Parpol Mulai Bertarung untuk Geser Jokowi, PDIP Susun Strategi: Ganjar atau Puan?
Beberapa partai politik mulai bertarung untuk mencari pengganti Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024 mendatang.
TRIBUNPALU.COM - Beberapa partai politik mulai bertarung untuk mencari pengganti Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024 mendatang.
Salah satunya Partai Nasdem yang telah mengusung tiga nama, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Sementara Partai Gerindra hampir pasti mengusung sang ketua umum Prabowo Subianto.
Apalagi, saat ini mantan Danjen Kopassus itu memiliki elektabilitas lebih tinggi dari kandidat lainnya.
Baca juga: Siap Ambil Alih Tahta, Sosok Ini Bakal Lengserkan Megawati Soekarnoputri, Nasib Capres PDIP?
partai Gerindra, Nasdem, dan PKB sudah terang-terangan mengumumkan calonnya. Bagaimana dengan PDI-P?
Hingga kini, partai berlambang banteng moncong putih tersebut belum mengumumkan calonnya.
Ditilik dari pencalonan dari Partai NasDem, ada nama Ganjar Pranowo yang merupakan kader dari PDI-P.
Barang tentu, Ganjar dilengserkan oleh NasDem agar dapat menjaga hubungan baik antara Surya Paloh dan petinggi PDI-P.
Apabila hal itu dilakukan, maka tinggal dua sosok yang bakal diusung NasDem yaitu Anies Baswedan dan Jenderal Andika Perkasa.
Sedangkan Ganjar masih mendapat tantangan diusung dari PDI-P, karena petinggi partai seperti Puan Maharani masih berpelung diusung walau elektabilitasnya hanya berkisar saru persen.
PDI-P dipastikan akan menyusung Ganjar Pranowo kalau mau dilihat dari segi elektabilitasnya.
Dikutip dari laman resmi Poltracking Indonesia, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan melibatkan 1.220 orang responden dari 34 provinsi di Indonesia secara proporsional.
Ada beberapa pokok temuan dalam survei tersebut, salah satunya adalah didapat sejumlah figur yang memiliki elektabilitas tinggi dalam bursa pencapresan nanti.
Dari 10 nama yang disodorkan melalui simulasi kertas suara, tiga di antaranya mendapatkan elektabilitas yang cukup tinggi atau di atas 10 persen untuk menjadi calon presiden.
Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Berikut adalah elektabilitas ke-10 nama yang ada dalam simulasi kertas suara:
- Ganjar Pranowo 26,9 persen
- Prabowo Subianto 22,5 persen
- Anies Baswedan 16,8 persen
- Agus Harimurti Yudhoyono 3,6 persen
- Ridwan Kamil 3,4 persen
- Erick Thohir 2,6 persen
- Sandiaga Salahuddin Uno 2,2 persen
- Khofifah Indar Parawansa 2,0 persen
- Airlangga Hartarto 1,8 persen
- Puan Maharani 1,2 persen
Aplagi kini, Partai Gerindra diganda-gandakan akan berkongsi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Djarot Saiful Hidayat mengaku partainya tak mempersoalkan koalisi yang telah dibentuk Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menurutnya koalisi tersebut tak bermasalah bagi PDI-P. Apalagi Gerindra dan PKB sama-sama partai pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Gerindra sama PKB bekerja sama ya bagus-bagus saja. Kan memang harus rukun, harus baik. Kan gitukan. Bukankah Gerindra dan PKB pendukung Jokowi," kata Djarot ditemui di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu (3/7/2022).
Terkait dengan koalisi, Djarot menegaskan kembali bahwa PDI-P tidak mengenal istilah tersebut.
Menurutnya, sistem tata negara di Indonesia adalah presidensial, sehingga tidak dikenal istilah koalisi. "Istilah koalisi itu di sistem parlementer," ucapnya.
Untuk itu, PDI-P tak menggunakan istilah koalisi, tetapi kerja sama politik. Menurut dia, PDI-P tentu akan bekerja sama dengan partai politik lain, termasuk untuk menghadapi Pemilu 2024.
Soal urusan kerja sama, Djarot mengatakan hal itu sudah diserahkan Ketua Umum PDI-P kepada Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Megawati menugaskan Puan untuk membangun kerja sama karena perannya sebagai Ketua DPR.
"Tentunya lebih luas dan semua fraksi-fraksi itu ada di DPR, 9 fraksi. Kemudian ingat bahwa mbak Puan juga ketua DPP bidang politik. Dan mbak Puan juga putrinya ibu Mega," jelas Djarot.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai Puan cukup layak untuk mendapatkan penugasan tersebut.
Lebih jauh, Djarot menuturkan bahwa komunikasi sejauh ini dengan partai politik lain berjalan dengan baik. Termasuk jika dikaitkan kedekatan PDI-P dengan Gerindra.
Namun, Djarot tak bisa memastikan bahwa kedekatan itu sebagai sinyal PDI-P akan bekerja sama dengan Gerindra untuk 2024.
"Kalau PDI-P menunggu lah, ibu ketua umum. Yang sabar sedikit, jangan grusa grusu, jangan kesusu (terburu-buru)," pungkas Djarot.
Sebelumnya diberitakan, Partai Gerindra dan PKB sepakat membangun koalisi untuk Pemilu 2024.
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ketika ditanya kepastian koalisi oleh awak media.
"Koalisi antar partai," kata Dasco dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Kamis (30/6/2022) malam.
Wakil Ketua DPR itu hanya mengucapkan tiga kata tersebut tetapi menegaskan terjadinya koalisi antara Gerindra dan PKB.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan bahwa telah terjadi kesamaan pandang atau persepsi antara partainya dan PKB.
"Tidak ada hambatan, semuanya saling menyamakan chemistry. Semuanya saling menyamakan persepsi," ujar Muzani.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid yakin koalisi yang dibentuk PKB bersama Partai Gerindra bisa menang di Pemilu 2024.
Jazilul merasa optimistis dengan kekuatan gabungan antara PKB dan Gerindra.
"Kita juga berharap ya sebenarnya dengan dua kekuatan yang baru ini, kami punya optimisme," ujar Jazilul dalam keterangan video yang diterima, Jumat (1/7/2022). (*)
(Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com)