Ricuh di Stadion Kanjuruhan
130 Orang Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Ketua PSSI Sulteng Warning Panitia Liga 3
Pria kelahiran 10 Juli 1975 berharap Tragedi Kanjuruhan Liga 1 tidak terjadi di Liga 3 wilayah Sulawesi Tengah.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Ketua Asprov Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Tengah Hadianto Rasyid menyatakan duka mendalam atas Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan menewaskan 130 orang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (2/10/2022).
“PSSI Sulteng turut berduka. Ini harusnya menjadi pelajaran bagi semua bahwa apa yang terjadi tidak memberikan apa-apa, melainkan duka kepada keluarga,” kata Wali Kota Palu tersebut merespon Tragedi Kanjuruhan via telepon.
“Itu saudara kita, keluarga kita. Bayangkan jika itu anak kita, orang tersayang, orang terkasih kita. Janganlah kita saling merugikan seperti itu. Mari belajar dari luar, bagaimana suporter segitu ramainya namun menerima hasil pertandingan,” ucap Hadianto Rasyid menambahkan.
Pria kelahiran 10 Juli 1975 berharap Tragedi Kanjuruhan Liga 1 tidak terjadi di Liga 3 wilayah Sulawesi Tengah.
Diketahui, turnamen Liga 3 Regional Sulawesi Tengah (Sulteng) Wilayah Timur resmi bergulir di Kabupaten Banggai.
Baca juga: PT LIB Tidak Nurut Berujung Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD: Tiket Dicetak 42 Ribu Lembar
“Saya sampaikan kemarin kepada Komisi Wasit dan pengawas pertandingan menjaga profesionalitas dan objetiktivitas dalam pertandingan. Jangan berpihak sehingga pertandingan tidak netral dan memicu keributan,” jelas suami Diah Puspita tersebut.
Hadianto Rasyid memastikan akan menindaki oknum dalam pertandingan Liga 3 wilayah Sulteng jika terjadi keributan atau adanya ketidakprofesionalan petugas.
“Ini ajang kita untuk bisa masuk Liga 3 dan Liga 2. Ajang anak-anak kita yang berpotensi tampil di panggung nasional. Mari kita saja kondisi ini,” ujarnya.
Dia meminta offisial tim dan suporter agar tidak anarkis dan mengganggu pertandingan agar pagelaran olahraga di Sulteng dapat berjalan dengan aman dan damai.
Kronologi Ricuh
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC VS Persebaya Surabaya berlangsung pada Sabtu (1/10/2022).
Mengutip dari SuperSkor, pada pertandingan itu Arema kalah dari tim Persebaya, dengan skor 3-2.
Kekalahan Arema di kandang sendiri ini menumbulkan kekecewaan pada suporternya.
Para suporter yang tak terima, mencoba menerobos masuk ke lapangan.
Kekecewaan para suporter Arema ini pun tak terkendali hingga menyebabkan kerusuhan besar.
1. Suporter Menerobos Masuk Area Lapangan
Kekalahan tim Arema, menyebabkan para suporternya kecewa.
Setelah laga berlangsung, pemain Arema dan Persebaya juga tidak sempat memberikan salam penghormatan.
Suporter yang merasa tak terima pada kekalahan malam itu, mencoba menerobos memasuki area Lapangan.
Dikutip dari TribunJatim.com, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa alasan para suporter Arema FC turun ke lapangan, dikarenakan ingin mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," ucap Irjen Pol Nico Afinta, Malang, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Bagaimana Nasib Sepakbola Tanah Air Jika FIFA Banned Indonesia Buntut Tragedi Kanjuruhan?
2. Petugas Pengamanan Melakukan Upaya Pencegahan Hingga Menembakkan Gas Air Mata
Para suporter yang rusuh dan mencoba menerobos lapangan membuat para petugas kewalahan.
Mereka tak hanya menerobos lapangan, tetapi juga melakukan perusakan fasilitas dalam lapangan hingga penyerangan pada petugas keamanan yang berjaga.
Akhirnya para petugas mencoba melakukan upaya pencegahan dan pengalihan.
Puncaknya, para petugas keamanan menembakkan gas air mata pada para suporter.
3. Para Suporter Berdesakan dan Kekurangan Oksigen
Penembakkan gas air mata saat itu menyebabkan kepulan asap.
Para suporter pun menumpuk di satu titik dan berdesakan.
Kepulan asap membuat para suporter kekurangan oksigen dan sesak napas.
Kapolda Jatim juga menyampaikan bahwa, tim gabungan yang bertugas sudah berusaha melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit.
Baca juga: 130 Orang Tewas, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Jadi Insiden Mematikan Kedua di Sepak Bola Dunia
4. Korban Meninggal 127 Orang
Sayangnya kejadian malam itu menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, korban meninggal berasal dari pihak suporter dan anggota polri.
Ia menyampaikan bahwa ada 127 orang meninggal dunia pada tragedi kerusuhan malam itu, dan dua orang anggota kepolisian.
Selain itu, ada 180 orang yang masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Seluruh korban yang meninggal dunia, dibawa ke RSSA, dan nantinya akan diserahkan ke keluarga untuk dikuburkan.(*)