Pilpres 2024
Skenario Anies-Ganjar Bersatu di Pilpres 2024, Pengamat Sebut Ada Peluang Besar: Saling Melengkapi
Peta kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang semakin menarik untuk dibahas.
Menurut survei Poltracking, Hanta mengatakan ada sekira tiga preferensi pemilih.
Baca juga: Tim Relawan Pilpres 2024: Bingung, Anies Hanya Diurutan ke-3 Tapi Terlihat Begitu Ditakuti
Di antaranya seperti pemilih sosiologis yang memilih berdasarkan kesamaan isu sosial seperti agama, etnis, atau daerah.
Ada juga pemilih psikologis yang memilih berdasarkan karakter personal misalnya karena merakyat, tegas, atau cerdas.
Terakhir, pemilih rasional yang memilih berdasarkan kinerjanya, pengalamannya dan prestasinya.
"Di survei, kami membedah mungkin hampir merata kecenderungan preferensinya. Karena itu para calon presiden harus jeli, tidak bisa treatment kepada pemilih sama segmentasinya, bahasa politiknya, dan strategi komunikasinya," jelas Hanta.
"Saya kira penting untuk saling melengkapi basis sosiologis, psikologis maupun rasionalnya."
"Jadi sangat dinamis, jangan terburu-buru dalam menentukan peta politik," ujarnya.
Survei Poltracking Ada 3 Panggung Stategis Gambaran Pilpres 2024
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Poltracking Indonesia menyebut dalam hasil survei elektabilitas tokoh nasional, terdapat tiga panggung strategis terkait calon presiden 2024.
"Ketiga panggung tersebut yakni kepala daerah, menteri, hingga ketua umum partai," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam pemaparan survei secara virtual, Senin (25/10/2021).
Ketiga panggung strategis tersebut, dikatakan Hanta, menjadi sorotan dan dikapitalisasi untuk Pilpres 2024.
Dari ketiga panggung tersebut, dikatakan Hanta, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi.
"Dalam simulasi 15 nama, terdapat tiga calon presiden yang memiliki elektabilitas di atas 10%, yaitu Ganjar Pranowo (22.9%), Prabowo Subianto (20.0%) dan Anies Baswedan (13.5%)."
"Nama-nama lain, angka elektabilitasnya belum menembus angka 10%," kata Hanta.
Berikut datanya: