Amerika Panik, Rusia Dapat Bukti Pengembangan Senjata Biologis di Laboratorium Ukraina

Rusia mengklaim telah memiliki dokumen yang dapat menunjukan adanya upaya pengembangan senjata biologis di Ukraina.

AFP/JANE BARLOW
Foto Ilustrasi - Aktivitas di laboratorium 

Sebagai tanggapan, Kiev membantah mengembangkan senjata biologis, sementara Washington belum mengomentari klaim militer Rusia.

Baca juga: Bukan China atau AS, Ini Negara yang Bisa Hentikan Konflik Rusia-Ukraina, Kekuatan Militernya Besar

Moskow telah berulang kali memperingatkan tentang kegiatan laboratorium biologi yang didanai AS yang berlokasi di negara-negara bekas Uni Soviet.

Rusia menuduh Pusat Penelitian Lugar, laboratorium yang didanai AS di Georgia, melakukan sejumlah eksperimen berbahaya. Pada saat itu, Pentagon membantah tuduhan ini, menyebutnya sebagai "kampanye disinformasi Rusia".

Ukraina Babak Belur

Ukraina babak belur selama invasi Rusia, dengan ribuan fasilitas militer yang rusak dihantam militer Vladimir Putin.

Target yang dihancurkan termasuk elemen infrastruktur militer Ukraina, seperti fasilitas komando dan stasiun radar, dan berbagai macam perangkat keras militer.

Ketika operasi militer Rusia di Ukraina berlanjut, Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis angka-angka baru tentang kerusakan yang ditimbulkan.

Mayor Jenderal Igor Konashenkov juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan kepada media pada hari Selasa, angkatan bersenjata Rusia telah menghancurkan 2.581 sasaran militer di Ukraina sejak peluncuran operasi militer pada 24 Februari.

Dia juga menyatakan bahwa 897 tank Ukraina dan kendaraan lapis baja lainnya, 95 sistem peluncuran roket ganda, 336 sistem artileri lapangan dan mortir, serta 662 kendaraan militer khusus dan 84 UAV telah dihancurkan oleh pasukan Rusia.

Pada hari Selasa, pesawat tempur Rusia telah menghancurkan 32 sasaran militer di Ukraina, termasuk empat fasilitas kontrol, tiga stasiun radar, dua tempat pembuangan bahan bakar dan 23 daerah konsentrasi persenjataan dan perangkat keras militer.

Pada bulan Februari, Rusia secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (masing-masing DPR dan LPR) dan melancarkan operasi militer di Ukraina setelah otoritas DPR dan LPR meminta bantuan untuk mempertahankan diri dari serangan pasukan Ukraina.

Pemerintah Rusia menyatakan bahwa tujuan operasi tersebut adalah untuk menetralisir kemampuan militer Ukraina. (*)

(Sumber: TribunPekanbaru.com)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved