Nasib WNI di Papua, Panglima KKB Ngamuk Minta Anak Buahnya Buru Non Papua: Tembak Mati Semuanya

Panglima KKB Egianus Kogoya pun mengamuk hingga perintah tembak langsung terhadap masyarakat non Papua di wilayah Papua.

Tribunnews
Foto anggota KKB Papua 19032021 

TRIBUNPALU.COM - Nasib warga di Papua makin terancam akibat teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Sebelumnya KKB Papua mengaku markasnya dibombardir TNI Polri.

Kini Panglima KKB Egianus Kogoya pun mengamuk hingga perintah tembak langsung masyarakat non Papua di wilayah Papua.

Terlihat dalam video yang beredar di media sosial, Egianus Kogoya memerintahkan seluruh warga non Papua segera meninggalkan Papua di tahun 2022.

“Tahun 2022, seluruh non Papua segera angkat khaki,” kata Egianus Kogoya dalam video di akun YouTube TPNPBNEWS nwes.

“Musuh utama adalah non Papua di seluruh Tanah Papua yang membawa turun bangunan, membawa turun proyek dan tukang,” tambahnya.

Selain itu, Egianus Kogoya juga meminta seluruh anggotanya yang tersebar di 33 wilayah untuk menembak masyarakat non Papua.

“Jadi tolong ditembak semua, masyarakat Indonesia adalah musuh utama,” katanya.

Dia akhir pernyataannya, Egianus Kogoya menegaskan ia bakal turun langsung mengusir warga non Papua yang ada di Papua.

“Saya akan bergerak,” katanya.

Tuding TNI Pakai Senjata Kimia

Kelompok separatis di Papua baru-baru ini menyebut TNI-Polri telah membombardir markasnya dengan bom mortir.

Tak hanya itu, mereka bahkan memamerkan serpihan dan peluru bom mortir tersebut.

Selain menyebut adanya penggunaan bom mortir, KKB Papua juga menuding TNI-Polri menggunakan senjata kimia.

Tudingan itu disampaikan pimpinan KKB Papua di Nduga yang diteruskan juru bicara Sebby Sambom.

Menurut Sebby Sambom, senjata kimia tersebut mematikan dan merusak perkebunan warga.

“TNI-Polri menembakan senjata kimia beracun tinggi atau mematikan di perkebunan masyarakat Nduga, dan penembakan bahan kimia beracun di perkebunan penduduk asli orang Papua tersebut lebih dari ratusan hektar,” kata Sebby Sambom.

“Akibat dari penembakan bahan kimia yang beracun ini, perkebunan warga rusak berat yaitu perkebunan pisang, perkebunan petatas, perkebunan rica dan perkampungan menjadi di kolam ikan,” tambahnya.

Sebby Sambom menyebut, penggunaan senjata kimia bertepatan dengan granat yang meledak di Pos Koramil Nduga beberapa waktu lalu.

“Kejadian ini terjadi di pinggir kali Keneyam pada tanggal 30 Maret 202, dan pada hari yang sama 30 Maret 2022 di kantor Koramil Nduga terjadi peledakan granat,” ujarnya.

Sebut Markasnya Dibombardir

Panglima kelompok separatis di Papua tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

Dalam pernyataan yang disebarkan di media sosial, panglima kelompok separatis di Papua Egianus Kogoya mengaku markasnya telah diserang dengan bom.

Pernyataan itu turut disebarkan juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom.

Adapun Egianus Kogoya menyebut markasnya dihancurkan dengan bom mortir oleh pasukan TNI/Polri.

Egianus Kogoya menuduh TNI/Polri melepaskan 20 bom mortir di wilayah Kabupaten Nduga sejak tanggal 29 Maret 2022.

“Militer dan Polisi Indonesia telah melakukan tembakan bom mortir ke arah markas,” tulis Egianus Kogoya.

KKB Papua Langsung Minta AS Ambil Alih Situasi

Dalam pesannya, Egianus Kogoya mengadu ke PBB hingga Amerika Serikat.

Ia meminta, seluruh dunia memantau situasi terkini di Papua.

“Kepada PBB, juga kepada Pemerintah Australia, Pemerintah Amerika, Pemerintah Negara-Negara Uni Eropa, Afrika, Asia dan Pasifik serta kepada semua pendukung Papua Merdeka di seluruh dunia mohon pantauan situasi terkini di wilayah konflik bersenjata di Papua dan dan lebih khusus wilayah Ndugama,” kata Egianus Kogoya.

Salah satu pentolan KKB Papua paling dicari itu mengaku tak tahu jenis bom apa yang telah ditembakan ke markasnya.

Namun menurutnya, ledakan bom itu telah membuat warga sipil kaget dan ketakutan.

“Jenis bom atau senjata yang mereka TNI/Polri pakai ini jenis apa kami tidak tahu, karena kali ini kami melihat kena rumah langsung meledak dan rumah-rumah terbakar habis,” katanya.

Tunjukan Bukti

Kelompok separatis di Papua memamerkan peluru mortir yang disebut-sebut telah menghancurkan rumah warga.

Foto menunjukan sebuah benda diduga peluru mortir tersebar di media sosial, salah satunya diunggah kanal YouTube West Papua, Rabu (6/4/2022).

Dalam foto, terlihat benda berwarna hijau berbentuk tabung tergelak di tanah.

Sebagian permukaan benda tersebut nampak berwarna hangus seperti habis terbakar.

Selain itu, terlihat pula foto serpihan-serpihan besi yang berada tak jauh dari benda diduga peluru bom mortir.

Selain itu beredar pula foto-foto kondisi sebuah rumah yang hancur berantakan.

Pada salah satu dinding rumah tersebut, terdapat lubang mengaga cukup besar.

Selain itu ada pula lubang pada bagian atap rumah tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved