Geger Ribuan Warga Ukraina Dipaksa ke Rusia, Putin Diduga Tiru Nazi akan Lakukan Hal Ini
Ribuan penduduk Mariupol, Ukraina dibawa paksa oleh para pasukan Rusia.
TRIBUNPALU.COM - Di tengah invasi yang masih berlangsung, muncul berbagai kabar soal kekejaman pasukan Rusia terhadap Ukraina.
Baru-baru ini diberitakan bahwa ribuan penduduk Mariupol, Ukraina dibawa paksa pasukan Rusia.
Hingga saat ini belum diketahui nasib penduduk yang didominasi wanita dan anak-anak tersebut.
Muncul kekhawatiran bahwa pasukan Presiden Vladimir Putin mengumpulkan para penduduk tersebut ke semacam kamp konsentrasi.
Baca juga: 40 Ribu Tentara Bayaran Suriah siap Bantu Pasukan Rusia, Ukraina Ungkap Informasi Mengerikan Ini
Baca juga: Bak Senjata Makan Tuan, Tentara Rusia Kini Berbalik Arah Serang Presiden Putin, Hal Ini Bikin Dendam

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (20/3/2022), Walikota Mariupol Vadym Boychenko mengklaim bahwa beberapa ribu penduduk Mariupol telah dibawa secara paksa ke Rusia.
Namun, belum ada bukti maupun konfirmasi dari pihak terkait mengenai tudingan ini.
Boychenko menuduh beberapa penduduk diarahkan ke kota-kota terpencil begitu melintasi perbatasan Rusia.
Ia pun membandingkan praktik ini seperti yang pernah terjadi pada masa perang dunia kedua.
Pada masa itu, sejumlah penduduk etnis Yahudi dibawa oleh tentara Nazi ke kamp-kamp konsentrasi untuk dieksekusi atau mengalami penyiksaan.
Dia mengatakan orang-orang secara ilegal dipindahkan dari distrik tepi kiri dan tempat perlindungan di gedung klub olahraga.
Tempat perlindungan tersebut disebut berisi dari seribu orang yang bersembunyi dari pengeboman.
Sehingga diasumsikan para pengungsi tersebut banyak berasal dari kalangan anak-anak dan wanita yang memang diprioritaskan untuk berlindung.
Menurut Boychenko, militer Ukraina telah ditarik dari daerah itu untuk menghindari situasi yang menempatkan warga sipil dalam bahaya.
Melalui postingan Telegram, Boychenko menyebut warga Mariupol yang ditangkap dibawa ke kamp penyaringan, di mana penjaga memeriksa ponsel dan dokumen warga.
"Setelah pemeriksaan, beberapa warga Mariupol dialihkan ke kota-kota terpencil di Rusia, nasib yang lain masih belum diketahui," tulis Boychenko.