Geger Ribuan Warga Ukraina Dipaksa ke Rusia, Putin Diduga Tiru Nazi akan Lakukan Hal Ini
Ribuan penduduk Mariupol, Ukraina dibawa paksa oleh para pasukan Rusia.
"Para penjajah secara ilegal mengambil orang-orang dari distrik Livoberezhniy dan dari tempat penampungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang bersembunyi dari pengeboman terus-menerus," tulis dewan Kota Mariupol.
Klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen, tetapi pernyataan dewan kota tersebut bukan satu-satunya.
Sebelum ini terdapat beberapa laporan serupa tentang penduduk Mariupol yang dibawa ke Rusia.
Rusia Ledakkan Gedung Teater yang Adalah Lokasi Pengungsian
Pihak Rusia diklaim telah menghancurkan sebuah gedung teater di mana pengungsi Kota Mariupol, Ukraina berlindung, Rabu (16/3/2022).
Padahal di luar tempat perlindungan itu, para pengungsi sudah menuliskan tanda yang memperingatkan adanya anak-anak.
Hingga saat ini, belum jelas berapa korban dari serangan tersebut.
Namun, Dewan Kota Mariupol menerangkan bahwa gedung teater itu digunakan oleh lebih dari 1000 orang warga sipil.
Insiden ini pun menuai komentar prihatin dan kecaman bagi pihak Rusia, termasuk dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Kamis (17/3/2022), gedung teater tiga lantai bercat putih tampak hancur dan terbakar.
Menurut Wakil Wali Kota Mariupol, Sergei Orlov, sekitar 1.000 hingga 1.200 orang mencari perlindungan di gedung tersebut.
Gambar satelit yang dirilis oleh perusahaan swasta Maxar, menunjukkan kata-kata "DETI" yang berarti anak-anak dalam bahasa Rusia, terukir di tanah di kedua sisi gedung.
Tulisan tersebut dimaksudkan agar pesawat Rusia menjauh dari gedung berisi pengungsi tersebut.
Namun, meski ada peringatan tersebut, pihak Rusia masih saja tak menggubris dan meledakkan gedung.
Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa tentara Presiden Vladimir Putin sengaja menyasar masyarakat sipil dan bahkan anak-anak.