Luhut Sebut Orang yang Sudah Vaksin dan Booster Boleh Jalan-jalan, Ini Kata Epidemiolog

Epidemiolog asal Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini masih belum bisa dikatakan melewati puncak

Editor: Imam Saputro
TRIBUN BATAM/Argianto Dihan Aji Nugroho
Sejumlah wisatawan asal Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center, Batam, Selasa (28/1). Meningkatnya warga negara china yang terdeteksi virus corona di Singapura membuat pengawasan terhadap lalulintas warga negara asing maupun WNI diperketat untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. 

TRIBUNPALU.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa warga yang sudah vaksinasi Covid-19 lengkap, sudah mendapatkan booster, serta tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta), boleh pergi ke mana saja.

Pernyataan tersebut disampaikan Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang disiarkan secara daring, pada Senin (14/2/2022).

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan. Silakan saja jalan ke mana-mana, masuk mal segala macam tapi tetap gunakan PeduliLindungi. Lakukan PCR atau swab antigen jika merasa ada simptom di dirinya,” ujar Luhut dikutip dari pemberitaan Kompas.com (14/2/2022).

Luhut kembali mengungkapkan, hingga saat ini, pihaknya belum ada keinginan untuk kembali memperketat mobilitas masyarakat.

Sebagai gantinya, pelonggaran kebijakan justru akan terus dilakukan pemerintah.

Lalu, bagaimana tanggapan epidemiolog terkait kebijakan tersebut?

Tanggapan Epidemiolog

Epidemiolog asal Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini masih belum bisa dikatakan melewati puncak penyebaran varian Omicron.

Artinya, tren kasus Covid-19 yang masih meningkat secara mobilitas dan interaksi, tentu masih sangat rawan.

“Sangat berisiko, meskipun orang itu sudah divaksinasi. Meskipun orang itu sudah di-booster. Tidak menjamin dia tidak akan terinfeksi, tidak menjamin dia tidak akan menularkan,” ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com baru-bar ini.

Vaksin yang ada saat ini, menurut Dicky, memang dapat memberi jaminan perlindungan tubuh dari keparahan saat terinfeksi Covid-19.

Namun, tidak lantas memberikan jaminan 100 persen bahwa orang tersebut tidak akan terinfeksi ataupun menularkan.

“Tidak 100 persen memang, tapi ya di atas 90 persen, orang yang sudah divaksin apalagi booster itu tidak akan parah kalau sakit, tidak akan meninggal. Tapi dia bisa terinfeksi, dia bisa menularkan,” lanjutnya.

Batasi sampai pertengahan Maret

Dicky menuturkan, akan lebih baik jika pelonggaran dibatasi terlebih dahulu, setidaknya hingga pertengahan Maret.

Hal tersebut didasarkan pada pengamatannya, bahwa gelombang ketiga varian Omicron masih akan terus meningkat hingga Maret mendatang.

“Kita harus membatasi pergerakan itu. Untuk membantu supaya cepat landai. Supaya juga tidak menyebar, supaya tidak banyak korban, korban kesakitan ataupun kematian,” tutur dia.

Ditegaskan lagi oleh Dicky, saat ini masih banyak masyarakat yang belum mendapat vaksinasi lengkap, apalagi booster.

Oleh karena itu, akan lebih bijak jika tidak menganjurkan untuk jalan-jalan dan tidak juga melarangnya, tetapi tetap membatasi.

Masyarakat hanya perlu membatasi diri dengan sadar diri untuk membangun kewaspadaan dan tidak keluar demi hal-hal tidak penting.

“Karena di kelompok masyarakat kita kan ada masyarakat yang memang tidak bisa kalau tidak beraktivitas (keluar) dia. Karena ya dia bekerja. Nah bagi yang bisa, redam dulu, setidaknya sampai Maret ya redamlah dulu. Untuk membantu melandaikan kurva gelombang tiga ini yang masih bergerak aktif,” kata Dicky.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudah Vaksin dan Booster Boleh Jalan-jalan? Ini Kata Epidemiolog"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved