Banggai Hari Ini
Kisah Warga Transmigrasi di Moilong Banggai: Dulu Hutan Belukar, Kini Lumbung Pangan
Warga Desa Minakarya, Sulyadi menceritakan riwayat singkat perjalanan transmigrasi pertama di dataran Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
Penulis: Asnawi Zikri |
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Seorang warga Desa Minakarya, Sulyadi menceritakan riwayat singkat perjalanan transmigrasi pertama di dataran Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Daerah transmigrasi di Kabupaten Banggai ini bermula dari tanggal 4 Januari 1965.
Sebanyak 180 kepala keluarga bertolak pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur menggunakan KM Klingi.
Mereka sempat singgah di pelabuhan Makassar tanggal 7 Januari 1965 untuk bongkar muat barang.
Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Banggai pada tanggal 16 Januari 1965.
Tepat tanggal 19 Januari 1965, KM Klingi tiba dan berlabuh di luar pantai Kecamatan Moilong.
Baca juga: Marak Terjadi Tawuran Pemuda di Luwuk, Polres Banggai Minta Peran Orangtua
Baca juga: Pertamina Jamin Stok BBM Jenis Pertalite di SPBU Kota Palu Hingga Akhir Tahun
Karena kala itu belum ada pelabuhan.
"Sehingga warga transmigrasi diturunkan ke perahu tongkang untuk mengangkut ke pantai atau daratan," tutur Sulyadi saat kunjungan kerja anggota DPR RI dan pejabat Kementerian Desa dan PDTT RI di Desa Minakarya, Jumat (12/11/2021).
Dia mengungkapkan, saat itu rumah warga transmigrasi yang pertama belum dibangun.
Jangankan mau dibangun rumah, lokasi pemukiman saat itu masih hutan belukar.
Sehingga warga transmigrasi harus menebang sendiri pohon dan belukar yang ada untuk membuat pondok.
Pemberian jatah makanan untuk warga transmigrasi telah habis.
Sempat terjadi krisis bahan makanan.
Baca juga: Sebanyak 300 Paket Sembako dari DKK Dibagikan ke Lansia dan Disabilitas di Kota Palu
Warga transmigrasi harus berusaha sendiri mencari makanan di hutan.
Yaitu gadung atau ondot, pohon aren, dan pohon sagu.
"Itulah yang menjadi makanan pokok hari-hari bagi warga transmigrasi Toili unit 1," kenangnya, sedih.
Kini, wilayah dataran Toili yang mayoritas daerah transmigrasi sudah maju dan berkembang.
Bahkan menjadi daerah lumbung pangan yang bisa menghidupi daerah lain di luar Kabupaten Banggai.
Perjuangan warga transmigrasi hingga menjadi daerah berkembang seperti sekarang ini membuat Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendes dan PDTT RI, Aisyah Gamawati, merasa haru dan bangga.
Sebab, warga transmigrasi yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ini sudah bisa menjadi Minakarya sebagai desa lumbung pangan di Kabupaten Banggai.
Hasil panen padi bukan hanya untuk Kabupaten Banggai saja, melainkan kabupaten tetangga bahkan provinsi lain menikmatinya.
"Saya dengar beras di sini sudah ke Manado bahkan ke Maluku, ini semua berkat kerja keras dan semangat juang, tentu dibantu oleh Pemda setempat," ucap Aisyah. (*)