Sulteng Hari Ini

Kolaborasi PT Sygenta dan Wahana Visi Indonesia Buat Pabrik Jagung di Sigi, Berdayakan Difabel

Wujud dari komitmen ketiganya tak hanya dituangkan dalam bentuk panen raya Jagung saja, namun hingga pendirian pabrik.

Editor: mahyuddin
handover
PT Sygenta Seed Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Donggala dan Wahana Visi Indonesia mendorong peningkatan produktivitas Jagung di Sulawesi Tengah. Ketua Kadin Donggala Rahmat Arsyad (Paling kiri) Bahtiar Manadjeng Regional Sales Manager PT Sygenta Seed Sulawesi-Kalimantan (tengah), Kristian Edy Suseno Tim Leader Wahana Visi Indonesia Wilayah Sulawesi (kanan) saat jumpa pers di Kota Palu, Senin (24/10/2022). 

TRIBUNPALU.COM, PALU - PT Sygenta Seed Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Donggala dan Wahana Visi Indonesia mendorong peningkatan produktivitas Jagung di Sulawesi Tengah.

Wujud dari komitmen ketiganya tak hanya dituangkan dalam bentuk panen raya Jagung saja, namun hingga pendirian pabrik.

Pabrik Pemecah Jagung akan diresmikan di Desa Kota Rindau, Kabupaten Sigi, 27 Oktober.

Peresmian pabrik dirangkaikan talkshow dengan menghadirkan stakeholter terkait dan bupati.

Uniknya, pabrik tersebut dioperasikan lima orang difabel.

Regional Sales Manager PT Syngenta Seed Indonesia Wilayah Sulawesi dan Kalimantan Bahtiar Manadjeng menyebutkan, pemdampingan difabel telah berjalan sejak 2018 di Sulteng.

"Ada 20 petani difabel kami bina di Napu Poso, 15 aktif bekerja diladang, lima harus dibantu orang lain untuk keluar rumah," tutur Bahtiar dalam jumpa persnya di warung kopi Jl Masjid Raya, Kota Palu, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Jagung Nasional untuk Penuhi Kebutuhan Nasional dan Ekspor

"Pendampingan difabel ini perdana di Indonesia. Dan produksi dari lahan mereka mencapai lima ton per hectare, lebih banyak dari petani normal yang hanya 1-2 ton per hectare,” jelasnya menambahkan.

Dia menambahkan, potensi komuditi Jagung Sulawesi Tengah sangat besar dan masih bisa berkembang.

“Di pulau Sulawesi, Sulsel urutan pertama luas lahan Jagung dengan angka 400 hektare, kemudian Gorontalo 130 ribu hectare. Sulteng 6 tahun lalu masih bermain di 30 ribu hektare dengan produksi hanya 2-3 ton per musim,” papar Bahtiar.

Dia menjelaskan, luas lahan Kakao Sulteng sangat besar namun produksinya terus berkurang seiring usia lahan yang menua.

Jika, sebagian lahan Kakao di Sulteng dialihkan ke Jagung, maka perekonomian petani bisa lebih besar.

“Luas lahan Kakao di Sulteng 295 ribu hektare, jika separuhnya saja dialihkan ke Jagung, maka akan berdampak pada perekonomian petani di sini,” ujarnya.

Ketua Kadin Donggala Rahmat Arsyad menambahkan, permintaan Jagung di pasar mencapai 19 ton per hari, namun Sulawesi Tengah hanya mampu menutupi 2-3 ton saja.

Baca juga: Luncurkan Jagung Smart 4.0, Kadin Donggala: Empat Bulan Lalu Tempat Ini Hanya Tanah Kosong

Jika luas lahan tertutupi dan kebuthan petani dipenuhi, maka petani Sulteng bisa keluar dari kemiskinan, sesuai misi gubernur Sulteng.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved