Berita Populer Nasional

Berita Populer Nasional: Pasien COVID-19 Terpapar Usai Pegang Pulpen hingga Citra Satpol PP Merosot

Cerita pasien COVID-19 terpapar usai pegang pulpen saat vaksinasi menjadi salah satu Berita Populer Nasional di TribunPalu.com kemarin.

webmd.com
ILUSTRASI tes antibodi virus corona Covid-19. 

TRIBUNPALU.COM - Berikut tiga Berita Populer Nasional di TribunPalu.com, Jumat (23/7/2021).

Cerita pasien COVID-19 terpapar usai pegang pulpen saat vaksinasi menjadi salah satu Berita Populer Nasional di TribunPalu.com kemarin.

Selain itu ada juga Berita Populer Nasional lainnya mengenai citra Satpol PP yang semakin merosot selama pengetatan PPKM.

1. Cerita Pasien Covid-19 Terpapar Usai Pegang Pulpen

Politikus PDIP Rahmad Handoyo menceritakan kisah seorang pasien yang menduga dirinya terpapar COVID-19 karena mengucek matanya usai pegang pulpen saat hendak vaksinasi.

Anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan, di tengah ancaman COVID-19, sikap waspada dan hati-hati merupakan kunci selamat.

"Kita merasa sudah menjalankan protokol kesehatan, tapi kalau kita lengah dan sedikit alpa terhadap hal-hal yang terlihat sederhana, kita bisa saja terpapar COVID-19," kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Legislator PDI Perjuangan ini mengaku, dirinya baru saja menerima sebuah video, yakni testimoni seorang pasien COVID-19 yang diduga terpapar akibat lalai mencuci tangan usai memegang sebuah pulpen ketika menjalani proses vaksinasi di Senayan, Jakarta.

"Orang tersebut menduga dirinya terpapar COVID-19 hanya gara-gara mengucek-ucek mata usai memegang pulpen saat hendak melakukan vaksinasi di Tennis Indoor Senayan, beberapa waktu lalu," kata Rahmad Handoyo

Dikatakan Rahmad, kasus COVID-19 yang bermula dari sebuah pulpen seperti dalam video yang sudah menyebar di berbagai medsos tersebut harus dijadikan pelajaran berharga oleh semua pihak.

"Testimoni pasien Covid tersebut mengajarkan kita semua bahwa di masa pandemi ini, menjalankan prokes secara ketat tak bisa ditawar-tawar lagi. Kita tak boleh lengah sedikitpun," tegasnya.

Dalam video yang berdurasi 10 menit tersebut, si pasien yaitu lelaki dewasa, yang berbaring di sebuah kamar dengan selang oksigen menempel di hidung mengaku sempat terlunta-lunta akibat Rumah Sakit yang didatanginya semua sudah over kapasitas.

Dikatakan, ia sempat mendatangi 32 Rumah Sakit, tapi semua hanya untuk PCR dan tidak diperkenankan menginap.

Akhirnya pasien itu mendapat tempat di RSUD Bekasi, tapi yang bersangkutan ditempatkan di tenda. Saat ditenda BNPT, dirinya sempat melihat belasan orang yang meninggal.

Mengakhiri kisahnya, lelaki tersebut meminta agar jangan ada yang sok-sokan dan yang masih sehat agar semua mematuhi aturan pemerintah agar jangan sampai virus Covid yang berbahaya jangan sampai masuk ke dalam tubuh.

Rahmad menegaskan, apa yang dialami pasien Covid tersebut satu pelajaran yang berharga karena saat kita menjalankan protokol kesehatan, selalu ada celah terkena COVID-19.

"Yang menjalankan prokes pun masih bisa kena, apalagi yang abai dan tidak mengindahkan aturan? Ingat, kita harus menyadari bahwa pelayanan kesehatan kita sudah full. Kita juga harus berempati kepada nakes kita. Artinya, prokes memang harga mati untuk melawan COVID-19," ujarnya.

2. Moeldoko Bantah Putrinya Terlibat Bisnis Ivermectin

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko angkat bicara terkait tudingan Indonesia Corruption Watch (ICW) kepada dirinya mengenai bisnis obat Ivermectin.

Moeldoko mengatakan bahwa tudingan tersebut ngawur dan menyesatkan.

"Itu tuduhan ngawur dan menyesatkan," kata Moeldoko melalui pesan tertulisnya, Kamis (22/7/2021).

Sebelumnya ICW melalui sejumlah media menuduh putri bungsu Moeldoko, Joanina Novinda Rachma punya kedekatan dengan pihak PT Harsen, produsen obat Ivermectin.

ICW menyebut Joanina punya hubungan bisnis dengan Sofia Koswara.

Sofia berperan membantu PT Harsen dalam memperkenalkan Ivermectin ke publik.

ICW juga menuding, Sofia bekerjasama dalam impor beras dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), organisasi yang diketuai Moeldoko.

Menanggapi tuduhan keterlibatan anaknya tersebut Moeldoko menampiknya. Ia menegaskan tidak ada hubungan anaknya dengan PT Harsen Laboratories.

"Tidak ada urusan dan kerja sama antara anak saya, Jo, dengan PT Harsen Lab," kata Moeldoko.

Selain itu, terkait tuduhan kerja sama HKTI dalam impor beras, Moeldoko menyebut tuduhan ini tidak bisa dimaafkan. HKTI menurutnya justru berjuang untuk kemandirian petani agar mereka bisa mengekspor beras.

"Ini menodai kehormatan saya sebagai ketua HKTI," ujar Moeldoko.

Moeldoko juga menegaskan, informasi ICW yang menuding Joanina sebagai Tenaga Ahli di KSP, adalah salah besar.

Karena Moeldoko sudah pernah menjelaskan bahwa Joanina hanya pernah magang selama 3 bulan di KSP.

Atas berbagai tuduhan tersebut, Moeldoko mempertimbangkan melakukan langkah hukum terhadap ICW.

"Saya suruh dia belajar dari para tenaga ahli di KSP selama 3 bulan awal 2020," kata Moeldoko.

Hasil penelusuran Indonesia Corruption Watch (ICW) juga menemukan dugaan keterkaitan anggota partai politik, pejabat publik, dan pebisnis dalam penggunaan obat Ivermectin untuk menanggulangi COVID-19.

3. Citra Satpol PP Merosot Selama PPKM

Menteri Dalam Negeri ( Mendagri ) Tito Karnavian meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak bertindak layaknya preman ke masyarakat.

Tito Karnavian memberikan arahan kepada Satpol PP dalam menegakkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).

"Jangan samakan Satpol PP dengan preman. Ini baju saja yang keren, tapi etika dan perilaku seperti preman, tidak boleh terjadi. Satpol PP ini adalah suatu profesi yang mulia, profesi yang disegani, yang diperlukan masyarakat," ungkap Tito saat memberikan pengarahan secara langsung (briefing) kepada Kepala Satpol PP provinsi dan kab/kota seluruh Indonesia secara virtual, beberapa waktu lalu.

Arahan Mendagri tersebut dilaksanakan oleh berbagai Satpol di beberapa wilayah, salah satunya Satpol PP Kota Bogor yang melakukan inspeksi secara humanis terhadap para pedagang di masa PPKM.

Selain itu, petugas juga terlihat membagikan sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan pedagang yang disambanginya.

Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Syach, mengatakan bahwa sembako telah disiapkan dengan sengaja diperuntukkan untuk membantu para pedagang kecil.

Dia juga menyadari, dalam kondisi sulit saat ini pendekatan secara humanis bagi para pedagang kaki lima yang terdampak lebih diperlukan.

"Sore, Bu. Apa kabar? Gimana? Sepi ya? Sabar-sabar dulu aja ya. Nanti untuk jamnya disesuaikan aja yang penting jangan ada yang makan di tempat. Sabar-sabar semuanya ya, sehat-sehat," kata Agus pada salah satu pedagang kaki lima di kawasan Kota Bogor.

"Kondisi memang lagi sulit sekarang tapi Inshaa Allah kita sama-sama bisa melewati ini semua ya," kata Agus saat menyambangi pedagang kaki lima lainnya.

Pendekatan dengan cara ini nyatanya lebih berdampak bagus dan tidak merugikan kedua belah pihak.

Walaupun bukan dinilai sebagai sektor esensial tetapi para penjual makanan kaki lima merasakan dampak yang sangat besar.

Tidak hanya sembako untuk pedagang kaki lima, Satpol PP Kota Bogor juga membagikan makanan terhadap pengemudi ojek online yang masih berlalu lalang.

Pendekatan seperti ini nyatanya juga lebih berhasil mengambil simpati masyarakat luas. (*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved