3 Tahun Bencana Sulteng

Mengenang 3 Tahun Triobencana Palu, Pasha Ungu Jadi Kurir Antar Bantuan hingga Tidur di Pengungsian

Hari ini, Selasa (28/9/2021), tepat tiga tahun lalu gempa besar 7,4 magnitudo mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Handover
Pasha Ungu saat mengemudikan mobil pick up untuk mengantar logisitik kepada korban bencana Palu. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Hari ini, Selasa (28/9/2021), tepat tiga tahun lalu gempa besar 7,4 magnitudo mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Saat itu merupakan tahun ketiga Pasha Ungu menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu bersama pasangannya Hidayat.

Gempa pukul 18.02 Wita kala itu turut memicu tsunami di pesisir Teluk Palu serta likuifaksi atau tanah bergerak di Kelurahan Petobo dan Balaroa.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2019, kerugian akibat gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu ditaksir mencapai Rp 8,3 triliun.

Baca juga: Kejutkan Ilmuan NASA 3 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Triobencana Kota Palu

Peristiwa itu juga setidaknya telah mengakibatkan 1.772 warga Palu meninggal dunia.

Sebagai wakil wali kota, Pasha terus berusaha menangani bencana di wilayahnya.

Mulai dari rapat pendistribusian logistik, membantu warga, sampai mengangkat jenazah korban bencana.

Pria kelahiran Donggala, 27 November 1979 itu bahkan turun langsung menjadi supir untuk mengantar logistik kepada warganya.

Meski menjabat sebagai wakil wali kota, Pasha juga ikut menjadi korban dari bencana 3 tahun silam.

Bahkan, sempat viral foto yang memperlihatkan Pasha bersama istrinya Adelia ikut mengungsi dan tidur di tenda bersama para warga.

Pasha Ungu bersama Istrinya, Adelia Wilhelmina tidur di tenda pengungsian bersama warga.
Pasha Ungu bersama Istrinya, Adelia Wilhelmina tidur di tenda pengungsian bersama warga. (Handover)

Tentu saja hal itu membuat banyak nitizen bersimpati dengan apa yang terjadi.

Ucapan harapan dan semangat terus mengalir agar Palu segera bangkit kala itu.

Tiga tahun berlalu, di bawah kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota Hadianto-Reny, pemerintah terus menata kembali kota dan kehidupan ekonomi masyarakat.

Sejumlah penyintas bencana pun perlahan mulai menempati hunian tetap (Huntap), seperti di Kelurahan Tondo dan Duyu.

Meskipun ada pula penyintas yang masih tinggal di shelter pengungsian atau hunian sementara (huntara).(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved