang KKB Papua Purom Wenda.
1. Kontak senjata dengan TNI-Polri
Pasukan KKB Papua Purom Wenda pernah kontak senjata dengan TNI-Polri yang tengah memburunya.
Kejadian tersebut berawal pada Minggu (1/12/2019) malam atau saat perayaan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan Senin (2/12/2019) pagi.
Seperti dilansir dari Kompas.com, Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto memperkirakan anggota KKB Papua yang terlibat kontak senjata tersebut merupakan kelompok pimpinan Purom Okinam Wenda atau Kodap II Lanny Jaya.
Meski dalam peristiwa tersebut petugas berhasil menewaskan dua anggota KKB Papua dan menyita satu pucuk senjata jenis revolver, ternyata usaha untuk masuk ke Distrik Balingga tidak mudah.
"Balingga itu dari dulu markasnya Purom yang tidak tersentuh sama sekali," ujar Candra, saat dihubungi, Senin malam.
Baca juga: Pemkot Palu Pilih Duta Baca untuk Tingkatkan Minat Baca Generasi Muda
Baca juga: Melatih Kedisiplinan dengan Rajin Berpuasa Senin Kamis, Intip Manfaat, Tata Cara dan Niatnya
Meski tidak menyebut waktu pastinya, ia mengungkapkan baru beberapa bulan terakhir TNI-Polri bisa masuk ke Balingga.
Itupun harus melalui kontak senjata yang akhirnya membuat pasukan KKB Papua Purom Wenda lari ke Teomala.
Karenanya pada 1 Desember, TNI-Polri bisa menggelar bakti sosial di Balingga.
2. Titik strategis KKB Purom Wenda dikuasai TNI-Polri
Selain Balingga, pasukan TNI-Polri juga telah berhasil merebut satu titik strategis yang sebelumnya dikuasai Purom Wenda.
Daerah tersebut adalah Kampung Popome, Distrik Mokoni.
"Titik kuatnya dia (Purom Wenda) itu di Popome karena dari situ bisa pantau ke seluruh wilayah Lanny Jaya," ucap Candra.
Setelah berhasil diduduki, kini TNI telah mendirikan pos di Popome.
3. KKB Purom Wenda kuasai beberapa distrik
Masuknya Balingga sebagai salah satu zona merah juga sempat diakui oleh Sekretaris Daerah Lanny Jaya Christian Sohilait.
Ia mengakui, ada beberapa distrik di Lanny Jaya yang merupakan wilayah perlintasan atau bahkan menjadi markas KKB Papua.
Karenanya sangat mungkin bila beberapa kepala kampung diinterfensi oleh KKB Papua yang sedang melintas.
Setidaknya Sohilait menyebut ada lima distrik di Lanny Jaya yang menjadi wilayah perlintasan KKB Papua.
Kelima distrik yang dimaksud adalah, Distrik Wano Barat, Kuyawage, Balingga Barat, Balingga, dan Ayumnati.
Anggota KKB Papua Purom Wenda menyerah
Anggota KKB Papua di Kabupaten Lanny Jaya, Delison Talenggeng mengaku ikut Organisasi Papua Merdeka (OPM) sengsara terus dan saat ini kelaparan karena sulit cari makan.
Karena itu, Delison Talenggeng pun memutuskan kembali ke Negara Republik Indonesia (NKRI) karena lebih bebas bergerak daripada saat menjadi anggota KKB Papua.
Dalam pengakuannya, Delison Talenggeng menyatakan tak hanya sulit makan dan kelaparan, dia juga tak bebas ke pemukiman warga. Dia hanya bisa berdiam diri di hutan.

Selama ini, Delison Talenggeng menjadi anggota KKB Papua di bawah pimpinan Purom Wenda yang beroperasi di Kabupaten Lanny Jaya.
Kembalinya Delison Talenggeng ke pangkuan NKRI dimuat di akun Instagram Wakasatgas Humas Ops Nemangkawi AKBP Arief Fajar Satria, Sabtu (19/6/2021).
Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Jadi KKB Sulit Makan dan Hanya Bisa di Hutan, Delison Talenggeng: Saya Senang Kembali ke NKRI'
Delison mengaku telah mendukung TNI-Polri yang saat ini berusaha melindungi warga di Papua.
Dalam penuturannya, ia mengatakan lelah menjadi anggota KKB Papua.
"Saya capek, capek menjadi OPM. Susah cari makan. Hanya bisa tinggal di gunung. Tidak bisa masuk kota," ujarnya saat ditanyai oleh seorang anggota polisi.
"Hanya bisa membuat keresahan di masyarakat."
Ia mengaku, saat itu kelompoknya hanya memiliki makanan yang sedikit.
Sehingga terkadang tidak bisa makan apapun.
"Makan sedikit. Lapar."
"Sekarang saya sudah lepaskan OPM. Saya senang kembali ke NKRI," ungkapnya.
Baca juga: Rossa Kehilangan Rp 1 Miliar Hanya Dalam Waktu 2 Pekan, Berawal dari Terpapar Virus Corona
Baca juga: Satgas Madago Raya Salurkan Paket Sembako pada Warga di Wilayah Operasi
Sebelumnya, dua anggota KKB Papua pimpinan Purom Wenda menyerahkan diri pada Kamis (15/4/2021) lalu.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengemukakan, tak hanya menyerahkan diri, kedua anggota KKB itu juga menyerahkan satu pucuk senjara api jenis revolver kepada aparat.
Penyerahan senjata tersebut adalah satu syarat supaya keduanya dapat kembali ke tengah masyarakat.
"Kalau dia mau kembali ke masyarakat, syaratnya senjata harus dikembalikan akan ada pengampunan dan (harapannya) dia mengajak teman-teman yang lain kembali ke masyarakat," tutur Kapolda, Kamis (15/4/2021).
Fahiri menjelaskan, dua anggota KKB itu sebelumnya tergabung dalam kelompok pimpinan Purom Wenda yang bermarkas di Kabupaten Lanny Jaya.
Menurutnya, dua anggota KKB itu tidak memiliki posisi strategis di kelompok mereka.
Di satu sisi, KKB yang dipimpin Purom Wenda dan Enden Wanimbo sudah sangat pasif.
"Kalau kita lihat mereka bukan siapa-siapa karena kalau lihat dari kelompok Purom Wenda dan Enden Wanimbo itu sudah kita tangkap dan sedang menjalani hukuman. Kalau waimumnya (pemimpin) yang sadis itu pada 2014-2015 sudah kita tangkap," kata dia.
Fakhiri mengatakan, akan ada proses hukum terhadap kedua anggota KKB itu.
"Tentunya kami akan melihat perbuatan pidana apa yang pernah dilakukan," ujarnya.
Keduanya diharapkan bisa kembali memiliki kehidupan layak di tengah masyarakat.
"Kita jangan lagi membuat langkah-langkah yang membuat mereka kecewa akhirnya mereka keluar dan melakukan lagi hal-hal yang mereka lakukan dulu," tutur Fakhiri.(*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id