Fakta Baru 12 Santriwati Dirudapaksa Guru, Para Korban Hidup di 1 Rumah, Jaga Anak Bersama-sama
Terbongkar fakta baru soal guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwati.
TRIBUNPALU.COM - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan membongkar fakta baru soal guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwati.
Dilansir TribunWow.com, belasan wanita belia itu ternyata selama ini bersama-sama mengurus diri sendiri di rumah yang disediakan HW.
Sebagai informasi, 12 santriwati ini dirudapaksa sejak 2016 hingga 2021.
Akibatnya, lahir delapan bayi hasil perbuatan bejat HW.
“Mereka ngurus diri mereka sendiri di sana, tidak ada pengurus yayasan, hanya dia (pelaku) yang ada, tidak ada orang lain,” ungkap Diah, dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Tangis Pilu Para Orangtua Korban Rudapaksa Guru Pesantren, Tak Tahu Anaknya Sudah Miliki Dua Bayi
Baca juga: 7 Fakta Guru Rudapaksa 12 Santriwati: Korban Rata-rata Tak Mampu, hingga Jadi Sorotan Internasional
Tak hanya memasak, para korban ini juga menjaga anak hingga mengantar teman yang akan melahirkan pun bersama-sama.
Para korban membagi tugas dari mulai memasak, mencuci, hingga menjaga anak.
“Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri, saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota, jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya,” katanya.
Diah menyebut, selain tempat belajar di Cibiru, pelaku juga menyediakan rumah khusus yang biasa disebut basecamp.
Di rumah itu, korban yang baru melahirkan dirawat hingga pulih dan bisa kembali berkumpul.
“Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa, mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan,” tandasnya.
Kejanggalan Pesantren
Kasus rudapaksa yang dilakukan pengelola pesantren di Bandung, Jawa Barat, berinisial HW, berbuntut panjang.
Setelah merudapaksa 12 santriwati hingga lahir sembilan bayi, kini terungkap kejanggalan pesantren yang dikelola HW.
Sebagai informasi, pesantren yang dikelola HW kini telah ditutup seusai kasus rudapaksa ini mencuat.