3 Negara Besar Diamuk Panglima KKB Papua, Ancam Perang Jika Hal Ini Tak Terwujud: Sampai Kiamat!
Panglima Tertinggi Kodap III KKB Papua, Titus Murib Kwalik meluapkan amarahnya.
TRIBUNPALU.COM - Panglima Tertinggi Kodap III KKB Papua, Titus Murib Kwalik meluapkan amarahnya.
Bahkan Panglima Tertinggi KKB, kelompok yang bernaung dibawah TPNPB-OPM, berbicara sangat keras.
Kali ini bukan hanya pemerintah Indonesia yang menjadi amukannya.
Dua negara besar ini pun turut kena imbas kemarahannya.
Dengan suara lantang seakan berteriak histeris, Titus Murib Kwalik menyerukan perang tiada henti di Tanah Papua.
Ia juga menyebut nama Presiden Jokowi sambil meminta agar orang nomor satu di Indonesia ini mendukung Papua jadi negara merdeka.
Baca juga: Sosok Panglima KKB Papua yang Berani Ancam Jokowi dan Amerika, Siap Perang Jika Hal Ini Tak Dituruti
Jika Indonesia tak merespon tuntutan tersebut, tandas Titus Murib Kwalik, maka KKB diperintahkan untuk terus berperang sampai akhir hayat nanti.
"Kita terus berperang sampai kiamat, berperang sampai Papua merdeka," tandas Titus Murib Kwalik, sebagaimana dilansir dalam video yang kini viral di media sosial.
Pada video itu memang tak disebutkan di wilayah mana Titus Murib Kwalik menyerukan perang tiada henti di bumi cenderawasih itu.
Tak disebutkan pula ada momen resmi apa, sehingga Titus Kwalik berani melontarkan pernyataan kontraproduktif tersebut.
Namun dari sekilas pernyataan yang dilontarkannya, tampak jelas kalau "Singa Tua" itu hanya menginginkan kemerdekaan bagi Tanah Papua.
Makanya, kata Titus Murib Kwalik, perang menjadi satu-satunya cara untuk meraih apa yang diinginkannya, yakni Papua merdeka, lepas dari bingkai NKRI.
Dari video yang viral juga terungkap bahwa Titus Murib Klawik tak hanya menyerukan perang dengan NKRI, tetapi juga mengeluarkan surat bernada provokatif.
Surat itu kini viral di media sosial. Bahkan di dalam surat itu, Titus Murib Kwalik menuding Amerika Serikat dan Australia, bersekongkol dengan Indonesia agar tak melepaskan Papua jadi negara merdeka.
Entah apa yang melatarbelakangi pernyataan Titus Murib Kwalik sehingga nekat melontarkan tudingan kepada tiga negara ini.
Namun bisa saja, pernyataan ini terlontar sebagai wujud dari kepanikannya atas sejumlah hal yang dialami kelompok kriminal bersenjata saat ini.
Titus Murib Kwalik mungkin panik, karena sejumlah fakta lapangan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, tak sesuai dengan harapan TPNPB-OPM.

Pertama, saat ini ruang gerak KKB semakin terbatas. Ini terjadi karena prajurit TNI Polri terus menyekat semua sisi, sehingga pergerakan KKB tak lagi sebebas dulu.
Kedua, satu per satu anggota KKB bersama sejumlah kompandan operasi, ditembak satu per satu oleh aparat penegak kedaulatan NKRI.
Penembakan itu terpaksa dilakukan, karena para awak KKB itu melancarkan aksi-aksi yang membahayakan keselamatan orang lain, termasuk prajurit TNI Polri.
Kematian komandan operasi beserta anak buahnya juga para sniper tentunya secara otomatis mengurangi personel KKB di Papua.
Ketiga, belakangan ini alur masuk senjata api melalui jalur perdagangan ilegal, ditutup satu per satu.
Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap pergerakan kelompok itu. Apalagi saat ini, TNI Polri terus melakukan penebalan pasukan di Papua.
Sementara itu, perjuangan TPNPB-OPM melalui jalur diplomasi, dikabarkan gugur satu per satu di dunia internasional.
Ini terjadi, karena dunia internasional patuh pada resolusi PBB yang menyatakan, bahwa Papua merupakan bagian dari wilayah NKRI.
Meski pengakuan negara-negara itu tak diakui oleh KKB di Papua, namun pada tataran internasional, negara-negara itu tetap tunduk pada resolusi tersebut.
Jika pimpinan TPNPB-OPM juga para petinggi KKB lainnya tak memahami ini, berarti perang di Papua memang tak akan berhenti sampai kapan pun.
Pasalnya, TPNPB-OPM/KKB memaksakan kehendak agar segera merdeka, sementara untuk mewujudkannya, butuh sejumlah syarat, di antaranya pengakuan dunia internasional.
Di bawah tekanan KKB, warga desa berkumpul di tengah kampung.
Ironisnya lagi, hanya untuk meraih kemerdekaan, KKB menolak semua jenis pembangunan yang dilakukan pemerintah di Papua.
Bahkan KKB juga menolak pemekaran daerah yang bertujuan mendekatkan pembangunan kepada masyarakat demi kemajuan daerah itu.
Padahal, pemekaran daerah merupakan jembatan emas menuju kemajuan Papua. Jika pemekaran dilakukan, maka peluang kerja pun terbuka lebar.
Efeknya tentu semakin luas, yakni ekonomi bertumbuh, pendidikan berkembang, SDM membaik, investasi meningkat, potensi daerah dikelola dan lain sebagainya.
Jika sektor-sektor ini dijamah, pembangunan pun dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, maka kesejahteraan masyarakat perlahan-lahan pasti akan membaik.
Apalagi saat ini pemerintah senantiasa memberikan perhatian yang maksimal terhadap semua daerah di Indonesia, terlebih-lebih tanah Papua.
Dalam konteks ini, pemerintah diharapkan lebih tegas dalam menindak sekelompok warga bersenjata yang ada di daerah itu.
Ketegasan pemerintah itu akan menjadi obat dalam menghentikan pergerakan KKB. Sebab apa yang dilakukan KKB tak sejalan dengan harapan seluruh kalangan di dunia. (frans krowin/*)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Dari Tengah Lapangan, Titus Murib Kwalik Berteriak Histeris, Serukan Perang Lawan Jokowi Demi Papua,