Siapa Itu Ni Luh Putu Sugiantiri? Polwan yang Setia pada Soekarno Hingga Tolak Tawaran Soeharto

Ni Luh Putu Sugiantiri merupakan Polwan terakhir pengawal Bung Karno sebelum meninggal dunia pada tahun 1970. 

Kolase WartaKota
Ni Luh Putu Sugiantri. Inilah sosok Polwan yang tak pernah naik pangkat, tapi tidak diberhentikan, saat menolak jadi ajudan Ibu Tien Soeharto. 

Ada banyak kisah yang dijalaninya pada saat itu. Terutama soal kegemaran Soekarno akan makanan.

Nitri sendiri diangkat menjadi ajudan Soekarno setelah peristiwa tragedi tanggal 30 September atau G30S/PKI terjadi.

Saat itu, dirinya menjadi saksi usai Sukarno tak lagi menjadi presiden RI.

Ni Luh Putu Sugiantri. Inilah sosok Polwan yang tak pernah naik pangkat, tapi tidak diberhentikan, saat menolak jadi ajudan Ibu Tien Soeharto.
Ni Luh Putu Sugiantri. Inilah sosok Polwan yang tak pernah naik pangkat, tapi tidak diberhentikan, saat menolak jadi ajudan Ibu Tien Soeharto. (Kolase WartaKota)

Menurut Nitri, Bung Besar dilarang berbicara politik, tidak boleh mengundang tamu, hingga tidak boleh ke mana-mana kecuali hanya di Istana saja.

Bahkan ia tahu bahwa Sukarno juga tidak punya uang sepeser pun di kantongnya meski hanya untuk membeli kue.

Pada suatu kesempatan, Nitri pernah bertanya soal serah terima jabatan presiden dengan Soeharto. Sukarno menjawab bahwa hal tersebut dilakukannya demi menjaga Indonesia dari kehancuran.

Wanita yang kini berusia 71 tahun itu juga menolak dijadikan ajudan Ibu Tien Soeharto.

“Saya diminta jadi ajudan Ibu Tien, saya langsung lari kawin, karena saya tidak mau. Saya tidak mau jadi ajudan Soeharto, saya tau apa yang dia lakukan,” ucapnya yang dikutip dari Merdeka (18/08/2020).

Pada sumber lainnya , Nitri menolak karena sakit hati pernah dituduh menjadi pacar Sukarno, seperti yang dilansir dari Balicitizen (06/08/2019).

Menjadi orang yang pernah berada dekat dengan Soekarno tentu merupakan sebuah kebanggaan yang luar biasa.

Seperti kisah Ni Luh Putu Sugianitri di atas, dirinya bahkan turut menjadi saksi sejarah di kehidupan Sang Putera Fajar usai tak lagi menjabat sebagai presiden Indonesia. 

Polisi Wanita Angkatan Ketiga

Saya polisi angkatan ketiga di Sekolah Kepolisian Sukabumi," ujar Nitri pada Sabtu (12/4/2014). Dikisahkan Nitri, setelah pendidikan,

Polwan yang lain kembali ke daerah masing-masing. Namun dia tidak boleh pulang. Sebagai orang Bali, dia sering diminta menari.

Dia sering tampil menari di acara-acara resmi kepresidenan, hingga akhirnya Nitri diangakat menjadi ajudan Bung Karno.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved