Sulteng Hari Ini
BI Sebut Lonjakan Harga Minyak Goreng Tak Berdampak Besar pada Inflasi Sulteng
Kenaikan harga minyak goreng di pasaran dinilai tidak berdampak besar terhadap inflasi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kenaikan harga minyak goreng di pasaran dinilai tidak berdampak besar terhadap inflasi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulteng Dwiyanto Cahyo Sumirat kepada wartawan, Rabu (23/3/2022) malam.
"Harga harga minyak goreng memang mengalami kenaikan. Tetapi pengaruhnya terhadap inflasi sangat kecil. Jadi ketika menyebabkan kenaikan indeks harga konsumen itu tidak begitu signifikan," ujar Dwiyanto.
Hingga Februari 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Sulteng sebesar 0,57 persen berdasarkan tahun kalender Desember 2021 dan 2,43 persen dari tahun ke tahun (Februari 2021-Februari 2022).
Dwiyanto menilai, operasi pasar yang dilakukan pemerintah selama ini efektif menekan laju inflasi secara berkelanjutan.
Terlebih, kata dia, pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter.
Menurut Dwiyanto, para spekulan pun akan berpikir dua kali jika ingin menjual minyak goreng kepada masyarakat dengan harga mahal.
"Hingga akhir Februari, kami melihat operasi pasar ini cukup efektif untuk menekan kenaikan harga minyak goreng. Misalnya ada pelaku penimbun menjual minyak goreng mahal seiring adanya operasi pasar, mereka tentu akan rugi," jelas Dwiyanto. (*)