Bolehkah Otak Brigadir J Dipindah ke Perut setelah Autopsi? Ini Pendapat Dokter Luar dan Indonesia

Pandangan dokter luar negeri dan dokter Indonesia soal letak otak Brigadir J yang dipindah ke perut setelah diautopsi.

(LOWE PHOTOS)
Ilustrasi - Pandangan dokter luar negeri dan dokter Indonesia soal letak otak Brigadir J yang dipindah ke perut setelah diautopsi. 

TRIBUNPALU.COM - Kondisi jenazah Brigadir J pasca dilakukan autopsi menyita perhatian publik.

Pasalnya setelah diautopsi, otak jenazah Brigadir J dipindah ke perut.

Masyarakat yang mendengar hal ini sontak merasa kaget dan heran.

Lantas bagaimana pandangan ahli terkait hal itu?

Menurut keterangan dr. Michael Sitong Halomoan di laman Alomedika, teknik autopsi dilakukan mulai dari tahap pemeriksaan luar hingga proses pengeluaran organ atau eviserasi.

Baca juga: Brigadir J Ternyata Sempat Nangis di Magelang, Tiga Orang Squad Lama Disebut Malah Menertawainya

Baca juga: Otak Brigadir J Pindah ke Perut, Ternyata Seperti Ini Aturan Peletakan Organ Tubuh pasca Diautopsi

Michael menulis bahwa autopsi mesti dilakukan dengan menghormati jenazah sesuai norma dan etika profesi.

Ia juga menjelaskan, "setelah autopsi selesai, jenazah dikembalikan ke bentuk semula dengan kondisi kosmetik terbaik," tandasnya. 

Sementara itu, Zoe Anne Barcellos via Quora menjelaskan bahwa otak yang dipindah ke perut adalah hal biasa dalam proses autopsi.

Sebagai catatan, dalam bio di laman Quora, Zoa Anne Barcellos mencantumkan status sebagai investigator kematian medikolegal.

Penelusuran profil yang dilakukan KOMPAS TV menunjukkan,  Zoe pernah mengambil studi Speech Communication di Universitas Alaska dan sempat terlibat donasi organ kornea mata.

Adapun Departemen Layanan Peradilan Pidana Virginia Amerika Serikat mencatat Zoe bekerja sebagai polisi di Kota Reno, Nevada, divisi K9.

Sementara terbaru, nama Zoe tercatat mendapatkan sertifikasi sebagai investigator kematian medikolegal dari American Board of Medicolegal Death Investigator (ABMDI).

"Semua organ, termasuk otak, ditempatkan di dalam tas plastik tebal yang disebut tas visera atau 'kantong jeroan'. Dan Anda benar, semua dijahit di dalam perut," terang Zoe.

"Rongga perut dan dada setelah autopsi dalam keadaan kosong, kantong jeroan dimasukkan ke dalam perut, seringkali sebagian masuk hingga ke rongga dada juga. Lalu tulang dada akan ditempatkan di atas dan sayatan berbentuk huruf Y akan dijahit," imbuhnya.

Bentuk huruf Y merupakan salah satu teknik sayatan atau insisi, selain teknik lainnya seperti insisi berbentuk huruf I, insisi U dalam dan insisi kosmetik.

Menurut Zoe, tak ada alasan untuk mengembalikan organ sesuai struktur anatomisnya, termasuk otak, sebab itu akan membuatnya berceceran.

Halaman
12
Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved