Elite Rusia Berkhianat, Rencanakan Strategi untuk Racuni Vladimir Putin & Siapkan Presiden Pengganti
Perwira elit Rusia ingin meracuni Putin dan menggantikannya dengan penerus terpilih untuk memulihkan hubungan dagang dengan Barat.
TRIBUNPALU.COM - Satu per satu pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin mulai berkhianat.
Kini dikabarkan perwira elit Rusia ingin meracuni Putin.
Elite Rusia ini ingin Putin digantikan dengan penerus terpilih untuk memulihkan hubungan dagang dengan Barat, kata pejabat intelijen Ukraina.
Telah melancarkan penyerangan ke Ukraina sejak 24 Februari, Rusia hingga kini tak terlihat ada keinginan untuk berdamai.
Citra presiden Rusia, Vladimir Putin yang dikenal tegas dan berbasis militer tentu saja bertolak belakang dengan ide berdamai demi dunia yang tentram.
Mengutip dari dailymail.co.uk, elit Rusia telah menyusun rencana untuk 'meracuni' Vladimir Putin dan menggantikannya dengan penerus yang akan memulihkan hubungan perdagangan dengan Barat, disampaikan oleh intelijen Ukraina.
Menurut Kepala Direktorat Intelijen Ukraina di Kementerian Pertahanan negara yang dilanda perang, sekelompok orang berpengaruh di Rusia telah mulai merencanakan untuk mencopot diktator dari jabatannya.
Baca juga: Geger Ribuan Warga Ukraina Dipaksa ke Rusia, Putin Diduga Tiru Nazi akan Lakukan Hal Ini
Baca juga: Bak Senjata Makan Tuan, Tentara Rusia Kini Berbalik Arah Serang Presiden Putin, Hal Ini Bikin Dendam
Badan intelijen Ukraina mengatakan bahwa direktur FSB Oleksandr Bortnikov adalah orang yang dipilih untuk menggantikan Putin.
Untuk diketahui, Oleksandr Bortnikov adalah pemimpin suatu badan yang merupakan penerus KGB yang menakutkan.
Putin adalah direktur badan intelijen Rusia sebelum dia mengambil jubah Presiden dan dia dan Bortnikov sama-sama bertugas di KGB bersama di Leningrad.
Orang dalam dilaporkan marah oleh invasi efek Ukraina pada ekonomi Rusia yang telah terpukul keras oleh sanksi.
Kepala Direktorat Intelijen mengatakan:
"Diketahui bahwa Bortnikov dan beberapa perwakilan berpengaruh lainnya dari elit Rusia sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk mencopot Putin dari kekuasaan."
"Khususnya, keracunan, penyakit mendadak, atau 'kebetulan' lainnya tidak dikecualikan."
Bortnikov tidak disukai oleh Putin setelah kekalahan militer dalam tiga minggu pertama perang Ukraina.