KKB Papua
Tak Tinggal Diam Prajurit TNI Jadi Korban KKB Papua, Mensos Beri Bantuan: Tak Boleh Patah Semangat!
Kekejaman kelompok separatis di Papua tengah menjadi perhatian serius berbagai pihak.
TRIBUNPALU.COM - Kekejaman kelompok separatis di Papua tengah menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Salah satunya Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.
Melansir dari laman kemensos.go.id, Mensos Risma menyampaikan duka mendalam atas gugurnya para prajurit dan warga sipil dalam insiden penyerangan di Papua.
Mensos Risma memberikan bantuan moral dan materil kepada keluarga korban.
Untuk keluarga korban, Mensos menyerahkan santunan dan bantuan kepada ahli waris.
Penyerahan bantuan dilakukan di Mako Brigif 2 Marinir d Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis malam.
Para korban yang gugur adalah para prajurit TNI yang sedang bertugas di Papua akibat serangan Orang Tak Dikenal (OTK) dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Satu orang warga sipil wafat adalah istri salah satu prajurit.
Mensos menyatakan, para prajurit yang gugur adalah para pejuang yang telah membela ibu pertiwi.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya," katanya di sela-sela pemberian santunan.
Mensos juga mengajak masyarakat sama-sama mendoakan, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan untuk para korban yang terluka bisa segera sembuh.
Mensos juga memotivasi keluarga yang ditinggalkan untuk terus bersemangat.
Mensos mengajak semua pihak juga tidak boleh tertekan rasa takut.
Hakekatnya, rasa takut dalam artian lebih luas bisa menghambat seseorang untuk maju dan berkembang.
“Jaga dan pupuk terus semangat perjuangan. (Korban) yang masih sakit tidak boleh patah semangat.
Yakin pasti Tuhan akan berikan terbaik untuk kita," katanya.
Diketahui para korban gugur akibat dua insiden serangan yakni di penyerangan di Kabupaten Yalimo dan di Kabupaten Nduga, Papua.
Dalam serangan KKB Papua di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3), dua prajurit gugur yakni Lettu (Mar) Anumerta Muhammad Ikbal dan Praka (Mar) Anumerta Wilson Anderson Here.
Kemudian dalam serangan oleh OTK Kamis pagi (31/3), di Kampung Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, gugur Sertu Eka Andriyanto Hasugian dan istrinya, Sri Lestari.
Pasangan suami istri ini meninggalkan dua anak, yakni Muh. Fino (4 tahun) dan Elvano Putra Faezya (3 tahun) yang terluka dalam serangan tersebut.
Kepada keluarga korban Sertu Eka, Kemensos menyerahkan santunan ahli waris sebesar @Rp 15.000.000 x 2 = Rp30.000.000; bantuan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga @Rp100.000.000 x 2 = Rp200.000.000; paket sembako; paket permainan anak, sepeda, nutrisi, pampers, pakaian anak dan piagam penghargaan.
Sedangkan kepada ahli waris korban Lettu (Mar) Muhammad Ikbal dan Praka (Mar) Wilson masing-masing diberikan bantuan berupa santunan ahli waris @Rp15.000.000 x 1 = Rp 15.000.000; bantuan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sebesar @Rp100.000.000 x 1 = Rp100.000.000; paket sembako dan piagam penghargaan.
Aksi penyerangan juga mengakibatkan 7 orang luka ringan dan 3 luka berat. Korban luka berat adalah Serda (Mar) Rendi Febriansyah, Serda (Mar) Bayu Pratama dan Pratu (Mar) Adik Saputra yang dirawat di RS dr. Soetomo Surabaya.
Sedangkan luka ringan yaitu Serda (Mar) Ebit Erisman Sikubu, Prada (Mar) La Harmin dan Prada (Mar) Alif Dwi Saputra yang dirawat di RSAL dr. Oetojo Sorong.
Untuk korban luka ringan lainnya dirawat di Kotis Satgas Mupe Papua, yaitu Pratu (Mar) Rahmad Sulman, Pratu (Mar) Antonius Nino, Pratu (Mar) Dekki Pandra dan Prada (Mar) Dicky Sugara.
Kepada korban luka berat Kemensos memberikan bantuan masing-masing senilai Rp5.000.000 sedangkan untuk korban luka ringan senilai Rp2.500.000.
Dalam bagian akhir pernyataannya, Mensos mengajak semua pihak tidak berhenti membantu mendorong kemajuan Papua.
“Mari bersama-sama bergandengan tangan kita membantu saudara kita di Papua. Supaya nanti mereka bisa merasakan seperti daerah lain Indonesia.
Yakinlah bahwa perjuangan ini dengan tulus ikhlas membantu kesejahteraan warga di sana supaya kondusif," katanya.
Kepada keluarga, Mensos menitipkan pengasuhan kepada anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya yang gugur dalam tugas.
Mensos minta anak-anak tersebut dijaga perkembangan emosi dan kejiwaannya ke depan.
KKB Papua Bunuh Babinsa Kurulu dan Istri Serta Mutilasi Anak Balita
Sebelumnya, kekejaman KKB Papua merajalela hingga tega membunuh Babinsa 1702-07/Kurulu sekeluarga.
Babinsa bernama Sertu Eka Andrianto Hasugian (28) dan Sri Lestari Indah Putri (33) yang berprofesi sebagai bidan Puskesmas Elim dihabisi pada Kamis (31/3/2022) sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Tak cukup di situ, kekejian KKB Papua diperlihatkan dengan melakukan mutilasi jari anak korban yang masih balita.
Kekejaman KKB Papua itu membuat Jenderal Dudung memerintahkan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa mengejar pelaku hingga ditemukan.
Peristiwa pembunuhan terhadap keluarga Babinsa Kurulu terjadi di Kampung Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.
Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan, kedua korban sering membantu masyarakat.
"Korban yang merupakan Nakes dan PNS Puskesmas Elim Yalimo sering membantu masyarakat, khususnya dalam persalinan Ibu-ibu.
Terlebih lagi saat terjadi pengungsian di wilayah Yalimo.
Almarhum terjun langsung membantu para pengungsi," kata Candra dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Kamis (31/3/2022) siang.
"Demikian pula suaminya Almarhum Sertu Eka Andrianyanto Hasugian yang merupakan Babinsa, selalu membantu masyarakat sekitarnya," tambahnya.
Tak hanya itu, anak dari kedua almarhum yang masih balita, juga menjadi korban. Jari tangannya dipotong pelaku.
"Pembunuhan dilakukan oleh OTK terjadi pada Kamis pagi, pukul 06.15 WIT di Kios milik almarhum, Jalan Trans Elelim, Kampung Elelim," tutur Candra.
Kedua jenazah pasangan abdi negara tersebut sudah dievakuasi ke Puskesmas setempat guna dilakukan autopsi.
"Terkait siapa pelakunya masih belum diketahui (OTK) dan saat ini para saksi-saksi sedang dimintai keterangan di Polres Yalimo" jelas Letkol Candra.
Jenderal Dudung mengutuk keras tindakan pelaku kepada korban yang juga bintara pembina desa (Babinsa) dan istrinya.
“KSAD memerintahkan kepada Pangdam XVII/Cenderawasih untuk mengejar pelaku penembakan sampai dengan diketemukan dan dilakukan proses secara hukum,” demikian keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), Kamis malam.
Jenderal Dudung juga memerintahkan kepada seluruh prajurit TNI AD yang melaksanakan tugas di daerah operasi untuk tidak ragu-ragu bertindak tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang mengancam keselamatan pribadi maupun masyarakat sekitar.
Ia juga meminta prajuritnya untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam setiap pelaksanaan tugas.
Selaku pimpinan TNI AD, Dudung turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan akan mengurus hak-hak korban serta memperhatikan masa depan keluarganya.(*)
(Sumber: Surya.co.id)