Parimo Hari Ini

Utang Turunan RSUD Raja Tombolotutu Sebesar Rp 2 Miliar Lunas di Awal 2022

Hutang turunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Tombolotutu sebesar lebih kurang Rp 2,6 miliar lunas diawal tahun 2022.

Handover
Direktur RSUD Raja Tombolotutu dr Flora Merlin. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Nur Saleha

TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Utang turunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Tombolotutu sebesar lebih kurang Rp 2,6 miliar lunas diawal tahun 2022.

Kepala Seksi Penunjang Medis RSUD Raja Tombolotutu Tinombo Rahadi R mengatakatan, pihaknya sangat bersyukur akhirnya di tahun 2022 RSUD Raja Tombolotutu dibolehkan kembali kerja sama dengan beberapa perusahaan persediaan perbekalan kefarmasian.

Kerjasama kembali itu setelah hampir 2 tahun di black list dan tidak bisa membuka kerjasama oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Hal tersebut dikarenakan hutang turunan yang menumpuk bagi persediaan perbekalan kefarmasian, baik itu obat obatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) serta bahan Laboratorium yang ada di RSUD Raja Tombolotutu sejak tahun 2019 dan diselesaikan atau dilunasi diakhir tahun 2021 sehingga tahun 2022 tidak ada lagi utang piutang.

"Total hutang di 2019 Rp 2.587.155.474 dan kami lunasi secara bertahap yaitu tahun 2020 kami bayar Rp. 1.699.844.424 dan tahun 2021 kami langsung lunasi Rp. 887.311.052," ungkap Rahadi, Selasa (18/1/2021).

Sementara, Direktur RSUD Raja Tombolotutu dr Flora Merlin mengatakan, dengan lunasnya hutang bahan Kefarmasian, maka pihaknya berusaha tidak akan memunculkan hutang baru lagi.

"Walaupun masih tercatat sisa Rp. 29.753.208 namun bukan hutang turunan lagi tetapi pembelanjaan di penghujung tahun 2021 dan itu bukan obat obatan tetapi sisa bahan medis habis pakai," tandasnya.

Dengan demikian dr Flora berharap dengan hadirnya Dokter Spesialis di RSUD Raja Tombolotutu Tinombo yaitu Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Patalogi Klinik, Dokter Radiologi dan Dokter Spesialis Anastesi maka kegiatan pelayanan Kesehatan tingkat lanjut dapat berjalan lebih baik lagi.

Khususnya bagi masyarakat yang ada di Wilayah Utara Kabupaten Parigi Moutong.

"Dengan berjalannya kegiatan pelayanan Kesehatan tingkat lanjut ini, kami membutuhkan Anggaran belanja persediaan Kefarmasian (Obat, BMHP dan bahan Labotatorium) kurang lebih sebanyak 1,8 Milyar per tahun," tutup dr Flora. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved