KKB Papua

Lekagak Telenggen Terjepit di Persembunyian, Muncul Bos Baru KKB Papua di Yapen, Ada Misi Teror Bom

Keberadaan kelompok KKB Papua baru itu akhirnya muncul saat posisi Lekagak Telenggen kini semakin terjepit. Panglima TPNPB yang baru, Fernando Warobai

(Facebook TPNPB)
KKB Papua baru terdeteksi. Dipimpin Panglima TPNPB Fernando Warobai. Lokasi teror di kepulauan Yapen, Papua. 

TRIBUNPALU.COM - Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang baru kini muncul di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen.

Panglima TPNPB yang baru tersebut yakni Fernando Warobai.

Keberadaan kelompok KKB Papua baru itu akhirnya muncul saat posisi Lekagak Telenggen kini semakin terjepit.

Satu persatu perwira Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Lekagak Telenggen dihabisi TNI dan Polri.

Kapolda Papua terus mengimbau agar KKB Lekagak Telenggen segera menyerah.

Lakagak Telenggen adalah komandan sejumlah operasi KKB di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Puncak, Papua.

Terungkap fakta, Fernando Warobai dan kelompoknya telah sering melakukan serangan teror yang meresahkan masyarakat.

Berada di Kepulauan Yapen, kelompok tersebut dipimpin langsung Panglima TPNPB Fernando Warobai.
Pihak aparat kini melakukan perburuan Fernando Warobai dan anak buahnya.

Polres Kepulauan Yapen yang didukung BKO Brimob Polda Papua tengah bergerak memburu KKB Papua baru pimpinan panglima TPNPB Fernando Worabai.

KKB Papua baru terdeteksi. Dipimpin Panglima TPNPB Fernando Warobai. Lokasi teror di kepulauan Yapen, Papua.
KKB Papua baru terdeteksi. Dipimpin Panglima TPNPB Fernando Warobai. Lokasi teror di kepulauan Yapen, Papua. ((Facebook TPNPB))

Melansir dari tribratanews.polri.go.id, Polri melakukan kegiatan penegakan hukum di Kampung Sasawa Distrik Yapen Barat Kabupaten Kepulauan Yapen, sekitar pukul 10.30 WIT pada hari Jumat (6/8/2021).

Dijelaskan oleh Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, bahwa kegiatan penegakan hukum tersebut berdasarkan hasil analisa dan laporan dari masyarakat yang resah dengan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

"Tindakan atau kejadian itu telah dilakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi termasuk juga hasil monitoring jaringan tertutup.

Sudah bisa kita pastikan bahwa pelaku kegiatan ataupun aksi kriminal yang dilakukan ini oleh KKB dibawah kendali menyebut dirinya selaku panglima TPNPB  Wilayah II Saireri adalah Fernando Worabai dan kelompoknya" ujar AKBP Ferdyan.

Kegiatan kriminal yang mereka lakukan sudah berulang kali terjadi.

Motifnya adalah menunjukkan eksistensi keberadaan kelompok ini yang menganggap dirinya bagian dari gerakan perlawanan dalam memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bentuk perjuangan mereka adalah perjuangan yang militansi mengangkat senjata untuk mengganggu dan meresahkan kegiatan masyarakat bahkan mengganggu kegiatan pemerintah daerah" tandas Kapolres Yapen.

Sesampainya di lokasi, ditemukan beberapa orang yang berkaitan erat dengan kelompok ini sedang melakukan aktivitas menggunakan senjata api Laras panjang.

"Setelah kita lakukan pendalaman dan tindakan di TKP, kelompok KKB Papua tersebut melarikan diri.

Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang baru kini muncul di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. (HO)

Dalam penyisiran oleh aparat ditemukan 3 pucuk senjata api rakitan ilegal beserta barang bukti lain.

Juga 2 buah tabung gas elpiji yang telah didesain sedemikian rupa untuk digunakan melakukan perlawanan yang diduga sebagai bom rakitan" ungkap Kapolres.

Kapolres mengungkapkan bahwa menjelang 17 Agustus 2021 aparat TNI Polri melakukan antisipasi kemungkinan ancaman atau kerawanan terhadap kamtibmas.

Sehingga saat didapat informasi akan adanya sabotase, aparat bertindak.

"Kami tidak mau kecolongan, Kita mengantisipasi segera dan mengambil langkah-langkah sehingga apa yang menjadi rencana

atau target mereka menjelang 17 Agustus ini bisa kita antisipasi dengan baik kita hentikan dan eliminir" imbuhnya.

Pokres Yapen telah banyak menerima laporan mulai dari perbuatan Pengancaman, Penganiayaan, Pemerasan dan kepemilikan senjata api ilegal juga bahan peledak ilegal di terapkan pasal-pasal konvensional

atau tindak pidana umum termasuk juga dengan undang-undang darurat Nomor 12 Tahun 1951 ( senjata api bahan peledak akan diterapkan ).

“Saya mewakili aparat keamanan disini kita akan terus melakukan pengejaran, kita akan memproses pihak yang terkait dan penanggung jawabnya yaitu saudara Fernando  Worabai  yang sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan telah di terbitkan DPOnya.

KKB Papua baru terdeteksi. Dipimpin Panglima TPNPB Fernando Warobai. Lokasi teror di kepulauan Yapen, Papua. ((Facebook TPNPB))

Tersangka beserta kelompoknya akan terus kita cari sampai tertangkap, dan terhadap yang bersangkutan kita akan proses sesuai dengan hukum yang berlaku" tegas AKBP Ferdyan Indra Fahmi.

Kapolres juga memberi jaminan keamanan kepada masyarakat, Tokoh-tokoh Agama, Tokoh masyarakat dan tokoh adat agar aktif melaporkan, memberikan informasi akurat kepada  kepolisian atas pergerakan kelompok kriminal tersebut

“yang menyerahkan diri kita akan beri apresiasi tetapi bila namanya sudah masuk dalam daftar tersangka atau DPO semuanya kita akan lakukan proses penegakan hukum “ tandasnya.

KKB Ppua ini berusaha merektut masyarakat yang belum paham kamtibmas.

Naparat melakukan tindakan prefentif dan menjalin kedekatan dengan tokoh-tokoh masyrakat sehingga dalam waktu 5 bulan banyak kelompok-kelompok bersenjata yang menyerahkan diri untuk kembali menjadi warga Indonesia.

Mereka juga menyerahkan senjata api yang dimiliki, bersama amunisi dan atribut-atribut lainnya sehingga kepada mereka diberikan pembinaan dan pendampingan sampai dengan saat ini.

“Namun memasuki tanggal 1 Agustus 2021 sudah saatnya kita melakukan tindakan penegakan hukum.

Jadi cukup waktu lima bulan kita berikan, waktu yang cukup luas bagi kelompok-kelompok yang berseberangan untuk kembali bergabung dengan NKRI namun bagi kelompok-kelompok yang masih eksis menimbulkan gangguan keamanan bahkan mengganggu jalannya proses pemerintahan didaerah ini terhadap kelompok ini kita konsisten mengambil tindakan tegas penegakan hukum” pungkas Kapolres.

Terkait adanya informasi disalah satu media yang menyebutkan pihak aparat telah mengamankan dua orang simpatisan kelompok tersebut, Kapolres menepis berita itu.

Karena dalam kejadian itu anggota KKB Papua melarikan diri kedalam hutan dan aparat hanya mendapatkan beberapa barang bukti saja baik senjata rakitan maupun tabung gas rakitan ( bahan peledak ).

"Tidak ada yang di tangkap, namun adanya perlawanan terlebih dulu dari mereka yang melakukan tembakan ke aparat jadi di lakukan tembakan balik,

tidak ada juga korban jiwa dan anggota berhasil mengamankan beberapa senjata rakitan yang di tinggalkan karena mereka langsung lari".

Disebutkan Kapolres bahwa FW mengangkat dirinya menjabat sebagai Panglima Komando Militer wilayah II Saireri yang berpangkat Brigjen.

Dan kelompok ini berdiri sendiri tetapi berdasarkan informasi yang diterima bahwa kelompok ini berafiliasi dengan kelompok TPNPB diwilayah lain

dan beberapa kali termonitor melakukan latihan Militer dengan versi mereka.

Dibeberkan Kapolres Ferdyan bahwa Setelah melakukan identifikasi dalam kelompok ini yang telah masuk dalam DPO ada sebanyak 10 orang

dan diluar 10 orang itu ada simpatisan maupun pengikutnya sekitar 25 sampai 30 orang serta memiliki sekitar 12 sampai 15 pucuk senjata api laras panjang rakitan dan 1 pucuk senjata api organik standar TNI-Polri.

Dulu Bos KKB Paling Ditakuti, Kini Lekagak Telenggen Sembunyi Ketakutan Sebab Anak Buah Berguguran

Meski dulu menjadi sosok pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua alias bos KKB paling ditakuti, namun kini Lekagak Telenggen mengalami nasib tragis.

Sejumlah anak buahnya telah ditembak mati oleh TNI Polri bikin Lekagak mulai tak berdaya.

Satu persatu anak buah Lekagak Telenggen tewas ditembak mati aparat keamanan yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi.

Kekuatan KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen diprediksi semakin melemah.

Belum lagi, persediaan logistik mereka kian menipis karena terkepung di pegunungan Papua.

Lakagak Telenggen adalah komandan sejumlah operasi KKB di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Puncak, Papua.

Pada 2020, Lekagak Telenggen juga pernah terlibat kasus penembakan di wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Pimpinan KKB Papua itu bahkan kehilangan anggota lagi.

Dimulai ketika Satgas Nemangkawi berburu anggota KKB Papua Lekagak Telenggen bernama Kopengga Enumbi.

Perburuan dilakukan pada Selasa 3/8/2021.

Enumbi dicari karena menjadi salah satu anggota KKB Papua yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) alias merupakan seorang buronan.

Selanjutnya Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kemal menyebut Enumbi terlibat dalam pencurian 8 pucuk senjata api di Pospol Kulirik, Puncak Jaya, 4 Januari 2014.

"DPO atas nama Kopengga Enumbi berhasil ditangkap tim gabungan satgas Nemangkawi, TNI dan Polri," ujar Kamal dalam keterangannya, melansir dari Kompas TV, Kamis (5/8/2021).

Kemal mengungkapkan penangkapan Enumbi diliputi kontak senjata.

Berkat tim bantuan dari Yon Raider 613/RJA yang dipimpin Letda Dedi Sudomo, pelaku berhasil dilumpuhkan.

Satgas Nemangkawi berhasil mendapatkan barang bukti yaitu 11 butir amunisi jenis SS-1 kaliber 5,56 milimeter.

Tidak hanya itu, bukti lain berupa satu pisau badik, satu helm hijau, satu telepon genggam, rokok, pinang dan noken.

Kopengga Enumbi adalah pemasok utama guna memenuhi kebutuhan KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.

Lekagak Telenggen sendiri juga termasuk dalam DPO.

Kamal menambahkan penangkapan Kopengga Enumbi jadi bagian dari operasi penuntasan kelompok separatis itu di Papua.

"Dia adalah anggota KKB Papua di wilayah Yambi," tegas perwira menengah Polri dengan tiga melati di pundaknya itu.

Satgas Nemangkawi, sambung Kamal, berusaha menangkap Kopengga Enumbi hidup-hidup, namun ia memberikan perlawanan ketika hendak ditangkap.

"Saat dilakukannya penindakan, terdapat perlawanan dari pelaku sehingga personel mengambil tindakan tegas terukur dengan menembak Kopengga Enumbi alias Tamu Enumbi yang mengakibatkan pelaku meninggal dunia di tempat," kata dia.

Juli lalu Satgas Nemangkawi berhasil menangkap anggota KKB Papua Yoniku Murib atau Mbobugu (26).

Mbobugu ditangkap di Kampung Nigilome, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak, Senin 12/7/2021.

Ia awalnya ditangkap karena membawa amunisi tanpa izin yang sah.

Selanjutnya menurut laporan Direskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani, Mbobugu diserahkan ke polisi dan diterbangkan ke Kabupaten Mimika guna diperiksa lebih lanjut.

"Tersangka ditahan karena telah melakukan tindak pidana membawa, menyimpan, menguasai amunisi tanpa izin yang sah," ujar Faisal, melalui pesan singkat, Senin (19/7/2021).

Hasil pemeriksaan mendapatkan Mbobugu mengetahui beberapa aksi kejahatan yang dilakukan kelompok Lekagak Telenggen, Mikiter Murib, Lerimayu Telenggen, Perenggen Telenggen, Uras Telenggen serta Kasar Tabuni.

Mbobugu setidaknya mengetahui 10 aksi yang sepenuhnya terjadi di Kabupaten Puncak.

Faisal menegaskan keterangan Mbobugu perlu didalami.

Pasalnya tidak menutup kemungkinan Mbobugu terlibat dalam aksi-aksi tersebut.

"Banyak dokumentasi/foto pelaku bersama kelompok KKB Papua dan foto-foto pelaku memegang senpi SP2 dan M-16," kata Faisal.(*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved