Keadaan Tentara Rusia di Lapangan yang Dilaporkan Menangis, Ngaku Tidak Tahu akan Dikirim Perang
Kondisi tentara Rusia yang saat ini berada di lokasi konflik dengan Ukraina.
TRIBUNPALU.COM - Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukannya untuk menyerang Ukraina dari berbagai arah.
Sementara itu Ukraina justru melakukan "perlawanan kaku," menurut pejabat AS.
Serangan itu dimulai 24 Februari, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus."
Rusia telah dijatuhi sanksi dari Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara di seluruh Eropa.
Menurut laporan yang dilansir Hindustan Times pada Rabu (2/3/2022), seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa sebagian besar tentara Rusia adalah pejuang muda tanpa pelatihan yang layak.
Mereka juga tidak mengharapkan perlawanan keras seperti yang telah dilancarkan pasukan dan masyarakat sipil Ukraina.
Baca juga: Miliarder Rusia Beri Harga Kepala Vladimir Putin Senilai Rp14 M: Tangkap Hidup Atau Mati
Baca juga: Rusia Tegaskan akan Capai Tujuan Intervensi Militernya di Ukraina, Putin: Apa pun yang Terjadi
Beberapa dari pasukan Rusia ke Ukraina, menurut pejabat AS, bahkan tidak diberitahu bahwa mereka dikirim untuk berperang.
Para prajurit ini meletakkan senjata mereka tanpa perlawanan, melubangi kendaraan mereka hanya untuk menghindari pertempuran, kata laporan itu.
Penilaian itu kemungkinan dibuat berdasarkan pernyataan tentara Rusia yang ditangkap.
Para pejabat AS mengatakan minimnya pasokan bahan bakar pasukan Rusia ini membuktikan mengapa konvoi 60 km di dekat Kiev, seperti yang terlihat pada gambar satelit, sekarang hampir bergerak merangkak.
Perlambatan juga membeli waktu bagi mereka untuk berkumpul kembali dan merekayasa ulang rencana pertempuran mereka.
Menurut Pentagon, militer Rusia menunjukkan perilaku menghindari risiko sejak peluncuran serangan.
Rekaman suara yang diperoleh perusahaan intelijen Inggris, seperti dilansir Daily Mail, mengungkapkan bahwa tentara Rusia benar-benar kacau.
Laporan tersebut mengklaim bahwa mereka menolak untuk mematuhi perintah komando pusat untuk menyerang kota-kota Ukraina dan mengeluh tentang kehabisan stok.
Shadowbreak, badan intelijen yang mengklaim telah mencegat pesan-pesan ini, mengatakan sejak awal operasi Kamis lalu (24/2/2022), militer Rusia telah menunjukkan kurangnya dukungan logistik.