Sulteng Hari Ini

Yayasan Tanah Merdeka Duga Hal Ini jadi Penyebab Ledakan Tungku Smelter PT GNI

Yayasan Tanah Merdeka menduga faktor kurangnya pasokan air menjadi penyebab ledakan tungku 2 smelter milik PT Gunbuster Nickel Investment (GNI) di Kab

Editor: Haqir Muhakir
Dok Pribadi
Direktur Pelaksana Yayasan Tanah Merdeka Richard Fernandez Labiro 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Yayasan Tanah Merdeka (YTM) menduga faktor kurangnya pasokan air menjadi penyebab ledakan tungku 2 smelter milik PT Gunbuster Nickel Investment (GNI) di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

Ledakan tungku smelter tersebut memicu kebakaran hebat hingga mengakibatkan dua pekerja tewas mengenaskan pada 22 Desember 2022.

"Kami menduga, karena kekurangan pasokan air untuk mendinginkan mesin smelter sehingga mesin makin panas karena kerja mesin yang tak berhenti. Kami menolak dugaan kelalaian kerja yang sering disampaikan oleh Pemerintah," ujar Direktur Pelaksana Yayasan Tanah Merdeka Richard Fernandez Labiro, Senin (26/12/2022).

Sejak diresmikan akhir 2021, Richard menyebut perusahaan tenant di Kawasan Industri PT Stardust Estate Invesment itu berencana memproduksi 1.800.000 ton ferronickel per tahun.

Karena target produksi yang tinggi, sehingga membutuhkan kecanggihan alat produksi di setiap lini pabrik smelter.

Sebanyak 24 lini smelter akan berdiri di kawasan PT Stardust dan dikelola PT GNI sehingga mensyaratkan tenaga kerja yang melimpah.

"Modal yang dihabiskan untuk pembangunan lini pabrik smelter di kawasan terpadu industri ini senilai Rp 42,9 triliun. Bukan uang yang sedikit dalam mengakumulasi modal dan tentunya dibutuhkan segala sarana dan prasarana penunjang salah satunya pabrik," kata Richard.

Di pabrik smelternya, PT GNI mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (tungku listrik).
Mesin ini didatangkan khusus dari China karena proses pengerjaan bisa lebih cepat sehingga dibutuhkan skill untuk mengoperasikannya.

Terkait hal tersebut, Yayasan Tanah Merdeka menyoroti sejumlah hal pascainsiden ledakan tungku 2 smelter milik PT GNI.

Pertama, ada pengaruh tingginya waktu kerja ditambah beban kerja yang meningkat untuk mengejar target produksi.

Sementara, mesin produksi terus bergerak dengan buruh yang bekerja secara bergantian atau shift.

Richard mengatakan, pihaknya pernah menyelidiki dampak tergenangnya rumah warga di Dusun Trans Desa Bunta pada Januari-Maret 2022.

Penyebab dari terjadinya banjir akibat PT GNI memblokir Sungai Lampi untuk kebutuhan agar air sungai mampu mendinginkan mesin smelter.

Terakhir, Yayasan Tanah Merdeka menilai Kecelakaan kerja diakibatkan tingkat eksploitasi kerja yang mengurangi waktu istirahat dan juga sistem manajemen Departemen hingga Divisi dalam hirarki kerja yang memiliki kewenangan berbeda dalam mempekerjakan buruh.

"Kami mendesak Pemerintah mengevaluasi tata kelola di kawasan industri. Kedua, Pemerintah mesti mendesak PT GNI untuk bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa dua buruh yang tewas dan jangan sampai perusahaan menghindari pertanggungjawabanya. Serta mengurangi beban kerja dan jam kerja yang melebihi ketentuan yang diatur dalam perundang-undangan," tutur Richard.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved