TRIBUN WIKI
TRIBUN WIKI: 6 Fakta Perjalanan Palu-Buol Sulteng, Ada Kerumunan Sapi Hingga Muda-mudi
Pengendara harus berhati-hati karena jalur di punggung pegunungan itu rawan longsor.
TRIBUNPALU.COM - Kabupaten Tolitoli maupun Buol dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, dapat dijangkau melalui jalur darat.
Ada dua jalur menuju kedua kabupaten itu dari Kota Palu.
Lewat Kabupaten Parigi Moutong ke Utara atau lebih dikenal dengan istilah lewat Pantai Timur.
Bisa juga melalui Kabupaten Donggala, atau lebih dikenal Pantai Barat.
Jarak antara Kota Palu-Kabupaten Buol lewat Pantai Barat mencapai 585.29 km.
Sementara melalui Parigi Moutong 583.69 Km
Berikut fakta perjalanan ke Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol dari Kota Palu dihimpun TribunPalu.com, Kamis (28/10/2021):
1. Jalur Longsor dan Jalan Rusak

Jalur Palu-Buol bisa dibilang jalur ekstrem.
Kendaraan harus melewati pegunungan maupun bukit yang berkelok.
Pengendara harus berhati-hati karena jalur di punggung pegunungan itu rawan longsor.
Sebut saja jalur Kebun Kopi yang rawan longsor di musim hujan.
Begitu pula jalur Pantai Timur, pengendara harus melalui jalur Pegunungan Tinombala.
Jalur serupa juga ada di jalur Pantai Barat.
Tak hanya rawan longsor, jalan bertanah dan berbatu juga sangat sering ditemukan di kedua jalur menuju kabupaten paling utara Sulawesi Tengah itu.
Bekas galian alat berat pada punggung bukit maupun gunung juga mudah Anda jumpai di sejumlah titik jalur menuju Kabupaten Tolitoli dan Buol.
2. Kerumunan Pemuda Main Ponsel

Hal paling unik menuju Kabupaten Buol dari Kota Palu adalah kerumunan remaja dan pemuda di pinggir jalan di malam hari.
Muda-mudi itu duduk di pinggir bahu jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang melintas.
Mereka hanya fokus pada ponsel pintar di genggamannya.
Pantauan TribunPalu.com, kerumunan itu hanya ada di titik jaringan internet terbaik di daerah itu.
Fenomena itu akan sering Anda jumpai setelah melewati Kota Tolitoli menuju Kabupaten Buol.
3. Ternak Sapi Kuasai Jalan

Persoalan ternak warga menguasai badan jalan bukanlah hal baru di Sulawesi Tengah.
Hampir di tiap daerah Sulteng masih sering dijumpai ternak berkerumun di tengah jalan.
Tak hanya kerumuman muda-mudi, kerumunan ternak sapi pun dapat dengan mudah dijumpai di jalur Palu-Buol, utamanya setelah melewati Kota Tolitoli menuju Buol.
Beberapa kawanan ternak bahkan “menginap” di pinggir jalan.
Fenomena ini sangat mudah dijumpai dari sore hingga malam hari.
Tak hanya ‘nongkrong’ di pinggir jalan, bahkan ada juga yang berkerumun di tengah jalan.
Warga sekitar jalur itu, seakan-akan tidak memiliki kandang untuk beternak.
4. Terjebak Macet di Gunung

Ada tiga hal yang menyebabkan kemacetan di jalur pegunungan.
Kalau bukan longsor atau pohon tumbang tutup jalan, kecelakaan kendaraan dan truk yang terhenti karena tidak mampu mendaki.
Ada satu titik di jalur Pantai Timur yang sangat terkenal dengan ‘jalur kemacetan’.
Tepatnya di Bukit Pangi, Desa Pangi, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli.
Jalur menanjak ditambah jalan rusak menyebabkan truk bermuatan terhenti di tengah jalan.
Kemacetan di jalur itu tak mengenal waktu dan berlangsung hingga berjam-jam.
5. Panorama Laut Temani Perjalanan

Jalur antarkabupaten di Sulawesi Tengah sangat dikenal dengan panorama lautnya.
Semua ketegangan dan lelah selama di jalur pegunungan yang berliku terbayar dengan panorama alam dan bentangan laut luas di sepanjang jalan.
Desiran ombak dan cahaya mentari yang meredup di bawah garis cakrawala menjadi pemandangan tak terlupakan di dalam perjalanan.
Anda juga dapat menjumpai warung makan yang menyajikan hidangan laut di sepanjang jalur itu.
6. Hutan Lindung

Jalur Palu-Buol melalui kawasan Hutan Lindung di Sulawesi Tengah.
Bahkan di beberapa titik, monyet keluar ke pinggir jalan meminta makanan kepada pengendara.
Namun saat malam hari, jalur di daerah itu terkesan seram.
Selain karena tak ada pencahayaan dan rumah warga, jaringan internet juga tak terjangkau.(*)