Berita Populer Sulteng
Berita Populer Sulteng: Seleksi CPNS dan PPPK Sigi hingga Curhat Penghuni Huntara Petobo
Seleksi CPNS dan PPPK di Sigi menjadi salah satu Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin.
TRIBUNPALU.COM - Berikut tiga Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin, Senin (13/9/2021).
Seleksi CPNS dan PPPK di Sigi menjadi salah satu Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin.
Selain itu ada juga Berita Populer Sulteng lainnya mengenai curhat penghuni huntara Petobo.
Baca juga: Berita Populer Nasional: Sosok Misterius Pembunuhan di Subang hingga Viral Lampu Masjid Istiqlal
1. Seleksi CPNS dan PPPK di Sigi
Pelaksanaan seleksi CPNS dan PPPK se Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai digelar selama lima hari berturut-turut.
Seleksi CPNS dan PPPK dilaksanakan Senin sampai Jumat, 13-17 September 2021.
Dalam pelaksanaannya, peserta seleksi dibagi menjadu dua sesi dalam sehari
Hal itu disampaikan Tim Lapangan Disdikbud Sigi I Gede Made Sunartayasa, Senin (13/9/2021).
Ia mengatakan, pembagian sesi tersebut untuk mempermudah pelaksanaan seleksi dan sesuai protokol kesehatan.
"Sesi pertama mulai pukul 07.00 hingga 10.50 Wita, Sementara sesi kedua pukul 13.00 sampai 16.50 Wita," ujar I Gede Made Sunartayasa.
Ia menyebutkan, ujian CPNS dan PPPK di Sigi dalam per sesi dibagi menjadi persiapan dan pelaksanaan ujian.
"Selama 15 menit pertama akan dilakukan persiapan seperti peserta hadir di lokasi ujian, pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan dokumen Covid-19, dan peserta memasuki ruang tunggu," tutur I Gede Made Sunartayasa.
Selanjutnya selama 25 menit lamanya, peserta melakukan registrasi seperti pemeriksaan identitas, penjelasan panitia dan penitipan tas.
Kemudian, 20 menit setelahnya dilakukan body checking dan peserta dipersilahkan masuk kedalam ruangan ujian.
Sebelum pelaksanaan ujian seleksi dimulai, peserta melakukan penandatanganan daftar hadir, pembagian kartu login dan pembacaan tata tertib.
"Pelaksanaan ujian dibagi menjadi 3 kategori seperti Manajerial dan Sosiokultural selama 40 menit, Wawancara selama 10 menit, dan Kompetensi Teknis selama 120 menit," sebut I Gede Made Sunartayasa.
Setelah pelaksanaan ujian selesai, peserta dan ruangan akan disemprotkan disinfektan.
Diketahui pelaksanaan ujian seleksi ASN PPPK se Kabupaten Sigi dilakukan di SMK Negeri 1 Sigi, Desa Sidera Kecamatan Sigi Kota, Kabupaten Sigi.
Selama ujian tersebut akan digunakan 5 ruangan untuk ujian seleksi ASN PPPK tersebut.
Dalam seleksi tersebut, akan digelar 13 hingga 17 September mendatang.
Dalam sehari dibagi menjadi dua sesi.
2. Pria di Palu Barat Dijahar Massa Akibat Jual Sapi Curian
Kepolisian Sektor (Polsek) Palu Barat mengamankan terduga pelaku pencurian satu hewan ternak sapi, di Jl Pipa Air, Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Palu Barat, Senin (13/9/2021) pukul 14.00 Wita.
Terduga NA (32) beralamat di Jl Adam Malik, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, beraksi di Jl Ladondo, Kelurahan Petobo.
Kapolres Palu AKBP Bayu Indra Wiguno mengatakan, pelaku dibekuk warga saat hendak menjual hasil curiannya ke pasar hewan di Jl Pipa Air, Palu Barat.
Kala itu, pemilik sapi mendapatkan informasi hewan ternaknya berada di pasar hewan tersebut.
Kemudian korban segera menuju lokasi itu dan membekuk pelaku.
Hal itupun membuat warga setempat turut bergerak menghajar pelaku.
"Piket Reserse Kriminal (Reskrim) dan Buser Palu Barat menuju TKP, dan membawa terduga pelaku ke Mako Polsek Palu Barat untuk dilakukan introgasi," kata AKBP Bayu Indra Wiguno.
Adapun dari hasil introgasi, pelaku mengakui perbuatanya melakukan pencurian itu.
Selain itu, saat polisi melakukan penjemputan, pelaku sudah dalam keadaan luka dan berdarah.
3. Curhat Penghuni Huntara Petobo
Tidak terasa warga korban gempa dan likuifaksi sudah hampir tiga tahun tinggal di Huntara Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawsi Tengah, Senin (13/9/2021) sore.
Suka duka telah mereka lalui selama bertahan di Huntara.
Mulai keterbatasan pasokan air bersih hingga banyaknya rusak fasilitas umum bagi para penyintas.
Mereka memilih bertahan di huntara berukuran 3,6 x 4 meter yang dibangun oleh pemerintah, dikarenakan tidak memiliki pilihan lain selain menunggu terealisasinya pembangunan huntap bagi mereka.
Hal itu diakui oleh Fatimah (53) yang telah tinggal di huntara Petobo hampir tiga tahun lamanya.
Menurutnya, kini kayu penyokong huntara telah banyak rusak atau lapuk.
"Sudah banyak kayu dan papannya rusak," kata Fatimah saat ditemui TribunPalu.com.
Diperkirakan masih terdapat sekitar ratusan jiwa memilih bertahan sembari menunggu pembangunan Huntap rampung.
Fatimah yang merupakan seorang pensiunan PNS.
Sehari-harinya, dirinya hanya mengharapkan gaji pensiunan untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Sebab, sejak setahun terakhir dirinya tidak lagi mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintah Kota Palu.
"Sudah setahun ini saya tidak lagi mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, dulu saya mendapatkan bantuan untuk para Lanjut Usia, tapi sekarang sudah tidak," ungkapnya.
Fatimah mengeluhkan lambangnya pembangunan huntap yang dijanjikan kepada para penyintas membuat dirinya harus menunggu lebih lama untuk menempati huntap.
"Saya ingin segera pindah ke Huntap, tapi katanya pembangunan belum selesai. Kalau namaku terdaftar sebagai penerima Huntap di Tondo," ujarnya.
Fatimah mengharapkan agar pembangunan huntap segera terealisasi, agar dirinya bisa segera pindah dari huntara.
Sebab selama tinggal di huntara, ia mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih
Terlebih lagi, saat hujan turun Ibu Fatimah menjelaskan, terkadang air setinggi tumit orang dewasa mengenangi sekeliling Huntara.
"Kalau hujan lebat biasanya air sampe sini (sembari menunjuk tumid,red)," sebut Fatimah.
Sementara itu menurut Wali Kota Palu Hadianto Rasyid pembangunan huntap bagi korban gempa bumi dan tsunami maupun likuifaksi di petobo kini telah mencapai finish hanya tinggal menyisakan penyelesaian administrasi.(*)