Rusia Makin Berkibar, Strategi Perang AS dan Inggris Gagal Total, Kini 'Salahkan' Ukraina

Amerika Serikat dan Inggris terlihat mulai kewalahan dengan kegigihan Rusia melakukan invasi Ukraina.

handover
Volodymyr Zelenskyy dan Joe Biden 

TRIBUNPALU.COM - Amerika Serikat dan Inggris terlihat mulai kewalahan dengan kegigihan Rusia melakukan invasi Ukraina.

Sampai-sampai Joe Biden kini mengulangi lagi kalimatnya yang mengatakan bahwa ia sudah memperkirakan Rusia akan masuk atau menginvansi Ukraina.

Namun, keterangannya itu malah tidak didengarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Nah, jika AS seperti menyanyangkan keputusan lambat Ukraina, Inggris punya masalah tersendiri. Usaha mereka memberikan bantuan kepada Ukraina dinilai tidak memperkirakan jangka panjang.

Bahkan, dengan cara yang dijalani Inggris saat ini bisa dikatakan gagal dengan strateginya dan tidak ada ketegasan

Dalam laporan The Guardian, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy , “tidak mau mendengar” peringatan invasi Rusia, menurut presiden AS, Joe Biden.

Berbicara pada resepsi penggalangan dana di Los Angeles pada hari Jumat, Biden mengatakan "tidak ada keraguan" Vladimir Putin berencana untuk "masuk".

“Tidak ada hal seperti ini yang terjadi sejak perang dunia kedua,” katanya kepada para donor. “Saya tahu banyak orang mengira saya mungkin melebih-lebihkan.

“Tetapi saya tahu kami memiliki data untuk memprediksi Rusia akan masuk, keluar dari perbatasan. Tidak diragukan lagi dan Zelenskiy tidak mau mendengarnya.”

Biden berbicara tentang pekerjaannya untuk menggalang dan memperkuat dukungan untuk Ukraina saat perang berlanjut ke bulan keempat.

Namun, terlepas dari dukungan berkelanjutan barat untuk Ukraina dan Zelenskiy, seorang mantan kepala tentara Inggris menuduh para pemimpin kurang memiliki strategi jangka panjang dalam konflik tersebut.

Jenderal Lord Richards mengatakan pemerintah Inggris telah mengadopsi "strategi mari kita lihat bagaimana kelanjutannya" dan gagal menunjukkan "ketegasan".

Menulis di Daily Telegraph , dia berkata: “Ada, paling banter, apa yang bisa disebut strategi inkremental dengan sekali lagi tidak ada sinkronisasi awal dan tegas dari tujuan, cara dan sarana.

Ini adalah 'mari kita lihat bagaimana kelanjutannya strategi', dengan kata lain tidak benar-benar strategi sama sekali.

“Masih ada sedikit gagasan di London, Washington atau di tempat lain bagaimana 'kami' ingin perang berjalan, atau Rusia seperti apa yang ingin kami bentuk, terutama pada masalah hubungan jangka panjang yang vital dengan China.”

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved