Ancaman OPM Tidak Main-main, Pasukan Elit TNI Ditantang Perang di 3 Wilayah Rawan

Peringatan bernada ancaman kembali dikeluarkan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kompas
Foto Ilustrasi Prajurit TNI AD 

TRIBUNPALU.COM - Peringatan bernada ancaman kembali dikeluarkan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Juru bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan anggotanya siap melawan TNI-Polri.

Termasuk prajurit dari Pasukan Setan yang merupakan pasukan elit TNI.

Kali ini, OPM menantang TNI-Polri untuk berperan di tiga wilayah di Papua.

Adapun wilayah-wilayah itu adalah Kabupaten Intan Jaya, Puncak Papua, dan Nduga.

Baca juga: Bocoran Pekerjaan Angelina Sondakh Usai Bebas dari Penjara, Sangat Jauh Dari Dunia Politik

“TNI-Polri, pasukan setan, harimau, buaya, lawan kami,” kata Sebby Sambom melalui video yang disebarkan di media sosial.

Selain itu, OPM juga mengancam bakal membakar sejumlah kota di Papua.

Sebby Sambom mengatakan, langkah itu sebagai penolakan pembangunan pemerintah Indonesia di Papua.

“Kami percaya kota-kota akan dibakar, bangunan apa saja akan dibakar, itu perintah,” katanya.

“Kami tidak butuh pembangunan Indonesia, kami akan bangun negeri kami dengan uang sendiri dengan merdeka,” katanya.

Usir Pendatang dari Papua

Peringatan keras disampaikan OPM kepada para pendatang di Papua.

OPM ternyata sudah menetapkan wilayah perang yang tidak boleh ditinggali masyarakat pendatang.

Hal itu disampaikan juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom.

Dalam video yang beredar di media sosial, Sebby Sambom terang-terangan mengusir para pendatang di Papua.

Ia menyebut tiga daerah di Papua sebagai wilayah perang rawan konflik.

“Kami mengumumkan peringatan keras kepada semua orang Indonesia warga imigran yang cari makan di tanah Papua, kami peringatkan anda segera tinggalkan wilayah konflik perang,” kata Sebby Sambom.

“Yaitu Intan Jaya, Puncak Papua, dan Nduga,” tambahnya.

Sebby Sambom juga menegaskan, pihak OPM tak akan bertanggungjawab dengan jatuhnya korban jiwa di wilayah tersebut.

Ia beralasan, pihak OPM sudah memberi peringatan yang harusnya dipatuhi warga pendatang.

“Kami tidak akan bertanggungjawab kalau anda mati di sana,” katanya.

“Jangan alasan bilang itu tukang bangunan atau tukang ojek. Tidak ada alasan, kami sudah umumkan itu wilayah perang,” tambahnya.

Seperti diketahui, OPM makin gencar melakukan aksi teror di awal tahun 2022.

Setelah menyatakan perang dan mengibarkan bendera bintang kejora, OPM tercatat dua kali menyerang TNI-Polri di bulan Januari ini.

Kontak tembak pertama dengan OPM terjadi di Kabupaten Maybrat.

Akiban insiden itu, satu anggota TNI bernama Serda Miskel Rumbiak gugur.

Tak berlangsung lama setelah itu, kontak tembak dengan OPM kembali terjadi.

Kelompok yang ditetakan sebagai teroris itu menyerang pasukan Brimob.

Penyerangan itu menyebabkan Bharada Resi Nugroho mengalami luka tembak di dada kiri. (*)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved