OPINI
Seruan R20 'Agama Sebagai Solusi Krisis Global' Bertentangan dengan Realita
Dan sekilas forum R20 ini nampak luar biasa karena segala permasalahan kehidupan solusinya kembali kepada agama.
Oleh: Binti Hidayah SE, Pemerhati Sosial
FORUM Religion Twenty (R20) adalah salah satu rangkaian kegiatan KTT G20 yang dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada 2-3 November 2022.
Pertemuan ini menghadirkan beberapa tokoh-tokoh agama dunia yang membahas peran serta kontribusi agama dalam menyelesaikan krisis global.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, forum R20 diharapkan mampu menghadirkan solusi bersama dalam menghadapi persoalan bersama yang sedang dihadapi dunia.
Menurutnya, Agama-agama dunia harus menjadi solusi terhadap sejumlah masalah global. Berharap forum ini menemukan formulasi Bersama.
Sebelumnya Ketua Lembaga Komunikasi dan Informasi PBNU, Ishaq Zubaedi Raqib mengatakan, pertemuan R20 memobilisasi para pemimpin dan pemuka agama di dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai solusi sejati dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah pada abad ke-21.
Dia mengungkapkan, tujuan utama penyelenggaraan R20 adalah untuk mencegah isu identitas yang digunakan sebagai senjata, membatasi penyebaran kebencian kelompok, serta melindungi masyarakat dari kekerasan dan penderitaan akibat konflik, Republika.co.id.
Dengan tujuan utama menyelesaikan permasalah global yang terjadi saat ini, seperti adanya konflik Rusia dan Ukraina, Resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi di tahun 2023, dan lain sebagainya.
Maka kegiatan forum R20 mendapatkan sambutan baik dari banyak pihak. R20 bagian penting dari G20. Suksesnya R20 merupakan sukses Republik Indonesia sebagai Presidensi G20.
Apalagi, sebagian besar para pembicara pimpinan agama, dan tokoh agama yang berpartisipasi berasal dari anggota G20.
Oleh karena itu, forum R20 merupakan perhelatan yang penting bagi Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 sekaligus negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Saya sangat setuju dengan pemikiran bahwa agama dijadikan sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalah global.
Dan sekilas forum R20 ini nampak luar biasa karena segala permasalahan kehidupan solusinya kembali kepada agama.
Tapi pertanyaannya, landasan yang seperti apa yang dipakai dalam forum R20? Dan apakah benar gagasan dalam forum R20 sesuai dengan realita yang terjadi saat ini? Akan tetapi jika kita telisik lebih dalam lagi akan nampak perbedaan realita yang terjadi selama ini dengan apa yang telah disampaikan dalam forum R20.
Alasan seperti ini bukan berarti tanpa bukti.
Pada faktanya ketika mendakwahkan Islam kaffah sebagai solusi permasalahan yang terjadi saat ini, disertai bukti bagaimana peradaban Islam pernah memimpin dunia selama 14 abad lamanya dengan menorehkan kegemilangannya, malah diperkusi, dianggap sebagai radikal dan intoleran.
Ketika berusaha menerapkan syariah Islam dengan menyuarakan berbusana baju muslim di sekolah dianggap paksaan dari sekolah, sehingga muncul cuitan-cuitan "sekolah negeri, bukan sekolah Islam" sehingga menggunakan kemeja dan rok panjang bagi siswi berjilbab adalah pilihan" dan ketika berusaha mewajibkan kepada muridnya menutup aurat muncul narasi "sekolah jadi arena intoleransi" (BBC.com) bukankah dari segi sini sudah nampak sekali, menutupi aurat suatu kewajiban bukan pilihan.
Bahkan banyak umat Islam yang dicurigai sebagai teroris hanya dilihat dari pakaian yang dikenakan yaitu celana cingkrang dan cadar Wartakotalive.com.
Belum lagi ketika ulama yang mengkritisi sistem pemerintahan saat ini mendapatkan label ulama radikal. Apa pun peristiwanya, radikalisme biangnya.
Bahkan, kepala BNPT menyebut bahwa intoleransi, radikalisme, dan terorisme adalah virus berbahaya dan mengancam NKRI
Di samping itu landasan dalam menjalankan pemerintahan saat ini menggunakan sistem sekuler kapitalis, yang mengadopsi pemikiran-pemikiran dari barat, sehingga aturan yang dipakai bukan berdasarkan dari Allah SWT, melainkan aturan yang dibuat manusia yaitu berupa UU. Padahal sejatinya krisis global yang terjadi saat ini akibat dari penerapan sistem sekuler, yang mana sistem ini berusaha untuk memisahkan aturan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Boleh membawa agama asal di ranah ibadah ritual saja, bukan ranah kehidupan sehari-hari apalagi dalam bernegara.
Jadi, dapat disimpulkan akar permasalahan krisis global dalam segala bidang yaitu penerapan sistem sekuler.
Sehingga apapun bentuk solusinya, berapapun biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan krisis global, seberapa banyak dukungan dari negara-negara lainnya, tidak akan menyelesaikan permasalahan.
Yang ada malah menambah kekacauan. Bagi Barat, ideologi Islam adalah ancaman bagi sekularisme.
Untuk itulah mereka selalu membangun narasi dan mengaruskan opini terorisme dan radikalisme agar berkelindan dengan Islam.
Umat Islam semestinya waspada dengan propaganda ini, bukan malah menjadi pengusung dan penyemarak propaganda Barat yang bertujuan merusak Islam.
Sungguh paradoks, Seruan Menjadikan agama sebagai solusi bertentangan dengan realita yang ada.
Nyatanya ketika umat Islam ada yang menyerukan ingin menjadikan Islam sebagai solusi global tetapi menolak syariat Islam kaffah dalam politik, ekonomi, pemerintahan, pendidikan dan lain sebagainya.
Sehingga muara dari pembentukan R20 tidak lain moderasi beragama, dengan tercapainya moderasi beragama, semakin mengkerdilkan aturan Islam.
Ya, Islam dikenal oleh pemeluknya sendiri hanya sebagai agama yang mengatur ibadah ritual saja, jadi jangan heran jika kerusakan, kriminalitas dimana-mana, karena aturan Allah SWT hanya ada di masjid, bukan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, saatnya umat harus sadar bahwa solusi yang ditawarkan dalam forum R20 adalah proyek barat untuk mereduksi syariat Islam kaffah.
Lantas bagaimana cara menangani masalah global saat ini?
Menyerukan solusi global dengan Islam itu hal bagus. Tapi, tidak ada campur tangan dengan pemikiran Barat atau menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kaffah).
Ketika Islam berusaha diformulasikan menurut sudut pandang sekuler, maka Umat Islam akan kehilangan jati dirinya sendiri.
Karena dalam menjalankan kehidupan sehari-hari akan ternodai oleh pemikiran sekuler yang berusaha menjauhkan kehidupan dari agama.
Padahal Islam memiliki pandangan hidup khas, yang dari akidah ini lahir aturan-aturan cabang, yaitu sistem politik, pemerintahan, ekonomi, sosial masyarakat, pergaulan, sanksi, serta pertahanan dan keamanan.
Dengan kata lain, Islam memenuhi semua cakupan sebagai sebuah ideologi, yaitu falsafah hidup yang memiliki sistem untuk diterapkan.
Islam adalah agama sempurna dan merupakan ideologi yang memiliki fikrah (pemikiran/ide dasar) dan tarekat (thariqah atau metode) dalam menerapkan fikrah.
Saat ini, Islam tidak memiliki kekuatan karena umat Islam belum menjadikannya sebagai pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan dan dipandang selayaknya agama lain yang mengatur ibadah ritual semata.
Saatnya umat mengganti pemikiran sekuler menjadi Islam kaffah, bahwa Islam telah sempurna dan mampu menjadi solusi bagi kehidupan.
Tapi karena mengakarnya pemikiran Sekuler pada Umat, membuat Islam menjadi asing bagi pemeluknya sendiri.
Sekularisme berhasil membuat umat Islam menjadi Islamophobia terhadap agamanya sendiri.
Islam hanya dijadikan simpatisan menarik massa ketika menjelang pemilu, Islam hanya dijadikan ceremonial ketika sumpah pelantikan jabatan.
Jadi yang seharusnya kita lakukan membuang pemikiran Sekuler kapitalisme, dengan mengambil kembali aturan Islam secara kaffah.
Tidakkah kita merindukan tentang kedamaian, kesejahteraan, dan keadilan seperti layaknya sejarah kebangkitan Islam sebagai pemimpin dunia di masa lalu?