Dua Gadis Belia Dipaksa Pegang Alat Vital Pemuka Agama Gadungan, Korban Dijanjikan Ilmu Kebatinan
Dua gadis belia menjadi korban pelecehan pria yang mengaku pemuka agama.
TRIBUNPALU.COM - Dua gadis belia menjadi korban pelecehan pria yang mengaku pemuka agama.
Dalam menjalankan aksinya, pemuka agama gadungan itu menjanjikan ilmu kebatinan kepada dua korbannya.
Pelaku berinisial S merupakan pemuka agama gadungan di Tanggerang Kota.
S menjanjikan dua gadis belia, A (15) dan R (16) ilmu kebatinan dengan syarat harus mau mandi kembang bersama.
Ketika melakukan mandi kembang tersebut, pelaku meraba-raba mencumbu dua korbannya.
Bahkan, S menyuruh A dan R mengelus-ngelus kemaluannya.
Baca juga: Selebgram Nekat Turunkan Celana di Dekat Istana Presiden Rusia, Nasibnya Berakhir Apes
Peristiwa tersebut terjadi di rumah S pada April 2021 lalu.
Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota periksa lima saksi terkait kasus pencabulan anak dibawah umur yang dilakukan oleh pemuka agama palsu di Pinang, Tangerang.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Bonar Pakpahan mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Hingga saat ini, sebanyak lima orang saksi mata telah menjalani pemeriksaan guna mengungkap kasus pencabulan yang dilakukan oleh pemuka agama palsu itu.
"Saksi yang sudah diperiksa ada lima orang, termasuk dari pihak terlapor," ujar Kompol Bonar Pakpahan kepada awak media usai menggelar konfrensi pers di Mapolrestro Tangerang Kota, Rabu(3/11/2021).
"Sekarang prosesnya masih tahap penyelidikan," sambungnya.
Baca juga: Akibat Film Dewasa, 5 Bocah Lecehkan Anak Perempuan 6 Tahun, Modus Main Nikah-nikahan
Lebih lanjut Bonar menjelaskan, untuk mengungkap kasus pencabulan, pihaknya terus bekerja lebih ekstra, guna menemukan informasi tambahan atas perlakuan tindak asusila di bawah umur itu.
Menurutnya, saksi yang diperlukan untuk mengungkap kasus pencabulan adalah pihak yang melihat peristiwa secara langsung.
"Kasus pencabulan ini agak susah memang, makanya tim kami terus bekerja lebih ekstra untuk mendapatkan informasi-informasi tambahan yang diperlukan," kata Bonar.