Waspada! Ini 2 Daerah yang Lebih Berisiko Tenggelam Dibanding Jakarta
Beberapa ahli mengungkapkan adanya dua daerah yang lebih berisiko tenggelam dibanding Jakarta.
Hasil perhitungan laju rata-rata penurunan permukaan tanah secara vertikal di Semarang dan sekitarnya selama periode 2015-2020 adalah bervariasi antara 0,9- 6,0 cm per tahun.
5. Pekalongan
Hasil perhitungan laju rata-rata penurunan permukaan tanah secara vertikal di Pekalongan dan sekitarnya selama periode 2015-2020 adalah bervariasi antara 2,1- 11 cm per tahun.
"Untuk DKI Jakarta ini, laju penurunannya tidak terlalu besar (penurunan muka tanah) antara 0,1 hingga 8 cm per tahun, yang sangat besar adalah justru Pekalongan antara 2,1 hingga 11 cm per tahun, dan diikuti Kota Semarang," tuturnya.

Masalah risiko tenggelam wilayah Pantura Jawa
Eddy menambahkan, permasalahan wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa terhadap potensi tenggelam ini cukup banyak.
1. Perkembangan dan eksploitasi Pemanfaatan lahan yang relatif cepat di kota-kota besar Pantura Jawa, seperti Tangerang, DKI Jakarta, Bekasi, Karawang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Surabaya.
2. Perubahan pemukiman, perubahan mangrove, perubahan garis pantai.
3. Dominasi tanah lunak yang tersusun dari endapan alluvial dan batuan lempung.
4. Penurunan muka tanah (landsubsidence) yang tinggi.
Prediksi Jakarta tenggelam 10 tahun lagi
Jakarta memang memiliki potensi tenggelam, bukan hanya karena faktor Sea Level Rise (tinggi permukaan laut) semata, yang sangat kecil sekitar 3 ml/tahun.
Namun, yang sangat berpengaruh pada Jakarta atau kawasan sepanjang Pantura pada umumnya adalah Landsubsidence (penurunan muka tanah) yang memang ini sudah tidak bisa dikendalikan.
Oleh karena itu, penurunan muka tanah ini perlu di rem, kalau tidak maka Sea Level Rise akan naik dan dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat yang ada di Pantura.
Sebab, saat penurunan muka tanah terjadi, ketika rob datang, maka banjir air laut tersebut akan jauh masuk ke daratan dan merendam kawasan sekitar wilayah tersebut.