Umrah Perdana di Tengah Pandemi Dinilai Terlalu Berani, Ini Kata Kemenag

Kemenag mengungkapkan jika keberangkatan para jemaah umrah ke Arab Saudi menggunakan prtokol kesehan yang ketat, seperti adanya karantina.

Tribun Batam/Candra P. Pusponegoro
Umat muslim sedang berdoa di depan Kakbah di Kota Mekkah, Arab Saudi, (7/6/2012) lalu. 

TRIBUNPALU.COM – Melonjak kasus Omicron di berbagai negara termasuk Indonesia diketahui disebabkan oleh adanya para pelaku perjalanan antar negara.

Meski tengah marak kasus Omicron di berbagai negara, namun jemaah umrah asal Indonesia sudah diperbolehkan berangkat ke Tanah Suci.

Keputusan itu dianggap terlalu berani lantaran dapat berpotensi untuk meningkatkan penularan kasus Covid19 termasuk varian Omicron.

Baca juga: Keberangkatan Umrah akan Ditunda Terkait Adanya Varian Omicron di Berbagai Negara

Mendengar dinilai terlalu berani, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief buka suara.

Hilman mengungkapkan jika keberangkatan para jemaah umrah ke Arab Saudi menggunakan prtokol kesehan yang ketat.

“Kami mencoba memfasilitasi jemaah umrah asal Indonesia itu untuk bisa berangkat dengan protokol yang ketat, keterlibatan negara dalam hal ini adalah memitigasi bencananya, memitigasi dampak dari penularannya, yakni dengan protokol,” kata Hilman Latief, melansir dari Sapa Indonesia Malam, KompasTV.

Hilman menyebut jika pihaknya bukan bukan memberangkatkan para jemaah untuk bisa umrah,namun pihaknya justru berupaya agar umrah dapat berjalan secara terkendali.

Potret Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi
Potret Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi (Bandar Aldandani/AFP)

“Bukan kami memberangkatkan umrah, tapi kami justru menahan agar umrah itu dilaksanakan secara terkendali dan itu bisa dilaksanakan pada bulan Januari ini,” lanjutnya.

Mengenai pelaksanaan umrah yang terkendali, Hilman mengungkapkan jika seseorang yang dapat berangkat umrah harus sudah mendapatkan vaksinasi hingga dosis kedua.

“Saat iini yang boleh berangkat itu harus full vaccination dua kali vaksin setelah itu kita juga sudah ada PCR dengan lab yang sudah direkomendasi oleh kedutaan Saudi Arabia, pada proses karantina sampai di Saudi juga dikarantina beberapa hari baru setelah clear mereka boleh umrah, akan pulangnya di swab lagi mana yang boleh terbang mana yang enggak, datang ke Indonesia karantina lagi 7 sampai 10 hari tergantung situasinya kan,” kata Hilman.

Jemaah umrah yang berangkat dalam waktu dekat diketahui akan menanggung biaya masa karantina sesampainya di Saudi Arabia maupun saat sesampainya di Indonesia secara pribadi.

Baca juga: Tim Amphuri Berangkatkan Rombongan Kedua Uji Coba Umrah di Madinah

“Ya itu memang sudah konsekuensinya, oleh karena itu kita sudah sampaikan pada jemaah kalau mau bernagkat dalam waktu dekat, ini ada konsekuensinya, karantina Anda harus bayar sendiri, disana 3 sampai 5 hari untuk karantina, di sini juga karantina hampir sama atau bahkan lebih lama dari masa umrahnya dan itu konsekuensi yang harus diketahui oleh jemaah,” lanjut Hilman.

Meski mengatakan jika pihaknya siap, pemberangkatan jemaah umrah dapat diprioritaskan kepada kelompok jemaah tertentu agar dapat terkendali lebih mudah.

“Tapi kami juga tentu saja menyarankan agar coba memprioritaskan kelompok jemaah tertentu, jumlahnya juga terjaga, agar kendalinya juga lebih mudah,” kata Hilman.

Mengenai lokasi karantina, Kemenag berencana untuk memanfaatkan asrama haji di Jakarta dan sekitarnya.

“Dari Kementerian Agama khususnya ingin memanfaatkan asrama haji yang kami miliki di Jakarta, kita ada juga di Bekasi, bahkan nanti juga kalau dibutuhkan penerbangan dari Surabaya kita coba siapkan,” terangnya.

Saat ini terdapat sebanyak 400 lebih jemaah umrah Indonesia sudah diberangkatkan menuju Arab Saudi dengan sistem satu pintu pemberangkatan, yakni dari wilayah Jakarta.

(TribunPalu.com/Linda)

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved