Hadapi Kekurangan Pasokan Makanan, Korea Utara Minta Penduduk Mengurangi Makan Sampai Tahun 2025

Pemerintah Korea Utara mengimbau penduduknya untuk mengurangi makan setidaknya sampai tahun 2025, menurut laporan.

ndtv.com
Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara. 

TRIBUNPALU.COM - Dikabarkan Korea Utara tengah menghadapi kekurangan makanan.

Hal ini terjadi akibat adanya penutupan perbatasan dengan China selama pandemi Covid-19. 

Menyikapi hal ini pemerintah Korea Utara mengimbau penduduknya untuk mengurangi makan setidaknya sampai tahun 2025, menurut laporan.

Korea Utara sudah satu tahun ini menutup perbatasannya dari China terhitung sejak 2020 lalu.

Sayangnya, kebijakan untuk menahan penularan Covid-19 tersebut justru melemahkan ekonomi Korea Utara.

Menurut laporan, harga pangan melambung tinggi hingga terjadi kematian akibat kelaparan.

Baca juga: Rapat Glamor KPK, Pukat UGM: Sering Kampanye Hidup Sederhana, Mereka Sendiri Raker di Hotel Mewah

Baca juga: Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Apa Arti dan Tujuan Facebook Berubah jadi Meta? Ini Penjelasannya

Gambar ini diambil pada 11 Oktober 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 12 Oktober menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan pidato saat upacara pembukaan Pameran Pengembangan Pertahanan
Gambar ini diambil pada 11 Oktober 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 12 Oktober menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan pidato saat upacara pembukaan Pameran Pengembangan Pertahanan "Bela Diri-2021" di Pyongyang. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Sejumlah penduduk Korut menilai permintaan rezim untuk mengurangi makan ini menunjukkan pemimpin tidak menyadari risiko besar di balik krisis ini.

"Dua minggu lalu, mereka mengatakan dalam pertemuan unit penjaga lingkungan bahwa darurat pangan kami akan berlanjut hingga 2025."

"Pihak berwenang menekankan bahwa kemungkinan membuka kembali bea cukai antara Korea Utara dan China sebelum 2025 sangat tipis," kata seorang penduduk kota perbatasan Sinuiju kepada Layanan RFA Korea pada 21 Oktober.

"Situasi pangan saat ini sudah jelas darurat, dan orang-orang berjuang dengan kekurangan."

"Ketika pihak berwenang memberi tahu bahwa masyarakat perlu menghemat dan mengonsumsi lebih sedikit makanan hingga tahun 2025, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa sangat putus asa," tambahnya.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB dalam laporannya mengatakan, sekitar 40% populasi Korea Utara diperkirakan kekurangan gizi.

Negara pimpinan Kim Jong Un ini juga dikatakan mengalami kekurangan makanan tahun ini sekitar 860.000 ton, atau setara makanan untuk dua bulan.

Lebih lanjut, sumber anonim ini mengatakan kepada RFA, pengumuman untuk 'mengencangkan ikat pinggang' alias mengurangi makan menimbulkan ketidakpercayaan dan kebencian kepada rezim.

Aktivitas pekerja pabrik memproduksi masker wajah di sebuah perusahaan tekstil di Kota Pyongyang, Korea Utara.
Aktivitas pekerja pabrik memproduksi masker wajah di sebuah perusahaan tekstil di Kota Pyongyang, Korea Utara. (VOA News/AFP)

"Beberapa penduduk mengatakan bahwa situasi saat ini sangat serius sehingga mereka tidak tahu apakah mereka dapat bertahan hidup di musim dingin yang akan datang."

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved