Palu Hari Ini
Hadianto, Lurah dan Camat Belajar Penanganan Sampah dan RTH di Surabaya
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid memberikan pengarahan kepada para lurah dan camat di sela-sela kunjungan studi tiru terkait penanganan sampah dan Ruang
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Alan Sahril
TRIBUNPALU.COM, PALU - Wali Kota Palu Hadianto Rasyid memberikan pengarahan pada para lurah dan camat di sela-sela studi tour terkait penanganan sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surabaya, Kamis, (28/10/2021) siang.
Hadianto Rasyid menekankan, agar para lurah dan camat melakukan rencana aksi di wilayah masing-masing.
Usai melakukan kunjungan kerja di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur tersebut.
"Para lurah harus bergerak lebih cepat. Inisiatifnya sudah harus lebih besar. Komiu adalah pilihan. Komiu yang merupakan leader sector dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman," kata Hadianto Rasyid.
Hadianto Rasyid menuturkan, tugas lurah tidak melulu hanya soal kepengurusan tanah, dokumen kependudukan, surat ijin, maupun kegiatan-kegiatan lain di kelurahan.
Baca juga: Cara Simpan Status WhatsApp Orang Lain Tanpa Screenshot hingga Aplikasi Tambahan
Baca juga: Daftar Bank yang Bakal Turunkan Biaya Transfer antar Bank Jadi Rp 2.500 per Transaksi
Namun kerja-kerja lurah juga berkaitan dengan mewujudkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan.
Hadianto Rasyid menginginkan, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) kedepannya diukur berdasarkan kinerja.
Sehingga acuan TPP tidak selalu berdasarkan golongan atau kepangkatan.
"Ketika lurah kerja tepat waktu, dia masuk poin. Kalau dia mampu menyelesaikan kerjanya dengan baik, poin lagi. Sehingga TPP betul-betul berdasarkan kinerja. TPP lurah saat ini sekitar Rp3,5 juta, pokoknya kedepan TPP lurah tidak boleh kurang dari Rp5 juta. TPP kita naikkan tapi beban kerjanya juga akan lebih besar," ungkapnya.
Hadianto Rasyid berharap, tahun 2022 menjadi tahun perubahan yang besar buat Kota Palu melalui Pemerintahannya
Olehnya para lurah dan camat diimbau sudah mulai melakukan penyesuaian.
"Saya minta kepada kita semua, rubah mindset kita. Kita semua harus bergerak cepat. Kalau satu tahun kita bergerak lambat, maka kota kita satu tahun juga akan bergerak lambat. Kalau tiga tahun kota kita bergerak lambat, itu dikarenakan cara-cara kerja kita yang menentukan keterlambatan itu," tekannya. (*)