Morowali Hari Ini

Olah Nikel Rendah Karbon, PT Vale Perusahaan Tambang Pertama Pakai Green Smelter di Morowali

Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

Editor: mahyuddin
TribunPalu.com/Rian
Proyek penambangan dan pengelolahan nikel terintegrasi di blok Bahomotefe, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali mulai dilaksanakan, Jumat (10/2/2023). 

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI - PT Vale mengembangkan Proyek pertambangan pengelolaan nikel rendah karbon di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Proyek itu akan digerakkan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) merupakan hasil patungan dari dua mitra PT Vale yaitu TISCO dan XIANHAI yang membangun serta mengoperasikan Smelter.

Blok Bahodopi akan menelan investasi Rp37,5 triliun dan menyerap tenaga kerja 15 ribu saat pembangunan dan 3.700 pekerja saat pabrik dan tambang beroperasi.

Blok Bahodopi ada dua titik, penambangan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur.

Sementara Smelter berada di kawasan yang dikembangkan PT Anugrah Tambang Industri (ATI) di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir.

Dalam proyek itu, PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan.

Sementara PT BNSI akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.

Baca juga: Nilai Inverstasi PT Vale Indonesia di Morowali Rp 37,5 Triliun, Target 73 Ribu Ton Nikel Pertahun

Menko Airlangga Hartarto menyebut, proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining," ucapnya.

"Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik,” ucap Menko Airlangga.

Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

Didukung sumber listrik dari gas alam, akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini.

Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33 persen pada tahun 2030.

“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah. Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali," ucap Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved