Takut Perang Pecah, NATO Sebut Rusia Sudah Bangun Jembatan ke Ukraina: Ini Bukan Lelucon!

NATO akan terus memperkuat sayap timurnya untuk melawan ancaman Rusia, dan tuduhan berulang bahwa Kremlin sedang membangun kekuatan di sekitar Ukraina

handover
Ilustrasi 

“Saya pikir kami telah melihat kebalikan dari beberapa pernyataan. Kami telah melihat peningkatan pasukan selama 48 jam terakhir – hingga 7.000.

"Kami telah melihat sebuah jembatan dibangun dari Belarus, ke Ukraina atau dekat Ukraina," katanya.

"Kami akan menuruti kata-kata mereka, tetapi kami akan menilai Rusia berdasarkan tindakan mereka dan saat ini, penambahan pasukan terus berlanjut."

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menegaskan kembali bahwa Barat "sejauh ini ... tidak melihat tanda-tanda penarikan atau de-eskalasi".

Sekutu NATO telah mengerahkan ribuan tentara dan perangkat keras untuk memperkuat sayap timur aliansi itu sebagai tanggapan atas pengerahan Moskow di sekitar Ukraina.

Amerika Serikat mengatakan untuk sementara mengerahkan sekitar 4.700 tentara tambahan ke Polandia.

Wallace mengatakan Inggris telah menempatkan 1.000 tentara tambahan dalam keadaan siaga dan berusaha menggandakan kontribusinya kepada kelompok pertempuran NATO di Estonia.

Aliansi tersebut mengincar pengiriman kelompok pertempuran baru ke Rumania dan Bulgaria di Laut Hitam. Penempatan di Hungaria dan Slovakia telah diperdebatkan.

Ia juga melihat untuk memperkuat kelompok-kelompok pertempuran yang sudah ada di Baltik dan Polandia - saat ini berjumlah sekitar 5.000 tentara - yang dikerahkan pada tahun 2017 sebagai tanggapan atas perebutan Krimea oleh Rusia.

Kabar Hoaks CIA

Terungkap. Ternyata lima hari sebelum tanggal 16 Februari yang disebut-sebut akan terjadi perang Rusia dengan Ukraina, Presiden ini sudah mendapat pesan dari Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Pesan itu tentu saja berisi bahwa Rusia akan segera melakukan serangan ke Ukraina dan akan terjadi perang.

Namun, alih-alih terjadi perang, malahan hingga kini Rusia dan Ukraina masih saling menahan diri.

Hal itulah yang membuat Presiden ini mengakui bahwa Intelijen AS sudah bikin berita tidak benar dan gagal dalam melakukan pekerjaannya.

Tidak hanya kali ini saja, ternyata sudah ada dua kali kegagalan Intelijen AS yang kemudian berimbas pada hal yang terburuk.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved