Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 7,07 Persen, Demokrat: Lebih Penting Cegah Kematian
Andi Arief berkomentar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 yang mencapai 7,07 persen.
TRIBUNPALU.COM - Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief berkomentar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 yang mencapai 7,07 persen.
Menurut Andi Arief, berapapun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak terlalu penting.
Ia menyoroti kasus kematian akibat COVID-19 yang masih tinggi dalam beberapa waktu belakangan.
Andi Arief mengatakan bahwa mencegah kematian akibat COVID-19 adalah hal yang lebih penting untuk disoroti.
“Berapapun pertumbuhan ekonominya saat ini, gak terlalu penting. Kalau BPS umumkan 10 persen juga rakyat bisa apa. Paling penting, cegah kematian yang sudah setiap hari kisaran 2000 an,” kata Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Cari HP Tapi Budget Hanya Rp 2-3 Jutaan? Berikut Daftar Lengkap HP Berbagai Merek di Agustus 2021
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 2021 Menembus Zona Ekspansif, Pecah Rekor Tertinggi dalam 16 Tahun Terakhir
Andi Arief pun memperingati kasus kematian akibat COVID-19 jangan sampai terus bertambah saat masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus.
“Ayo Pak Jokowi, jangan sampai merayakan kemerdekaan rasa kematian,” tulisnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen (yoy) pada triwulan II-2021, dibandingkan periode sama tahun lalu.
Pertumbuhan perekonomian ini sesuai prediksi pemerintah sejak awal triwulan II 2021 kemarin.
"Kalau dibandingkan dengan triwulan II-2020 atau secara year on year (yoy) maka ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Meski Sudah Minta Maaf Terkait Hoaks Sumbangan Rp 2 T, Kapolda Sumsel Tetap Diperiksa Mabes Polri
Baca juga: Satgas COVID-19 Khawatir Varian Delta Sudah Masuk Parimo
Margo menilai pertumbuhan ini dilatarbelakangi upaya pemerintah menjalankan program vaksinasi.
Hal itu mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas.
Selain itu, BPS menyebut pertumbuhan juga dipengaruhi perbaikan ekonomi global terutama beberapa negara yang menjadi mitra dagang Indonesia.
Misalnya, pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 7,9 persen, Singapura 14,3 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Vietnam 6,6 persen.
"Pulihnya ekonomi pada negara yang menjadi mitra dagang kita itu mendorong permintaan luar negeri jadi ekspor kita meningkat," ujarnya via rilis yang diterima tribun-timur.com.