Barter Mengerikan saat Perang, Ukraina Tukar 6 Mayat Tentara Rusia untuk 2 Prajuritnya yang Hidup

Militer Ukraina dan Rusia ternyata menerapkan barter yang unik saat perang berlangsung. 

AFP/BULENT KILIC
Tentara Ukraina dan petugas penyelamat mencari jenazah yang tertimbun reruntuhan barak militer setelah dihantam roket Rusia di Mykolaiv, Ukraina selatan, Jumat (19/3/2022) pagi. Media Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia mengerahkan serangan udara skala besar di Mykolaiv, sedikitnya menewaskan 50 orang 

TRIBUNPALU.COM - Terjadi barter mengerikan di tengah perang antara Rusia dan Ukraina.

Mereka saling tukar tawanan, namun Ukraina menukarkan 6 mayat tentara Rusia untuk 2 prajurit Ukraina yang hidup.

Ukraina mengklaim, antara 24 Februari dan 21 Maret, pasukan Rusia telah kehilangan 15.000 orang.

Sementara intelijen AS lebih konservatif memperkirakan korban Rusia di Ukraina sekitar 7.000.

Namun ini masih menunjukkan bahwa Rusia kehilangan pasukan pada tingkat tercepat sejak Perang Dunia II.

Dilasnir dari Kyiv Independent, pekerja darurat memuat mayat tentara Rusia yang mulai menghitam di bentangan dan menyeretnya ke tepi sungai.

Sebuah perahu karet akan mengangkut mereka satu per satu ke sisi lain, di mana sebuah truk pickup sedang menunggu.

Melalui negosiasi melalui jalur komunikasi tanpa jaminan, dengan bantuan mediator sipil, pertukaran akan segera terjadi, sebagaimana disepakati oleh petugas dari kedua belah pihak.

Baca juga: Amerika Ingin Keluarkan Rusia dari G20, Tapi Indonesia, India & China Tidak Mungkin Setuju, Kenapa?

Pertukaran ini contoh langka dan tidak resmi antara tentara di medan perang.

Sementara itu, mayat tentara Rusia yang lain dimakamkan oleh para penduduk Kyiv agar tubuh prajurit Rusia itu tidak menimbulkan bau busuk dan juga dimangsa hewan liar.

Kendati banyak tentaranya yang tewas di Ukraina dan disanksi Barat, namun Rusia terus menggempur sejumlah kota di Ukraina.

Baru-baru ini, kota Mariupol pada hari Selasa diguncang oleh dua ledakan dari rudal yang diluncurkan Rusia.

Warga sipil dari kota pelabuhan itu pun seketika  terkepung.

Lebih dari 200.000 orang terperangkap di kota itu.

Dilansir dari The Moscow Times, pasukan Ukraina telah kehabisan pasokan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved