Update Covid-19 di Sulawesi Tengah Rabu 6 Oktober 2021: Tambah 47 Kasus Positif dan 44 Kesembuhan
Dari 47 kasus covid-19 baru selama 24 jam terakhir, Sigi mencatatkan kasus terbanyak dengan 11 kasus konfirmasi positif Covid-19.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
TRIBUNPALU.COM - Update kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah di hari Rabu 6 Oktober 2021, kasus konfirmasi positif Covid-19 selama 24 jam terakhir di Provinsi Sulawesi Tengah tercatat ada penambahan 47 kasus baru.
Di sisi lain, kasus kesembuhan terus bertambah, tercatat ada 44 pasien Covid-19 sudah dinyatakan sembuh per hari ini.
Dari 47 kasus covid-19 baru selama 24 jam terakhir, Sigi mencatatkan kasus terbanyak dengan 11 kasus konfirmasi positif Covid-19.
Hingga hari ini, dengan adanya penambahan 47 pasien Covid-19 sehingga di Sulawesi Tengah total ada 46.578 kasus terkonfirmasi positif.
Dan dalam 24 jam terakhir tercatat ada 1 kasus kematian.
Dari sisi pemetaan penyebaran covid-19, 6 daerah sudah turun ke zona kuning yakni Donggala, Palu , Sigi, Morowali Utara, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.
Sementara sisanya masih di zona oranye.
Dikutip dari dinkes.sultengprov.go.id, berikut rincian data pasien positif virus corona di Sulawesi Tengah, baik yang dirawat di rumah sakit maupun menjalani isolasi mandiri:

Wakil Wali Kota Palu dr Reny A Lamadjido memastikan akan membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bulan Oktober 2021 ini.
Itu menyusul status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Palu yang turut ke level dua.
Wawali Reny menyebut, Pemkot Palu sudah menyiapkan segala sesuatunya terkait PTM.
"Insya Allah sekolah tinggal menunggu pak Wali, drafnya sudah siap dan juknisnya juga," ungkap Reny A Lamadjido saat di temui di ruang kerjanya Jl Balai Kota, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (6/10/2021) siang.
dr Reny A Lamadjido menuturkan, banyak orang tua dan murid tidak sabar menantikan PTM kembali di buka setelah hampir dua tahun belajar sistem online.
Baca juga: Penjualan Seragam Sekolah Meningkat Jelang Pembelajaran Tatap Muka di Palu
Hal tersebut dikarenakan pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Anak-anaknya juga sudah siap. Namin alangkah baiknya sekolah terlebih dahulu dibersihkan, disemprot dulu, terus kalau guru-gurunya sudah siap, baru kita masuk PTM," ujarnya.
Pemerintah memberikan ijin dilakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung atau pembelajaran tatap muka (PTM) bagi wilayah PPKM level dua dan tiga.
Meski diizinkan, terdapat sejumlah persyaratan tertentu sehingga PTM bisa diselenggarakan.
Diantaranya, untuk jumlah murid/siswa yang mengikuti PTM pada hari tersebut maksimal 50 persen dari kapasitas, Ini untuk jenjang SD hingga SMA.
Sementara untuk PAUD dan TK, kapasitas hanya 33 persen, serta menjaga jarak 1,5 meter setiap orang.
Namun secepatnya bila kondisi makin menunjukkan tren makin berkurangnya penyebaran covid, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menyampaikan PTM akan segera digelar di semua wilayah. Pasalnya, tujuan pendidikan tidak akan tercapai 100 persen, dengan sistem daring.
PTM di Kota Palu Akan Digelar Berklaster
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Palu akan lakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) secara klaster.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kota Palu Ambotuwo mengatakan, bagi siswa kesulitan dalam proses belajar daring pastinya akan diusulkan PTMT secara klaster nantinya.
“Ada juga sekolah pinggiran seperti SMP 8 dan SMP 13, kalau kita melakukan proses daring disana kendala dengan HP karena mereka disana tidak punya peralatan mengikuti daring," jelas Ambotuwo saat ditemui di kantornya Jl. Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Siswa SMAN 1 Palu: Kerinduan Kami Terbayarkan
Ambotuwo mengungkapkan, PTMT secara klaster tersebut merupakan pertimbangan juga bagi Disdikbud Kota Palu.
Sebab, PTMT bagi SMP akan dikelompokkan menjadi dua bagian.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Oktober, Dinas Pendidikan Palu Tunggu Keputusan Wali Kota
Bagian tersebut yaitu siswa yang telah divaksin dan siswa yang belum divaksin.
“Jadi diklasterkan sendiri, tidak bisa dilakukan pengabungan karena merujuk dari keinginan orang tua siswa yang tidak mau digabung anaknya dengan yang belum divaksin. Tetapi itu untuk sekolah di pinggiran saja," tutup Ambotuwo.
Sebelumnya, Plt Dinas Pendidikan Kota Palu Abdul Hafid Djakatare mengatakan sekolah tatap muka direncanakan Oktober 2021.
Namun, Ia belum bisa memastikan waktusekolah tatap muka dimulai karena menunggu keputusan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.
Itu disampaikannya saat ditemui tim TribunPalu.com di ruang kerjanya Jl Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/10/2021) pagi
"Saya kan masih menjabat sebagai Plt, jadi tidak bisa sembarang melakukan yang bukan wewenang saya. Harus ada izin dari pak wali, dan kemarin saat mengelar rapat sudah disampaikan, bahwa sekolah tatap muka sudah diizinkan tapi belum jelas waktunya kapan," ujar Abdul Hafid Djakatare.
Abdul Hafid Djakatare saat ini tengah mempersiapkan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido untuk membahas perihal tersebut.
Dia belum berani mengambil keputusan karena statusnya masih Pelaksana Tugas (Plt).
"Ini sudah ada berkasnya tinggal ditanda tangan, tapi saya mau ketemu sama Wakil Wali Kota Palu dulu membahas terkait itu, karena dia orang kesehatan jelas tahu tentang itu," jelas Hafid.
Dinas Pendidikan Kota palu terus memberikan sosialisasi kepada kepala sekolah agar memeperketat protokol kesehatan.
Untuk tingkat TK kapasitas ruangan yang diizinkan sebanyak 30 persen.
Sedangkan untuk tingkat SD dan SMP sebanyak 50 persen.
"Untuk sekarang saya selalu mengimbau kepada kepala sekolah untuk membenahi persiapan jelang tatap muka ini, jika perlu perlancar simulasi untuk jenjang TK, SD dan SMP," tutur Abdul Hafid Djakatare.
Menurut Abdul Hafid Djakatare, masih banyak murid tidak patuh dengan prtokol kesehatan Covid-19.
"Kemarin saya buka kegiatan di SMP 16 Palu mereka bawa surat vaksin itu saja sudah melakukan kerumunan, itu yang perlu kita jaga," ujarnya.
Hanya untuk siswa yang sudah vaksin
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Palu, nantinya hanya berlaku pada siswa yang telah divaksin.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kota Palu Ambotuwo.
Ia mengatakan, metode PTMT bagi SMP saat ini berbeda.
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas hanya berlaku bagi siswa yang telah divaksin.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Siswa SMAN 1 Palu: Kerinduan Kami Terbayarkan
Sementara siswa yang belum divaksin terpaksa mengikuti pembelajaran daring.
“Yang tervaksin bisa kita lakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, yang belum tervaksin itu menunggu jadi yang belum tervaksin yaa melalui online, jadi opsinya dua tatap muka dan daring,” kata Ambotuwo saat ditemui di kantornya Jl Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah Selasa (5/10/2021).
Menurut Ambotuwo, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas berlaku untuk siswa telah mengikuti vaksinasi.
"Orangtua siswa yang tidak mau anak mereka digabungkan dengan siswa yang belum tervaksin masuk di PTMT," ungkapnya
Baca juga: Disebut Pansos, Nikita Mirzani Semprot Balik Fans Lesti dan Rizky Billar: Cuan Gua Udah Banyak
“Karena sejak saya turun di sekolah ada beberapa masukan dari orang tua murid mengatakan bahwa jangan sampai pembelajaran tatap muka sampai anak kami di gabung dengan yang tidak di vaksin,” tutur Ambotuwo.
Lanjut Ambotuwo menuturkan, atas keluhan para orangtua tersebut maka diberlakukan metode PTMT seperti itu.
“Kita harus mendengarkan keluhan dari orang tua, tidak mau menggabungkan anaknya dengan yang belum di vaksin,” tutur Ambutuwo.(*)
(TribunPalu.com/Imam S/Nur Saleha)