'Putin Sedang Dikudeta' Kepala Intelijen Ukraina Bocorkan Informasi, Akhir Perang Sudah Diketahui?

Sebuah informasi penting dibocorkan Kepala Intelijen Militer Ukraina Mayor Jenderal Kyrylo Budanov.

Sky News
Vladimir Putin 

TRIBUNPALU.COM - Sebuah informasi penting dibocorkan Kepala Intelijen Militer Ukraina Mayor Jenderal Kyrylo Budanov.

Dalam informasinya, Kyrylo menyinggung soal akhir perang Rusia vs Ukraina akan dimenangkan pihaknya.

Kyrylo bahkan optimis perang berakhir di akhir tahun ini.

Dilansir Sky News, prediksi tersebut merupakan yang paling optimistis dari seorang pejabat senior Ukraina sejauh ini.

Baca juga: Tentara Ukraina Ketahuan Pakai Ilmu Hitam, Simbol Ritual Setan Ditemukan di Pangkalan Militer

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky News, Budanov menuturkan bahwa kudeta untuk menggulingkan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berlangsung.

Dia menambahkan, pemimpin Rusia itu sakit parah karena kanker.

Budanov sebelumnya dengan tepat memprediksi kapan invasi Rusia akan dimulai ketika orang lain di pemerintahan Ukraina skeptis akan invasi Rusia.

Kini, dia mengaku yakin dapat memprediksi akhir peperangan.

Baca juga: 4 Pesawat Dihujani Tembakan KKB Papua, Begini Kondisi Terkini di Bandara Aminggaru Ilaga

“Titik puncaknya akan terjadi pada paruh kedua Agustus. Sebagian besar aksi tempur aktif akan selesai pada akhir tahun ini,” ujar Budanov.

“Kami akan memperbarui kekuatan Ukraina di semua wilayah kami yang telah hilang termasuk Donbass dan Crimea,” sambung Budanov.

Taktik Rusia, sambungnya, tidak berubah meski bergeser ke timur dan Moskwa menderita kerugian besar.

Budanov menambahkan, Rusia hanyalah sekelompok orang dengan senjata.

Dia juga tidak terkejut dengan kemunduran Rusia dalam palagan pertempuran.

“Kami tahu segalanya tentang musuh kami. Kami tahu tentang rencana mereka hampir saat mereka dibuat. Eropa melihat Rusia sebagai ancaman besar. Mereka takut akan agresinya,” papar Budanov.

“Kami telah memerangi Rusia selama delapan tahun dan kami dapat mengatakan bahwa kekuatan Rusia yang dipublikasikan ini adalah sebuah mitos. Tidak sekuat ini. Mereka adalah gerombolan orang dengan senjata,” imbuh Budanov.

Dia berujar, pasukan Rusia telah dipukul mundur hampir ke perbatasan di sekitar Kharkiv.

Bahkan, serangan Rusia terbaru lebih jauh ke selatan yang mencoba menyeberangi Donets Siverskyy menyebabkan kerugian yang cukup besar untuk Moskwa.

“Saya dapat mengonfirmasi bahwa mereka menderita kerugian besar dalam personel dan kendaraan militer. Dan saya dapat mengatakan bahwa ketika serangan artileri terjadi, banyak awak meninggalkan peralatan mereka,” kata Budanov.

Mustahil menghentikan kudeta

Budanov juga mengatakan kepada Sky News bahwa kekalahan Rusia di Ukraina akan mengarah pada kudeta terhadap Putin dan disintegrasi negara.

“Ini pada akhirnya akan mengarah pada perubahan kepemimpinan Federasi Rusia. Proses ini telah diluncurkan dan mereka bergerak ke arah itu,” kata Budanov.

Saat ditanya Sky News apakah itu berarti kudeta sedang berlangsung saat ini, dia menjawab, “Ya.”

“Mereka bergerak dengan cara ini dan tidak mungkin untuk menghentikannya,” lanjut Budanov.

Dia mengeklaim bahwa Putin dalam kondisi psikologis dan fisik yang sangat buruk.

Putin juga disebut menderita kanker dan penyakit lainnya.

Baca juga: KKB Papua Makin Kejam! Tak Puas Membunuh, Pesawat Pengangkut Jenazah Korbannya Diberondong Tembakan

Dia menangkis anggapan bahwa dia menyebarkan informasi ini sebagai propaganda dan sebagai bagian dari perang informasi.

“Ini pekerjaan saya, ini pekerjaan saya. Kalau bukan saya, siapa yang akan tahu ini?” ujar Budanov.

Pasukan Putin Lakukan Kekerasan Seksual Selama Perang di Ukraina

Sejumlah warga diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh prajurit Rusia.

Satu di antaranya anak berusia 11 tahun diperkosa di depan ibunya oleh pihak Rusia.

Hal ini dikatakan wakil menteri luar negeri Ukraina sembari mengecam Rusia karena "pelanggaran HAM yang paling mengerikan".

Dilansir Sky News, dalam tweet yang diposting oleh Misi Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, sang wakil menteri, Emine Dzhaparova, memegang gambar anak.

Anak itu menurutnya masih terlalu trauma untuk berbicara dan hanya berkomunikasi memakai isyarat.

Berbicara melalui tautan video, Dzhaparova mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Swiss bahwa Rusia melakukan "pelanggaran hak asasi manusia paling mengerikan di benua Eropa dalam beberapa dekade".

Saat dia berbicara dari Kyiv, dia mengangkat gambar anak-anak itu.

"Dia benar-benar kehilangan kemampuan untuk berbicara setelahnya dan satu-satunya cara dia berkomunikasi adalah dengan garis hitam," ujarnya.

"Ini adalah 10 minggu horor bagi orang-orang di negara saya," tambahnya.

“Penyiksaan dan penghilangan paksa, kekerasan seksual dan berbasis gender, daftar kejahatan Rusia tidak ada habisnya," ucapnya lagi.

"Hanya dunia yang berdiri kokoh dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina yang bisa mengalahkan kejahatan murni ini."

Laporan Dzhaparova tentang apa yang terjadi pada bocah itu belum diverifikasi.

Seorang juru bicara misi diplomatik Rusia tidak menanggapi permintaan komentar di akunnya.

Rusia, yang telah membantah melakukan pelanggaran dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, membiarkan kursinya di Dewan Keamanan kosong sebagai bentuk protes.

Dewan telah mengeluarkan resolusi untuk mengadakan penyelidikan terhadap kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia di wilayah Kyiv dan sekitarnya.

Itu terjadi ketika wakil direktur eksekutif UNICEF, Omar Abdi, mengatakan 100 anak telah terbunuh selama sebulan terakhir saja, tetapi dia mengakui jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

"Seiring hari berlalu, semakin banyak anak-anak Ukraina yang terkena kengerian perang ini," katanya.

Pada 11 Mei, total 226 anak telah tewas dan 417 terluka di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, menurut UNICEF.(*)

 

(Sumber: Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved