Tragedi di Stadion Kanjuruhan
PT LIB Tidak Nurut Berujung Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD: Tiket Dicetak 42 Ribu Lembar
Menko Polhukam Mahfud MD menyayangkan tragedi Ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan ratusan korban jiwa.
TRIBUNPALU.COM - Menko Polhukam Mahfud MD menyayangkan tragedi Ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan ratusan korban jiwa.
Seperti diketaui, hingga saat ini 130 orang dinyatakan meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sementara ratusan korban lainnya mengalami luka-luka masih menjalani perawatan intensif.
Kericuhan berawal dari Aremania ngamuk setelah tim kesayangan mereka kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Baca juga: Buntut Ricuh di Stadion Kanjuruhan, IPW Desak Kapolri Cabut Izin Liga 1 dan Copot Kapolres Malang
Mereka lalu menumpahkan amarah dengan masuk ke lapangan, hal ini memicu polisi turun tangan mengamankan hingga menggunakan tembakan gas air mata.
Ternyata, Tindakan itu justru memperkeruh keadaan, korban jiwa sontak berjatuhan di luar dugaan.
Menurut Mahfud MD, aparat keamanan sebenarnya sudah melakukan antisipasi sebelum pertandingan digelar.
Diantaranya dengan mengusulkan agar pertandingan digeser ke sore hari.
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam),” kata Mahfud MD dalam akun Instagramnya, Minggu (2/10/2022).
Selain itu, aparat keamanan juga meminta agar jumlah penonton disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang.
Tapi usul-usul itu tidak dilakukan Panitia Pelaksana pertandingan, dalam hal ini PT LIB.
“Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” katanya.
Mahfud MD menegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan tersebut bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema.
Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.
“Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter,” katanya