Berita Populer Sulteng
Berita Populer Sulteng: Banggai & Sigi Ikut UMP Sulteng hingga Penemuan Kerangka Manusia di Petobo
Kabupaten Banggai dan Sigi mengikut UMP Sulteng 2022 menjadi salah satu Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin.
TRIBUNPALU.COM - Berikut tiga Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin, Rabu (23/11/2021).
Kabupaten Banggai dan Sigi mengikut UMP Sulteng 2022 menjadi salah satu Berita Populer Sulteng di TribunPalu.com kemarin.
Selain itu ada juga Berita Populer Sulteng lainnya mengenai penemuan kerangka manusia di Petobo.
1. Banggai dan Sigi Ikut UMP Sulteng 2022
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah resmi menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022.
Hal itu dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah bernomor 561/399/DIS.NAKERTRANS.6.ST/2021.
Dalam Keputusan itu, Gubernur Sulawesi Tengah menyetujui hasil rapat Dewan Pengupahan Sulteng.
UMP Sulteng 2022 senilai Rp 2.390.739 per bulan.
Plh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tengah Joko Pranowo menjelaskan, penetapan UMP Sulteng 2022 itu berdasarkan aturan yang berlaku.
Dalam hal upah ditetapkan secara harian dengan perhitungan upah sehari antara lain pembagian sistem waktu kerja 5 hari dan 6 hari kerja.
Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja enam hari dalam seminggu, maka upah sebulan dibagi 25 hari.
Sementara untuk perusahaan dengan sistem waktu kerja lima hari dalam seminggu, upah sebulan dibagi 21.
"Upah Minimum Provinsi itu hanya berlaku bagi pekerja atau buruh dengan tiga kategori," ujar Joko, Senin (22/11/2021).
UMP itu hanya berlaku bagi pekerja seperti masa kerja nol tahun, status lajang dan tidak memiliki keterampilan (non skill).
Joko yang juga Kabid PHI Wasnaker itu menyebutkan, hanya tiga Kabupaten di Sulteng menggunakan UMP sebagai dasar pengupahan di daerahnya.
Ketiga daerah itu antara lain Kabupaten Tojo Una-una, Sigi dan Banggai Laut.
"Tiga Kabupaten itu masih gunakan UMP karena mereka belum menetapkan UMK selama ini," tutur Joko.
2. Lapas Palu Minta Bantuan Polisi & BNN untuk Kejar Tahanan Kabur
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu masih mengejar Tahanan Kabur.
Kepala Lapas Kelas IIA Palu Gamal Bardi menyebutkan, pihaknya telah mengeluarkan surat perintah kepada pegawai untuk mengejar dan menangkap tahanan itu.
“Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan BNN. Teman-teman pun sementara melakukan pencarian di tempat yang dicurigai menjadi persembunyian buronan itu,” kata Gamal via WhatsApp, Senin (22/11/2021).
Sebelumnya, Tahanan Kabur diketahui bernama Moh Rifani Bin Ahma Dg Matira alias Fani warga BTN Singgalau, Jl Sungai Palaiwa, Kelurahan Taipa, Kota Palu.
Fani ditahan atas kasus tindak perkara kasus penyalagunaan Narkotika dengan lama pidana 10 tahun.
Tahanan tersebut melarikan diri sejak Sabtu kemarin.
Adapun ciri-cirinya, memiliki tinggi badan 152 Cm, berat 53 Kg, rambut hitam ikal, tidak berkaca mata, warna mata cokelat tua, telinga kecil, lengan panjang, dan warna kulit sawo matang.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sulteng Sunar Agus telah menerima laporan tersebut.
Dia menjelaskan, tahanan itu sebelumnya diizinkan membesuk anaknya yang sakit di Desa Kasimbar.
Saat berada di rumahnya, tahanan itu pun melarikan diri.
"Kala itu tahanan hanya diawal dua orang karena bertepatan akhir pekan, banyak pegawai libur. Sementara personel kami mengejar tahanan itu dengan berkoordinasi kepolisian," ucap Sunar Agus.
3. Penemuan Kerangka Manusia di Petobo
Seorang pekebun menemukan 2 kerangka mayat manusia di ladangnya, Minggu (21/11/2021) siang.
Kerangka mayat diperkirakan perempuan usia sekira 40 tahun dan anak laki-laki usia sekitar 5 tahun.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Palu langsung menuju TKP usai menerima informasi penemuan tersebut.
Kepala Dinas Damkarmat Kota Palu Sudaryano Lamangkona mengatakan, kerangka mayat itu ditemukan pekebun.
"Dugaan bahwa kerangka mayat tersebut adalah korban bencana likuefaksi tahun 2018 silam," kata Sudaryano, Senin (22/11/2021) siang.
Lanjut Sudaryano, pekebun tersebut langsung menginformasikan kepada ketua RW 9 Kelurahan Petobo bernama Effendy pasca-menemukan kerangka mayat.
"Identifikasi jenis kelamin mayat hanya dapat kami yakini dari pakaian yang masih ikut pada kerangka tersebut", ujar Effendy.
Karena kerangka mayat ditemukan dalam jarak yang berdekatan.
"Diperkirakan kedua kerangka tersebut masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Bisa jadi antara ibu dan anak," jelasnya.
"Taksiran kami, usia kedua kerangka tersebut antara 30-40 tahun. Sedangkan kerangka mayat lainnya diperkirakan berusia 5-7 tahun", tambah Effendy.
Setelah dilakukan identifikasi awal oleh pihak berwenang.
Kedua kerangka mayat tersebut diserahkan kepada Damkarmat Kota Palu untuk dievakuasi dan dimakamkan.
"Hingga hari ini, jumlah kerangka mayat yang telah dievakuasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu berjumlah 20, pasca-bencana 2018 silam," tutup Sudaryano.(*)