Bacaan dan Tafsir Surah Al Fajr Ayat 1 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan Surah Al Fajr ayat 1 hingga 15 lengkap dengan tafsir dan artinya.

Tribunnews Jateng
Membaca Al Quran 

lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,

فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ - ١٣

Fa ṣabba 'alaihim rabbuka sauṭa 'ażāb

karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,

اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ - ١٤

Inna rabbaka labil-mirṣād

sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.

فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ - ١٥

Fa ammal-insānu iżā mabtalāhu rabbuhụ fa akramahụ wa na''amahụ fa yaqụlu rabbī akraman

Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Asy Syams Ayat 8 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Tafsir Surah Al Fajr Ayat 1 hingga 10

Ayat 1

Demi fajar, yaitu awal mula terangnya bumi setelah kegelapan malam sirna. Pada waktu ini manusia memulai aktivitasnya. Di balik kemunculan fajar itu pasti ada Zat Yang Mahaperkasa.

Ayat 2

Demi malam yang sepuluh, yaitu sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Mereka yang beramal saleh pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung.

Ayat 3

Demi yang genap dan yang ganjil dari semua hal. Bisa juga dipahami bahwa yang genap itu adalah makhluk Allah, sedangkan yang ganjil adalah Allah. Dia Maha Esa dan tanpa bandingan. Allah tidak membutuhkan apa dan siapa pun, sedang makhluk sangat bergantung pada yang lain.

Ayat 4

Demi malam apabila berlalu dan digantikan siang.

Ayat 5

Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah yang dapat diterima bagi orang-orang yang berakal? Bagi mereka sumpah-sumpah tersebut sangat menggugah. Mereka tergugah untuk memikirkannya secara mendalam karena sumpah itu menunjukkan kekuasaan Allah dan anugerah-Nya yang besar bagi manusia.

Ayat 6

Tidakkah engkau, wahai Rasul dan kaum musyrik, memperhatikan dan merenungkan dengan pikiran jernih bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad? Allah mengazab mereka karena telah berbuat durhaka, meski mereka memiliki kekuatan yang luar biasa.

Ayat 7

Allah hancurkan kaum ‘Ad, yaitu penduduk kota Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi dan bentuk fisik yang kuat.

ILUSTRASI- Baca Alquran
ILUSTRASI- Baca Alquran (handover/esqnews.id)

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Asy Syams Ayat 1 hingga 7, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Ayat 8

Itulah kota dengan bangunan-bangunan megah yang pada masanya belum pernah dibangun seperti itu megahnya di negeri-negeri lain.

Ayat 9

Dan tidakkah kamu perhatikan pula azab yang telah Allah timpakan atas kaum Šamud yang memotong dan memahat batu-batu besar di lembah untuk dijadikan kediaman mereka?

Ayat 10

dan tidakkah kamu juga memperhatikan azab Allah kepada Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak? Allah mengazabnya meski ia mampu membangun piramida-piramida yang besar dan mempunyai bala tentara yang banyak.

Ayat 11

Mereka itulah orang-orang yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri dan berbuat zalim melewati batas kemanusiaan.

Ayat 12

lalu mereka dengan kezalimannya banyak berbuat kerusakan, dosa, dan maksiat dalam negeri itu.

Ayat 13

Karena kesewenangan dan kezaliman mereka itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka. Allah membinasakan kaum ‘Ad dengan topan yang sangat dingin selama tujuh malam berturut-turut; kaum Šamud dengan suara menggelegar dan petir yang menyambar (Lihat:Fussilat/41:16; al-Hàqqah:/69:6–7); dan Fir‘aun beserta tentaranya ditenggelamkan di Laut Merah.

Ayat 14

Allah timpakan azab kepada mereka karena sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi gerak gerik dan perilaku mereka. Tidak seorang pun lepas dari pengawasan Allah. Kebinasaan tiga kaum itu hendaknya menjadi pelajaran bagi umat setelahnya, terutama kaum musyrik Mekah.

Ayat 15

Ayat ini menjelaskan sifat dasar manusia kafir ketika mendapat kebahagiaan dan kesusahan, yakni bergembira berlebihan saat mendapat kenikmatan dan putus asa ketika tertimpa kesulitan. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu dia memuliakannya dan memberinya kesenangan serta kenikmatan, baik lahir maupun batin, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Mereka menilai kenikmatan yang diterimanya adalah berkat kemuliaan nya di sisi Allah. Mereka lupa bahwa nikmat itu pada dasarnya salah satu bentuk ujian Allah kepada manusia.

(TribunPalu/Hakim)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved