OPINI

Palu, KAHMI dan Kemanusiaan

Apakah Palu dan Sulawesi Tengah tidak bisa bangkit? Jawaban pertanyaan ini tergambar pada semangat keluarga besar KAHMI Sulteng menyiapkan Munas

Editor: mahyuddin
handover
MW KAHMI Sulteng dan Ketua Umum HMI Cabang Palu 2001-2002, Salihudin 

Di manapun, setiap konflik melahirkan residu. Residu itu masih terasa hingga sekarang.

Walaupun secara fisik sudah nyaris tanpa bekas tapi ini masih menyisakan trauma yang mendalam di bawah alam sadar masyarakat Sulawesi Tengah [3].

Contohnya, jaul beli tanah atau investasi di daerah bekas konflik tentu akan sulit.

Hal ini karena efek psikologis trauma yang menimbulkan perasaan ragu dan takut akibat konflik masa lalu. Karena itu perlu detraumatisasi.

Korbannya tidak mengenal agama, suku, usia, golongan  karena semua yang terlibat konflik  menderita secara kemanusiaan.

Peran tokoh KAHMI, tokoh perdamaian dunia yang juga Wapres RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla dalam perdamaian Poso sangat vital dan menjadi catatan sejarah yang tak terlupakan.

Kedua; trio bencana alam (gempa, tsunami, likuefaksi) yang terjadi pada 28 September 2018 silam, masih sangat membekas baik secara fisik maupun secara psikologis.

Gempa bumi, tsunami dan likuefaksi benar-benar membawa Palu dan Sulawesi Tengah berada di titik paling rendah.

Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sebelum konflik termasuk cukup tinggi yakni tahun 1996 mencapai 9,98 persen dan tahun  tahun 2017  tumbuh 7,14 persen.  

Pascabencana, triwulan IV tahun 2018  pertumbuhan ekonomi  turun drastis hanya mencapai 5,28 persen. 

Kemudian secara perlahan tapi pasti mulai bangkit sejak tahun 2019  mulai pulih dengan tumbuh sebesar 9, 59  persen pada triwulan IV (Y-on -Y) .

Kemudian karena diterjang pandemic Covid, ekonomi Sulteng pada triwulan III 2020 hanya tumbuh 2,82% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2020 yang drop hingga level minus 0,06% (yoy).

Pada saat provinsi lain masih keteteran, secara meyakinkan ekonomi Sulteng terus tumbuh impresif.

Faktor pendorongnya tidak lain adalah pertumbuhan pada sektor industri industri pengolahan (smelter), pertambangan, pertanian dan relatif membaiknya perkembangan sektor lainnya.

Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan fantastis sebesar 10,21 persen (y-on-y).

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved