Pemilu 2024 Sulteng

Kampanyekan Anwar Hafid di Banggai, Elite Demokrat Sulteng Mardiman Sane: Morowali Buktinya

Menurut Mardiman, keberhasil Anwar Hafid tak dapat disandingkan dengan kepala daerah lain di Sulawesi Tengah, apalagi di Kabupaten Banggai

Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
handover
Mardiman Sane (kiri kopiah hitam) bersama Anwar Hafid di sela-sela pelantikan Pengurus DPAC Demokrat se Kabupaten Banggai di Desa Tirtasari, Kecamatan Toili, Jumat (12/8/2022). (TribunPalu.com/Asnawi Zikri) 

Laporan Jurnalis TribunPalu.com, Asnawi Zikri

TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah Anwar Hafid, jauh-jauh hari telah mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon gubernur pada Pemilu 2024.

Niat politik itu disampaikan Anwar Hafid dalam safari politik di 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah

Termasuk saat momen pelantikan Pengurus DPAC se Kabupaten Banggai yang dipusatkan di Desa Tirtasari, Kecamatan Toili, Jumat (12/8/2022). 

Majunya Anwar Hafid sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah bukan tanpa alasan. 

Baca juga: Partai Demokrat Dorong Marlelah Bertarung di Pikada Donggala 2024

Anggota DPR RI ini ingin mengabdikan diri memajukan Sulawesi Tengah seperti dirinya memajukan Kabupaten Morowali yang saat ini dikenal di dunia internasional sebagai daerah investasi. 

Prestasi Anwar Hafid mengundang banyak perhatian.

Tak terkecuali datang dari Mardiman Sane yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah

"Saya adalah pengagum beliau (Anwar Hafid). Buktinya setelah menjadi bupati 2 periode, Kabupaten Morowali kini tak hanya disorot nasional, tetapi juga dunia internasional," ungkap Mardiman Sane, Sabtu (13/8/2022). 

Anwar Hafid, kata dia, adalah sosok pemimpin yang meletakkan dasar keberhasilan Kabupaten Morowali. 

Menurut Mardiman, keberhasilan Anwar Hafid tak dapat disandingkan dengan kepala daerah lain di Sulawesi Tengah, apalagi di Kabupaten Banggai yang dikenal dengan deerah industri Migas. 

Tetapi Migas di Kabupaten Banggai masuk ranah pemerintah pusat.

Pemerintah daerah memang kebagian dana bagi hasil, itupun tak seberapa dan tidak terlalu berdampak luas ke masyarakat. 

Migas adalah industri padat modal dan tekhnologi, sehingga tidak banyak membutuhkan tenaga kerja. 

Sedangkan nikel adalah industri padat karya yang sangat banyak memerlukan tenaga kerja. Bahkan pekerja dari Kabupaten Banggai ada di Morowali. 

Selain itu, industri nikel di Morowali tidak menelan uang Negara, tetapi uang investor yang dampak ekonominya dirasakan masyarakat Sulawesi Tengah

"Jadi tidak ada yang bisa dibanggakan dari Migas. Banggai kalah jauh dari Morowali," tandas Mardiman. 

Baca juga: Partai Demokrat Ganggu Kandang Banteng di Banggai Jelang Pemilu 2024

Buktinya, beber Mardiman, dari capaian realisasi investasi nasional tahun 2021, Kabupaten Morowali masuk urutan ke 4 sebagai daerah penyumbang terbesar setelah Kabupaten Halmahera Tengah, Kota Surabaya, dan Kabupaten Bekasi. 

Lalu target PAD dari retribusi perpanjangan IMTA di Morowali sebesar Rp 100 miliar pada tahun 2022. Sementara Kabupaten Banggai hanya Rp 2 miliar. Padahal keduanya dikenal sebagai daerah investasi. 

Pada tahun anggaran 2020 saja, Kabupaten Morowali berhasil mendapatkan PAD dari retribusi perpanjangan IMTA sebesar Rp 76 miliar dari target Rp 66 miliar. 

Belum lagi pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Morowali dan Banggai yant terpaut jauh. 

Sejak industri nikel masuk, BPS menunjukkan pada 2020 PDRB per kapita ADHB Kabupaten Morowali melesat cepat. Terbesar di Sulawesi Tengah, yakni Rp 502,4 juta per tahun.  

Posisi kedua ditempati Kabupaten Morowali Utara dengan PDRB per kapita ADHB sebesar Rp 85,51 juta.  

PDRB per kapita ADHB di Kabupaten Banggai tercatat sebesar Rp 71,8 juta. Di Kota Palu, PDRB per kapita ADHB sebesar Rp 60,89 juta.  

PDRB per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk yang didapat dari hasil bagi antara PDRB dengan populasi di suatu wilayah pada tahun tertentu. Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka wilayah tersebut semakin makmur.  

Terbaru, bos Tesla, Elon Musk, dikabarkan telah meneken kontrak membeli nikel dari perusahaan di Morowali. Besaran nilai US$ 5 miliar setara Rp 74,5 triliun (kurs Rp 14.900). 

Kontrak Tesla ini untuk kebutuhan lithium baterai di pabrik mobil listriknya. 

Tak hanya itu, lanjut Mardiman, keberhasilan kepala daerah tidak boleh diukur dari pembangunan yang menggunakan dana APBD atau APBN. 

"Kalau prestasi karena bangun jalan pakai anggaran negara, maka semua orang bisa jadi bupati," kata Mardiman yang akan maju sebagai calon DPR RI Dapil Sulawesi Tengah itu. 

Anwar Hafid juga diketahui sebagai pemimpin yang berani menabrak aturan demi kepentingan rakyat. 

Anwar Hafid saat menjabat Bupati Morowali pernah membangun jalan nasional menggunakan dana APBD kabupaten. 

"Secara aturan itu melanggar, tapi karena rakyat, Anwar Hafid nekat tabrak aturan. Beliau tidak terjerat hukum karena kebijakannya untuk kepentingan rakyat," tegas mantan Wasekjen Garda Pemuda Partai Nasdem tersebut. 

Karena itu, pemimpin yang berani dan pintar seperti Anwar Hafid sangat dibutuhkan untuk menajuan dan kejayaan Sulawesi Tengah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved