Mudik 2022 Ancam Warga Pantura & Jalur Selatan Terserang Sakit Saluran Perpanasan, Ini Penjelasannya
Mudik lebaran tahun ini ternyata membawa dampak negatif bagi sebagian penduduk yang berada di jalur mudik.
TRIBUNPALU.COM - Mudik lebaran tahun ini ternyata membawa dampak negatif bagi sebagian penduduk yang berada di jalur mudik.
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menilai, emisi gas buang kendaraan tidak hanya mengancam nyawa pemudik, tetapi penduduk yang berada di jalur mudik.
Saat ini ada dua jalur mudik yang biasa dilintasi pengendara yakni Jalan Pantura Jawa maupun Jalan Selatan via Nagrek.
“Mudik kali ini adalah luapan akumulasi dua kali Lebaran tidak mudik karena pandemi Covid-19,” kata Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin Safrudin, Sabtu (7/5/2022).
“Sumber pencemaran udara adalah terutama pembakaran bahan bakar fosil untuk mendapatkan energi untuk industri dan transportasi,” imbuhnya.
Baca juga: Pemudik Ditemukan Meninggal di Kawasan Terminal, Penyebab Kematian Terungkap saat Keluarga Ditelepon
Baca juga: Cerita Pemudik Mau Nangis Perjalanan Jakarta-Semarang Makan Waktu 11 Jam, Kapok Naik Mobil Pribadi
Menurutnya, keadaan CO dan parameter pencemar lainnya menjadi invisible killer (pembuhun tak tampak) sehingga perlu beberapa kondisi yang perlu diperhatikan yaitu tingkat, jenis, konsentrasi, ukuran dan komposisi kimiawi berbagai parameter pencemaran udara tersebut.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada saluran pernafasan.
“Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan,” ujarnya.
Kemudian, efek lainnya dapat meningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar, yang menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
Selain itu, dapat merusak sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan dan pembengkakan saluran pernafasan serta merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit, serta lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.
Baca juga: Garuda Indonesia dan Citilink Prediksi Bisa Angkut 51.000 Penumpang saat Puncak Arus Balik
“Akibat dari gejala itu, penderita kesulitan bernafas yang berujung tidak saja benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain yang sulit dikeluarkan dari saluran pernafasan, tetapi juga memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan yang berdampak pada kematian,” jelasnya.
Berdasarkan data dari kepolisian, jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Raya Pantura pada Kamis (5/5/2022) lalu, mencapai 66.455 kendaraan.
Rinciannya, 54.302 motor, 10.585 mobil, 1.115 angkutan barang dan 453 bus.
Kemacetan parah di tol Trans Jawa menyebabkan warga sekitar terserang sakit saluran nafas. (warta kota/miftahulmunir)
Sedangkan pada Jumat (6/5/2022) hingga pukul 09.00, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 23.016 unit.