Ricuh di Stadion Kanjuruhan

130 Orang Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Ketua PSSI Sulteng Warning Panitia Liga 3

Pria kelahiran 10 Juli 1975 berharap Tragedi Kanjuruhan Liga 1 tidak terjadi di Liga 3 wilayah Sulawesi Tengah.

Editor: mahyuddin
Handover/Humas Pemkot Palu
Ketua Asprov PSSI Sulteng Hadianto Rasyid yang juga Wali Kota Palu menyatakan duka mendalam atas Tragedi Kanjuruhan. 

Kekecewaan para suporter Arema ini pun tak terkendali hingga menyebabkan kerusuhan besar.

1. Suporter Menerobos Masuk Area Lapangan

Kekalahan tim Arema, menyebabkan para suporternya kecewa.

Setelah laga berlangsung, pemain Arema dan Persebaya juga tidak sempat memberikan salam penghormatan.

Suporter yang merasa tak terima pada kekalahan malam itu, mencoba menerobos memasuki area Lapangan.

Dikutip dari TribunJatim.com, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa alasan para suporter Arema FC turun ke lapangan, dikarenakan ingin mencari pemain dan official Arema FC.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," ucap  Irjen Pol Nico Afinta, Malang, Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Bagaimana Nasib Sepakbola Tanah Air Jika FIFA Banned Indonesia Buntut Tragedi Kanjuruhan?

2. Petugas Pengamanan Melakukan Upaya Pencegahan Hingga Menembakkan Gas Air Mata

Para suporter yang rusuh dan mencoba menerobos lapangan membuat para petugas kewalahan.

Mereka tak hanya menerobos lapangan, tetapi juga melakukan perusakan fasilitas dalam lapangan hingga penyerangan pada petugas keamanan yang berjaga.

Akhirnya para petugas mencoba melakukan upaya pencegahan dan pengalihan.

Puncaknya, para petugas keamanan menembakkan gas air mata pada para suporter.

3. Para Suporter Berdesakan dan Kekurangan Oksigen

Penembakkan gas air mata saat itu menyebabkan kepulan asap.

Para suporter pun menumpuk di satu titik dan berdesakan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved