12 Hari Usai Banjir Bandang Torue, Anggota DPRD Parigi Moutong: Petani Butuh Benih Padi

TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Anggota DPRD Parigi Moutong I Ketut Mardika mengabarkan kondisi terkini Petani di Desa Torue dan Balinggi usai diterjang Banjir Bandang.

Menurut I Ketut Mardika, Petani Desa Torue dan Balinggi, kesulitan mendapatkan benih padi usai Banjir Bandang.

Selain itu, lahan Petani di kedua desa tertutup lumpur dan tergenang air.

Areal persawahan terdampak Banjir Bandang  seluas 2.786 hektare, tersebar di 2.200 hektare di Torue dan 586 hektare di Balinggi.

“Seluruh Sawah warga tertutup lumpur dan tidak bisa diolah lagi sehingga merugikan petani,” ucapnya kepada wartawan, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Operasi Pencarian 4 Korban Banjir Bandang Torue Ditutup Tim SAR

Kendati demikian, kata I Ketut Mardika, Petani mulai menggarap lahannya setelah perbaikan jalur irigasi.

"Petani membutuhkan benih padi. Bahkan, mereka berani meminjam benih dari petani yang memiliki persediaan lebih untuk menanami kembali sawahnya," ujar Legislator Gerindra Parigi Moutong tersebut.

I Ketut Mardika telah berkomunasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulteng untuk mengadaan benih.

"Mereka mengarahkan ke dinas kabupaten untuk kesedian benih," tuturnya.

Dia berharap, agar pemerintah provinsi dapat mempercepat pembersihan lahan Petani agar perekonomian masyarakat juga tidak terhambat.

Diketahui,  597 Kepala Keluarga dan 55 rumah terdampak Banjir Bandang di Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong mengusulkan anggaran Rp 800 juta untuk masa Tanggap Darurat Bencana.(*)

(*)