Takut Perang, Tentara Rusia Malah Sengaja Tembak Kaki Sendiri Agar Dipulangkan Putin

Semangat tentara Rusia dilaporkan mulai goyah menghadapi perang yang pecah di Rusia.

AFP
Foto Ilustrasi tentara Rusia (ALEXANDER NEMENOV / AFP) 

TRIBUNPALU.COM - Semangat tentara Rusia dilaporkan mulai goyah menghadapi perang yang pecah di Rusia.

Berbagai cara kabarnya mereka lakukan demi bisa ditarik dari medan perang dan pulang ke Rusia.

Salah satunya dengan cara nekat melukai diri sendiri.

Dilansir Mirror, menurut perkiraan AS, dalam tiga minggu pertempuran, Rusia telah kehilangan lebih dari 7.000 tentara.

Semangat para tentara pun dilaporkan mulai goyah.

Baca juga: Amerika Pusing, Saat Perang Pecah Anak Joe Biden Malah Terima $3,5 Juta Dollar dari Sultan Rusia

Hukuman berat akan diberikan kepada tentara yang meninggalkan pertempuran dan kembali ke Rusia.

Maka beberapa di antara mereka mengambil tindakan ekstrem untuk melarikan diri dari pertempuran.

Menurut outlet media Belarusia NEXTA, percakapan pasukan Rusia yang disadap, menunjukkan bahwa tentara yang putus asa "mencari amunisi Ukraina untuk menembak kaki mereka sendiri dan pergi ke rumah sakit".

Dalam percakapan lain yang disadap yang dipublikasikan pada hari Sabtu (12/3/2022), seorang tentara Rusia terdengar mengatakan:

"Mereka telah menembaki kami selama 14 hari."

"Kami takut. Kami mencuri makanan, membobol rumah."

"Kami membunuh warga sipil."

"Petugas Rusia menembak diri mereka sendiri di kaki untuk pulang."

"Ada mayat di mana-mana."

Berita ini datang karena menurut laporan Amerika, pasukan Rusia telah kehilangan semangat sehingga mereka meninggalkan kendaraan mereka dan berjalan ke hutan.

"Petugas Rusia menembak diri mereka sendiri di kaki untuk pulang."

"Ada mayat di mana-mana."

Berita ini datang karena menurut laporan Amerika, pasukan Rusia telah kehilangan semangat sehingga mereka meninggalkan kendaraan mereka dan berjalan ke hutan.

Pentagon Sebut Vladimir Putin Kerahkan 75 % Militernya dalam Invasi Ukraina

Sebagian besar serangan militer Rusia di Ukraina dapat dihentikan oleh pertahanan Ukraina, tetapi militer Rusia terus menembakkan puluhan rudal dan roket ke sasaran sipil dan militer setiap hari, kata seorang pejabat senior pertahanan AS pada briefing di Brussels, Rabu (16/3/2022).

Dilansir The Week, AS memperkirakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki sekitar 75 persen dari total militernya untuk berkomitmen dalam perang di Ukraina.

Seorang pejabat kemudian mengklarifikasi bahwa angka 75 persen yang dimaksud sebagian besar mengacu pada "kelompok taktis batalyon," yang merupakan unit yang paling diandalkan Putin.

"Pada puncak perang kami di Irak dan Afghanistan, kami berkomitmen sekitar 29 persen," kata mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa Letnan Jenderal Ben Hodges dari lembaga Center for European Policy Analysis (CEPA) pada hari Selasa.

"Dan sulit untuk mempertahankan itu."

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Selasa bahwa mengingat kerugian personel Putin yang signifikan di Ukraina, Rusia mengerahkan pasukan dari jauh seperti Distrik Militer Timur, Armada Pasifik, dan Armenia.

Rusia juga semakin berusaha untuk mengeksploitasi sumber-sumber tidak resmi seperti dari swasta, perusahaan militer, Suriah dan tentara bayaran lainnya.

Hodges mengatakan bahwa Pentagon melihat Rusia sengaja mendiskusikan kemungkinan pasukan pengganti.

"Mengingat kematian, cedera, dan pembelotan yang mereka derita setiap hari, tentu masuk akal bahwa mereka ingin mengeksplorasi opsi untuk mengisi kembali kerugian itu," ujarnya.

"Namun, kami belum melihat indikasi apa pun saat ini."

"Kami masih menilai bahwa mereka memiliki sejumlah besar kekuatan tempur yang tersedia untuk mereka di Ukraina."

"Cukup jelas bahwa para jenderal Rusia kehabisan waktu, amunisi, dan tenaga."

"Tidak ada kabar bahwa Rusia memiliki unit besar yang bersembunyi di hutan di suatu tempat, dan jelas bahwa 900.000 kekuatan militer Rusia adalah angka kosong." (*)

(Sumber: TribunPekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved